"Bibi, Jungkook selalu mengganggu. Kalau begini kapan kue ulang tahun Jungwon selesai." Dapur milik keluarga Jeon agak berantakan hari ini. Hari ulang tahun Jungwon yang ke dua belas.Tuan Jeon sedang mengajak putra bungsunya berkeliling ke sebuah tempat. Sampai dimana waktu kejutan dimulai. Rencana Eunha, Jungkook dan nyonya Jeon ingin memberi kejutan pesta kecil untuk Jungwon.
"Kenapa kau menggemaskan sekali kalau marah, heum?" Jungkook memang nakal. Sekalipun di pukul hebat oleh tangan kotor Eunha yang dilumuri adona tepung, laki-laki itu tetap saja memeluk dari belakang, menyenderkan dagunya tepat dibahu Eunha.
Bermanja-manja dihadapan sang ibu. Itu bukan hal asing. Mereka sudah biasa mengumbar kemesraan di depan anggota keluarga sendiri.
"Kook, berat! Dagumu seperti pisau! Tajam!" Eunha menggerakkan sebelah bahunya agar Jungkook enyah. Ia terganggu oleh tubuh milik Jungkook yang menyender padanya. Membuat rasa pegal hadir padahal sedang tidak melakukan pekerjaan berat.
"Ingin punya berapa anak nanti setelah menikah?"
"Berapapun asal itu anakmu, Jeon." Eunha menjawab cepat. Sebenarnya tidak begitu fokus karena ia mendapat tugas dari nyonya Jeon untuk mengolah adonan kue ulang tahunnya.
Hatinya bahagia. Jungkook tersenyum. Tangan itu melingkar di pinggang ramping sang gadis. Salah satu hal yang disukai memang memeluk gadisnya dari belakang seperti ini.
"Ibu ingin punya cucu perempuan dan laki-laki. Mereka berlarian di rumah ini dan ibu akan mengajak mereka bermain juga." Ucapan nyonya Jeon dibalas senyuman tulus dari Eunha. Ia senang, jika semua itu akan menjadi nyata, pasti bahagia sekali bisa memberikan cucu perempuan dan laki-laki pada nyonya Jeon.
Berhasil menyingkirkan tubuh Jungkook. Adonan kue yang hampir jadi segera Eunha siapkan dalam loyang. Suara percikan minyak goreng terdengar jelas, nyonya Jeon sedang membuat masakan untuk makan-makan bersama nanti.
"Ayah menitipkan sesuatu denganku. Hadiah ulang tahun untuk Jungwon. Sepeda baru." Eunha masih menyimpan sepeda itu di dalam mobil Jungkook. Ia datang kemari tentunya bersama lelaki itu.
"Kenapa repot-repot sekali memberi Jungwon hadiah semahal itu, Nak?" Nyonya Jeon tersentuh serta berterima kasih. Ia senang sang besan selalu mendukung Jungwon yang bercita-cita ingin menjadi atlet sepeda.
"Tidak ada yang mahal jika kita sanggup membelinya, bibi. Apapun hadiahnya, aku harap bibi melihat dari niat ayahku. Bukan karena harganya."
"Terima kasih banyak, Eunha. Ayo kemari, bibi ingin peluk." Bukan nyonya Jeon yang mendapat pelukan. Jungkook langsung mengambil kesempatan itu. Mencuri start lebih dulu.
"Dasar!" Memukul pelan dada bidang Jungkook saat lelaki itu tengah memeluknya. Tidak habis pikir, Jungkook memang menyebalkan dan tengil sekali bagi Eunha. Namun tetap saja ia cinta.
Nyonya Jeon menggelengkan kepala melihat aksi putranya. Itu terlihat menggembirakan. Sangat senang karena Jungkook memiliki pendamping yang sangat istimewa. Eunha memang menantu idamannya.
"Kau pakai parfumku?" Jungkook mencium wangi khas dirinya menempel ditubuh Eunha. Bukannya menjawab Eunha malah menghela nafas panjang. Setelah itu benar-benar bersuara.
"Kau terus saja menempel ditubuhku. Jadi harum parfummu berpindah."
"Baguslah. Tandanya semua ini memang milik Jeon Jungkook."
"Aku masih milik ayah dan ibuku!"
"Setelah menikah, kau akan jadi milikku seutuhnya."
- - -
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher Lee
FanfictionSudah lima guru les yang gagal bertahan walau hanya satu minggu menjadi pembimbing Matematika Jeon Jungwon. Bukan. Ini tidak seperti cerita pada umumnya dimana Jungwon adalah anak nakal dan suka membuat masalah. Tapi- Jeon Jungkooklah penyebabnya. ©...