25 ; dua puluh lima

3.5K 632 281
                                    


"Kamar villa hanya ada empat. Tentu saja aku dan Jimin suamiku satu kamar. Jungwon dan Soobin bisa satu kamar. Lalu Jihan dan Eunha akan satu kamar-"

"Jadi hanya aku yang akan tidur sendirian?" Jungkook memotong ucapan Eunbyul saat semua orang sudah duduk di meja makan.

Hidangan yang tersaji telah ludes terjamah oleh perut lapar Soobin. Semua orang juga ikut makan, namun tidak sebanyak yang masuk ke dalam lambung milik Soobin. Raja dari segala jenis makanan. Soobin maniaknya.

"Jihan tidak apa kok, kalau yang harus tidur sendirian." Ungkap Jihan mengalah.

"Ah tidak! Noona tidak boleh tidur dengan laki-laki sebelum dia menikah. Ayah selalu menegaskan padaku agar aku menjaganya dimanapun dan bagaimanapunhhmpph-" potongan daging masuk sempurna ke dalam mulut Soobin. Kalimatnya juga terpotong, dan kali ini masih sama. Jungkook yang melakukannya.

"Diamlah. Lebih baik kau makan. Mulutmu itu berisik." Jungkook masih belum bisa menerima. Ia datang jauh-jauh bahkan membeli villa ini agar bisa dinikmati bersama Eunha. Dan sekarang, setelah mereka resmi kembali menjalin hubungan, Jungkook tidak mendapat harapan yang sempat ia impikan itu.

"Hyung, kalau kau takut tidur sendirian. Biar aku saja yang tidur sendiri. Kau bisa bersama Soobin." Jungwon sebenarnya tahu makna dibalik rasa tidak terima sang kakak harus tidur sendiri. Namun, ia hanya ingin membuat Jihan kekasihnya tidak tercemari oleh pemikiran orang-orang dewasa.

Jungwon tahu, Jihan rela mengalah karena gadis itu berpikir Jungkook sungguh-sungguh takut tidur sendirian. Jika ditemani Eunha, setidaknya akan punya teman sekamar. Nyatanya, Jungwon bahkan sekarang ragu, apakah kakak laki-lakinya itu bisa menahan hasrat yang sudah lama sekali terpendam sejak putus hubungan.

Jungwon melihat di koper milik Jungkook. Ada beberapa pengaman yang ia sendiri cukup tahu walau belum pernah mencobanya.

"Apa Jungkook oppa memang sepenakut itu? Tidur sendiri saja tidak berani?" Bisik Jihan ditelinga Eunha. Gadis itu dengan sangat polos memasang ekspresi cemas menatap ke arah Jungkook.

Mungkin bagi anak kecil yang masih berumur lima tahun. Tidur sendirian di villa sebesar ini pasti terasa menakutkan. Tapi Jungkook? Yang bahkan lebih dewasa darinya. Jihan tidak habis pikir. Gadis itu kembali menggelengkan kepala.

Eunha dibuat tertawa. Lucu rasanya jika kebenaran tentang 'Jungkook yang takut tidur sendirian' adalah nyata.

Terlalu gemas dengan Jihan. Tangan Eunha refleks mengusap puncak kepala gadis Kim itu dengan penuh kelembutan.

"Maklumi saja. Dia memang penakut. Dengan hantu apalagi-"

"Lee Eunha! Aku mendengarnya, sayang." Jungkook semakin kesal dengan guyonan seperti ini. Sulit memang jika mengajak para bocah ingusan pergi berlibur dengan orang dewasa. Ujung-ujungnya akan jadi begini.

Diantara banyak orang, ia yang harus kembali menjadi paling menyedihkan.

Jungwon ikut tertawa tidak bisa menahan rasa menggelitik di dalam perutnya. Ia tidak peduli jika kakaknya juga akan kesal dengannya. Toh, mereka memang sudah sering bertengkar sejak kemarin-kemarin.

"Oke, jadi sudah diputuskan. Jungkook-ah, kau akan tidur sendiri. Di kamar lantai atas. Satu-satunya kamar yang terletak disana. Sedang yang lain akan tidur di tiga kamar lantai bawah." Jimin yang tertua. Ia berhak memutuskan sekalipun villa ini memang milik Jungkook.

"Terserah!" Seru Jungkook malas. Sudah tidak tertarik dengan liburan kali ini.

"Kenapa jadi hyung yang marah-marah? Seharusnya hyung senang. Tidur sendiri artinya bisa bebas karena tidak berbagi ranjang dengan yang lain." Masih menyulut api emosi dari Jungkook. Rasanya hambar bagi Jungwon jika tidak menjahili kakaknya barang satu hari saja.

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang