"Nomor passwordnya, 0001."Klik! Pintu berhasil terbuka. Senyum mengembang karena fakta tentang kode lama masih belum diganti. Kebahagiaan itu datang dengan sendirinya. Tugas pagi buta kali ini akan lebih berbeda dari biasanya.
Eunha menguncir rambut dengan model asal. Meletakkan tasnya ke salah satu meja nakas kemudian menaruh plastik barang belanjaan tadi ke pantri dapur.
Menghela nafas cukup panjang. Suasana di rumah ini. Suasana yang ia rindukan. Walau harus masuk diam-diam menyelinap seperti maling. Eunha tidak peduli sang pemilik akan marah. Keputusannya untuk menjelaskan serta mengakui semua penyesalan tidak bisa Eunha tunda-tunda lagi.
Jungkook mungkin masih tertidur di kamar lelaki itu. Kamar utama tepat di lantai dua. Sebenarnya terdapat kamar lain di lantai satu. Sekarang ruang kamar itu di tempati oleh barang-barang yang tidak begitu di perlukan.
"Eoh? Kucing???" Terkejut mendapati tiga kandang kucing tak jauh dari arah meja makan. Eunha nampak antusias. Langkahnya mendekat untuk memastikan.
Tiga kucing yang sudah terjaga itu menggeliat di dalam kandangnya. Memperlihatkan aksi lucu hingga membuat gadis Lee itu merasa gemas.
"Hai? Annyeong???" Eunha membuka pintu kandang kucing yang tadinya terkunci. Disambut hangat oleh ketiga kucing-kucing milik Jungkook. Terutama Pho si putih yang paling kecil, namun terlihat paling aktif.
Seumur hidup tidak pernah percaya bahwa Jeon Jungkook memelihara tiga ekor kucing. Lelaki itu sudah banyak berubah. Jungkook bahkan merawatnya dengan rajin, tidak absen membawa ke salon hewan untuk di mandikan lalu di tata supaya terlihat lebih indah.
"Baiklah. Saatnya membuat sarapan. Aku harus menyelesaikannya sebelum dia bangun." Melirik ke arah anak tangga. Belum ada tanda-tanda sang pemilik rumah bangun. Sebelum mengerjakan masakannya, tak lupa Eunha mencari tempat penyimpanan makanan kucing. Membaginya secara adil. Ia tahu, kucing juga perlu sarapan. Eunha belum tahu siapa saja nama-nama ketiga kucing itu. Ia akan bertanya pada Jungkook nanti setelah pria itu bangun.
Membuat beberapa menu makanan yang biasanya Soobin dan sang ayah makan. Kali ini Eunha ingin berusaha memperbaiki kesalahannya. Ia tahu kalimat maaf saja tidak akan cukup. Eunha benar-benar baru merasakan penyesalan karena tidak bisa mengontrol emosinya sebelum melihat semua barang bukti yang Jungwon berikan.
Waktu berjalan cepat. Banyak menu sudah tersaji. Eunha hanya tinggal menunggu sup jamur matang. Sambil membersihkan beberapa piring yang kotor.
"Apa yang kau lakukan di rumahku?!" Kalimat itu akhirnya terucap. Terlontar dari mulut Jungkook dalam kondisi yang masih setengah malas karena baru terjaga.
Mengetahui dapur rumahnya sedikit berisik. Jungkook pikir gadis ingusan yang kemarin datang mengantar vodka menyelinap masuk kembali ke rumah ini. Namun begitu melihat siluet yang sudah dikenalinya dari arah belakang. Jungkook sudah salah menuduh orang.
Kaget karena ditegur oleh pemilik rumah. Ekspresi wajah Eunha berubah menjadi lebih tenang. Gadis itu berusaha bicara untuk menjelaskan. Kedatangan Eunha tetap pada tujuan utama, ingin mengatakan yang sebenarnya dengan Jungkook.
"Kau sudah bangun? A-aku membuat sarapan. Ayo makan." Lama tidak bersikap seperti ini. Sekarang Eunha yang gugup. Matanya menyorot dengan agak ragu, melihat Jungkook yang masih memasang ekspresi wajah datar.
"Kau tidak punya sopan santun? Menyelinap masuk ke rumah orang tanpa permisi. Lalu sekarang memakai dapurku untuk kau berantaki. Kau bahkan bertingkah sok akrab setelah selama ini membuatku menjadi laki-laki yang tampak menyedihkan."
"Maaf. Aku datang karena ingin bicara sesuatu denganmu." Eunha menyadari arti tatapan tidak suka dari wajah Jungkook. Mengetahui ia di usir kemarin sore. Sekaranglah waktu yang tepat untuk memperbaiki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher Lee
FanfictionSudah lima guru les yang gagal bertahan walau hanya satu minggu menjadi pembimbing Matematika Jeon Jungwon. Bukan. Ini tidak seperti cerita pada umumnya dimana Jungwon adalah anak nakal dan suka membuat masalah. Tapi- Jeon Jungkooklah penyebabnya. ©...