30 ; tiga puluh

4.8K 553 285
                                    


"Ah! Eonni itu! Ya! Dia ularnya!!!" Jihan antusias ditempatnya menunggu. Mengabaikan Soobin yang nampak tidak mengerti. Ia tahu sang kakak memiliki kejutan untuk salah satu tamu. Hanya saja Soobin tidak mengenali wajah tamu tersebut.

"Yang mana?" Lensa mata Soobin menangkap satu persatu tamu perempuan yang kebetulan baru hadir.

Jihan menunjuk ke salah satu wanita memakai gaun merah sepanjang mata kaki. Melihat wajah cantik Soohe. Seketika Jihan berdecak. "Untuk apa cantik di wajah tapi tidak di hati? Dasar manusia jahat!" Kepolosannya disambut hangat oleh Soobin. Suka dengan gadis yang seperti Jihan. Jadi gemas, Soobin ingin sekali memiliki. Bisa tidak langsung diambil saja?

"Jadi dia orangnya? Menurutku tidak tampak cantik. Hanya Jihan yang tercantik disini." Menggoda Jihan jadi hobi tersendiri bagi Soobin. Ia lebih tua dua tahun dari gadis satu ini. Namun karena tertinggal kelas dua kali. Soobin belum lulus sekolah menengah atas sampai sekarang.

Jihan tertawa sambil sebelah tangan sudah memukul dada bidang Soobin. Ya, cukup bidang karena walau pemalas dalam mata pelajaran sekolah, namun Soobin tetap rajin berolahraga. Jungkook adalah role model Soobin guna mendapatkan bentuk tubuh kekar ideal.

Jihan berdecak lalu menggelengkan kepala. Mata sipitnya semakin menyipit membentuk bulan sabit. Jihan tahu jika lelaki Lee satu ini hanya menggombal.

Jihan memberi pesan pada tim yang sudah digerakkan sebelumnya. Mereka bersiap menunggu waktu paling berharga bagi hidup Lim Sohee. Saat dimana kejahatan yang ingin wanita itu lakukan akan terjadi sungguhan. Ya, dalam hidupnya Sohee sendiri.

Pintu ballroom terbuka menyambut Sohee beserta suami. Memiliki lelaki cukup berpengaruh. Itulah alasan Sohee sangat bahagia dan punya sikap angkuh baik ketika mengajar di kampus, maupun di tempat lain.

Perhiasan mahal menempel sempurna di leher putih Sohee. Pamer pada banyak orang akan membuat kesenangan tersendiri bagi Sohee. Pandangan wanita itu akhirnya tertuju pada Eunha. Pemeran utama di pesta pernikahan malam ini.

'Sial! Gaun itu!!!' Sohee menggerutu mendapati gaun yang Eunha kenakan adalah gaun tercantik yang pernah ia lihat. Bahkan saat pernikahannya dahulu, tidak terbanding dengan gaun yang Eunha kenakan sekarang. 'Padahal wajahnya biasa saja. Jungkook pasti buta menikahi babi betina seperti dia.' Batin Sohee ketus.

Hanya melihat gaun saja Sohee sudah merasa panas hati. Sekarang lebih jengkel mendapati ruang ballroom super megah itu indah bagai di negeri dongeng. Ada air mancur dihiasi oleh krystal es, miniatur berkilauan di atas langit-langit gedung, pohon yang di dekor sangat rapi juga biaya yang tak sedikit, makanan, tata meja, chef yang hilir mudik membawa menu di nampan, pelayan berseragam mahal, serta alunan melodi yang nyaris memanjakan telinga Sohee. Decak kagum itu tak bisa berhenti.

Ini lebih dari sempurna. Sohee mengakui pestanya luar biasa. Tapi tidak untuk mempelai wanitanya.

"Aku ingin memberi mereka selamat. Ayo-" Lim Seungjo sang suami mengajak Sohee agar ikut bersama memberi ucapan selamat. Seungjo melihat ke arah Jungkook dan Eunha yang masih menikmati berbincang dengan tamu-tamu penting lain. Pasangan bahagia hari ini yang menempuh hidup baru.

"Kau saja, ya? Nanti aku bisa menyusul." Dustanya beralasan. Sohee justru tidak sudi berhadapan dengan Eunha untuk sekarang. Ia bahkan hadir lantaran suaminya salah satu kenalan bisnis ayah Jungkook.

Seungjo mengiyakan. Percaya begitu saja. Tahu jika istrinya memang sangat baik. Semua yang ia lihat pada Sohee sungguh terbaik.

Langkah Seungjo hampir tiba di posisi Eunha dan Jungkook berdiri. Namun seketika suara dari atas panggung menghentikan niat Seungjo menyapa. Padahal sedikit lagi, beberapa langkah lagi ia berhasil bergabung dalam obrolan seru dengan pengantin baru.

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang