4 ; empat

4.6K 838 486
                                    


Akhirnya bisa update lagi!!! Rindu dengan kalian disini, hehee. Masih setia nunggu kelanjutan Teacher Lee!!! Kan? Yuk, kayak biasa, ramaikan part ini lagi. Semangat yah! Makasih buat voument kalian di part sebelumnya. Happy reading!!!

- - -

"Hyung, nenek meninggal sore ini di rumah sakit. Bisa datang kemari secepatnya?"

Kali ini Jungkook merasa bersalah tidak melihat sang nenek pada detik-detik terakhir beliau hidup. Menyesal lantaran tak ikut berkunjung ke rumah sakit. Ia seperti cucu yang kurang ajar pernah meledek penyakit yang nenek derita. Jungkook berharap, sang nenek tidak gentayangan dan datang ke kamarnya tengah malam menghantuinya.

Telepon dari Jungwon langsung dimatikan. Pandangannya tertuju ke arah depan, Eunha masih berdiam diri tidak bicara apapun. Hanya matanya yang bulat sesekali menatapnya tidak minat.

Gadis itu ikut heran melihat ekspresi Jungkook seketika berubah menjadi gelisah. Dari tadi ia tidak menggubris apapun yang Jungkook bicarakan. Sudah tahu bahwa mantan kekasihnya itu sedikit tidak waras sejak ia mengakhiri hubungan.

"Sayang-" Jungkook refleks karena terlalu gusar. Kemudian meralatnya cepat. "Maksudku, Teacher Lee, sepertinya sore ini jadwal mengajar les Jungwon ditunda."

"Kenapa?"

"Nenekku yang masuk rumah sakit baru saja meninggal. Sepertinya aku harus kesana secepatnya. Kau mau ikut?"

Eunha ragu ingin menjawab. Jika ia bilang tidak, apakah akan baik-baik saja? Jika menjawab iya, Jungkook pasti besar kepala.

Langit senja semakin memerah, warna oranye nya nampak memanjakan mata. Eunha terhipnotis dengan hal itu, lantas mengangguk pelan sebagai jawaban.

Bagaimanapun, ia mengenal baik nenek Jeon. Dulu saat masih menjadi kekasih Jungkook, dirinya kerap diajak berkunjung ke rumah nenek Jeon dan membuat kimchi bersama-sama. Tidak menduga umur nenek Jeon begitu cepat. Padahal seingat Eunha, nenek Jeon masih berusia 68 tahun.

"Tunggu disini, aku ambil jaket dan kunci mobil dulu."

Hanya membutuhkan waktu lima menit untuk itu. Jungkook kembali dengan setelan yang lebih rapi. Harum parfum yang dikenakan membuat Eunha mengingat aroma menyegarkan ciri khas lelaki itu, dari dulu tidak pernah berubah. Aroma yang sempat ia rekomendisikan. Jungkook masih setia dengan parfum itu rupanya. Padahal sudah dua tahun sejak hubungan berakhir.

Lama tidak bepergian bersama. Sekarang jantung berdebar seperti awal pertama bertemu. Eunha duduk disamping kursi kemudi. Dalam hati masih membatin, apakah ini nyata? Dirinya bisa kembali dekat lagi dengan laki-laki yang pernah membuatnya kecewa.

Keseriusan Jungkook mengemudi hanya menciptakan keheningan. Bersikap lebih dingin yang malah membuat Eunha semakin gugup. Melirik sebentar dari samping, Jungkook terlihat tampan sekali sedang menyetir mobil seperti ini.

"Iya, aku tahu aku memang tampan. Jangan dilihat terus, nanti kau naksir lagi."

"Ck-" Eunha berdecak sebal. Tingkat kepercayaan diri Jungkook tidak pernah memudar sedikitpun.

Pikiran Eunha kembali berputar ke masa lampau. Tentang perempuan yang pernah Jungkook peluk saat berlibur di sebuah pulau. Seumur hidup, Eunha belum pernah bertemu dengan perempuan itu. Entah berasal dari mana, Eunha tidak suka sekali tentang itu. Semua hancur karena kejadian itu juga.

"Pacarmu tidak marah kan, aku menculikmu ke rumah sakit sebentar."

"Aku tidak punya pacar."

"Tidak punya pacar? Apa mungkin sudah tunangan? Atau calon suami?" Jungkook memulainya lagi. Memancing keributan yang sedari tadi Eunha wanti-wanti.

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang