5 ; lima

4.3K 821 383
                                    


Aku usahain fast up karena kalian ga kalah antusias dari Jungkook yang masih suka caper ke Teacher Lee! 😎 yuhuuu, part ini harus rame juga yah 💜 Masih semangat kan bikin rame kolom komenya? Yuk, gas langsung. Semangat!!! Happy reading!!!

- - -

"Mana guru les mu?" Jungkook kehilangan keberadaan Eunha. Padahal baru di tinggal pergi sebentar, sudah menghilang saja. Hilang sudah kesempatannya untuk berduaan lebih lama.

Jungwon sedang murung seolah enggan menjawab. Tapi Jungkook yang terlalu memaksa membuatnya berterus terang. Jika tidak dijawab, bisa-bisa mulut cerewet sang kakak akan berkicau sampai besok pagi. Ia juga yang pusing. Jungkook kan burung gagak. Tidak bisa diam.

"Noona sudah pulang, hyung."

"Kenapa kau menyuruhnya pulang?!" Tuduh Jungkook menaikkan nada bicaranya.

Jungwon sampai terkejut. Namun karena sudah terbiasa dengan ini, ia memaklumi. Biar saja Jungkook terus marah-marah agar cepat tua. Batin Jungwon bersungguh-sungguh.

"Aku tidak menyuruhnya. Dia memang ingin pulang sendiri." Jika tidak sedang di rumah duka, Jungwon lebih memilih masuk ke dalam kamar mengabaikan ocehan sang kakak. Dirinya selalu menjadi bahan tuduhan yang bukan-bukan oleh Jungkook. Hal itu membuat Jungwon jadi emosi.

Jungkook memiliki perusahaan game yang sangat sukses. Tetapi, Jungwon jarang diberi uang jajan. Ia layaknya adik yang tak kasat mata. Hanya terus dijadikan lawan dalam berdebat. Saat masih berhubungan dengan Eunha saja sering membelikannya barang-barang mahal. Setelah putus, kadar pelitnya aktif kembali.

Pantas saja ditinggalkan. Siapa yang mau dengan pria yang pelit? Kata hati Jungwon untuk kesekian kali.

"Baru juga datang denganku tadi. Kenapa cepat sekali pulangnya?" Jungkook hanya heran. Masih menatap Jungwon sangat tajam. Ia baru selesai menghampiri sang ibu. Kondisinya sedang lemas. Jungkook sendiri ikut kehilangan sosok sang nenek yang begitu baik padanya semasa beliau hidup. Sekarang kepergian nenek Jeon menjadi hari duka yang pahit untuk dikenang.

"Semua ini salah, hyung. Coba tidak selingkuh dengan perempuan itu. Eunha noona tidak akan dibenci banyak orang."

"Yha! Bocah sepertimu tahu apa? Sudah ku bilang aku tidak selingkuh."

Jungwon melangkah lebih dekat ke arah Jungkook. Tidak ingin memperpanjang masalah. Sekarang bukan waktunya bertengkar. Namun ada satu hal yang ingin Jungwon sampaikan. Berbisik tepat ditelinga kiri Jungkook.

"Kalau tidak selingkuh. Lalu kenapa sampai tidur bersama menginap di penginapan itu?" Nyaris saja Jungwon mendapat bogeman dari Jungkook.

Kalimat tersebut berhasil memancing emosi. Jungwon berlalu dari tempat tersebut. Pergi mencari udara segar. Ia tidak bisa terus menerus ada diantara orang-orang dewasa yang aneh.

Jika Jungwon bukan murid SMA. Jika Jungwon yang lebih tua dari Jungkook. Ingin sekali Jungwon melindungi gadis sebaik Eunha. Ia masih tujuh belas tahun, sedang Eunha dua puluh tujuh tahun. Perbedaan umur sepuluh tahun, tetapi pemikiran Jungwon sudah sama dengan pemikiran pria dewasa pada umumnya.

Setidaknya Jungwon setia dengan satu perempuan saja. Ingin tetap mempertahankan sampai beberapa tahun kedepan dirinya bisa menjadi pria sejati untuk pujaan hati. Membahagiakan pasangan tak mengenal kata berhenti.

Suasana hati Jungkook mendung seperti cuaca langit malam ini. Mengiringi kepergian nenek Jeon. Gerimis mulai datang. Ramai-ramai menjatuhkan rintik. Tanah yang kering berubah lembab. Hawa dinginnya kian menusuk kulit. Kacau dan hancur, itu menjadi satu. Perasaan tak menentu Jungkook sekarang.

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang