11 ; sebelas

3.3K 649 247
                                    


Kemeja putih milik Taehyung tentu ditaburi harum wangi ciri khas dari laki-laki itu. Ukurannya yang oversize berhasil menenggelamkan tubuh mungil Eunha yang agak berisi. Satu hal yang berbahaya, tak ada celana sebagai bawahan. Eunha sedikit tidak nyaman tentang fakta---bahwa ia hanya memakai pakaian dalam yang dibalut kemeja oblong itu saja.

"Sudah bangun?" Taehyung menyapa dari arah meja pantri sembari mengangkat dua piring berisi nasi goreng. Membawanya ke meja makan disajikan bersama minuman dalam teko kaca bening.

Celemek hijau tosca yang masih menempel sempurna sekaligus menyapa dengan senyuman super menawan, semua itu tak lepas dari tatapan takjub Eunha pagi ini. Seperti melihat sosok pangeran. Taehyung sangat indah dengan garis rahang tegas dan alis tebalnya hitam menggelap. Sebuah mahakarya milik sang pencipta.

"Kau memasak?" Bertanya lantaran tidak percaya. Melihat Taehyung bisa melakukan segalanya, terbesit dalam benak gadis Lee itu. Bagaimana Eunha merutuki pria sebaik Taehyung harus bercerai dengan sang istri. Gila sekali sih pastinya.

"Heum." Angguknya mengiyakan. "Aku membuat sarapan. Milly akan pulang pagi ini." Taehyung mendapat kabar semalam jika Milly akan di pulangkan pagi-pagi sekali.

"Aku tidak sabar bertemu dengannya-" belum beberapa detik bicara. Bel rumah terdengar. Bunyinya membuat Eunha nampak antusias. "Biar aku saja yang membuka pintunya, oppa." Menawarkan diri sendiri agar bisa secepatnya bertemu Milly.

Langkah Eunha bergegas, tergesa menuju pintu utama. Bertemu Milly adalah sebuah kesenangan yang Eunha dapat akhir-akhir ini. Gadis kecil yang membuatnya jadi sangat menyayangi Milly.

Suara dibalik pintu menghentikan langkah kaki Eunha. Lama menjalin hubungan, tentu ia tahu siapa pemilik suara maskulin yang terdengar merdu sekalipun sedang tidak bernyanyi.

Dua orang dewasa sedang bicara bersama sembari menunggu pintu dibuka. Tadinya berniat menyapa Milly, tetapi Eunha mengurungkan niat. Hatinya sudah terlanjur sakit mengetahui fakta bahwa Jungkook datang pagi-pagi seperti ini bersama Milly dan---Fiona.

Taehyung datang lantaran merasa pintu utama tak kunjung dibuka sedang bunyi bel terus menggema. Saat beralih ingin membuka pintu, Eunha tiba-tiba izin pergi ke toilet karena sakit perut. Ia juga menyuruh Taehyung untuk tidak menunggunya. Hal itu tidak mendapat pandangan curiga dari Taehyung. Setelah Eunha pergi, pintu utama rumah benar-benar Taehyung buka dengan ekspresi cukup datar.

"Daddy. I miss you." Milly segera memeluk erat-erat. Taehyung yang juga sudah rindu dengan enteng menggendong tubuh Milly, diangkat hingga lengan mungil gadis kecil itu melingkar sempurna pada leher Taehyung, seakan Milly memang tidak begitu berat. Nyatanya memang tubuh kecil itu seringan kapas.

Fiona tersenyum agak canggung. Tak ada moment romantis yang tercipta dari keluarga itu lagi. Taehyung hanya tahu ia berselingkuh dan langsung menggugat cerai. Tanpa mendengar sedikitpun penjelasan dari Fiona tentang kebenaran.

"Masuk lebih dulu dan kita sarapan bersama-" Taehyung mempersilahkan. Sebagai tuan rumah, ia tidak keberatan jika Fiona dan lelaki yang ia kenal bernama Jungkook ikut sarapan bersama.

Sekarang Taehyung dapat menebak, hubungan antara Eunha dan lelaki Jeon itu berakhir karena keduanya punya masalah cukup besar.

Fiona sendiri tidak mengerti, apakah Taehyung memang tidak tahu siapa laki-laki yang difitnah telah berselingkuh dengannya waktu itu. Jelas-jelas hari itu ia, Jungkook dan teman yang lain berlibur bersama.

Fiona menatap Jungkook guna memastikan. Lelaki yang sudah mengantarnya dan Milly itu hanya diam, tak acuh. Jungkook masih cukup kesal mengetahui jika mantan suami Fiona rupanya mengenal Eunha dan kerap bertemu akhir-akhir ini.

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang