18 ; delapan belas

2.9K 621 413
                                    


Rumah Stevani kembali sunyi. Kepergian Eunha dan Milly yang baru di jemput Taehyung membuat suasana hening. Jungkook mengikat tali sepatunya di ruang tamu. Siang ini juga hendak pulang ke Seoul. Perjuangannya menerjang badai semalam tidak membuahkan hasil apapun. Sekarang malah semakin jelas, tak ada lagi harapan untuknya.

Stevani baru pulang setelah membeli bahan makanan di pasar. Ia ikut terkejut mendapati dua perempuan yang ditolong sudah pergi menghilang dari rumahnya. Stevani bisa melihat ekspresi kesedihan nampak jelas di wajah Jungkook. Tahu bagaimana perasaan pria itu.

"Ayo makan dulu. Baru pulang ke Seoul. Aku akan memasak sebentar saja." Stevani tidak tega membiarkan Jungkook pulang dengan perut kosong. Mereka lama bersahabat di Amerika. Saat kuliah, Stevani sering membuatkan Jungkook sarapan dan dimakan bersama di kantin kampus. Saat sebelum semua masalah rumit ini hadir.

Tak ada senyum, tak ada minat. Ekspresi Jungkook yang datar akhirnya kembali. Dingin seperti salju hari ini. Semangatnya pudar, tertelan badai pagi tadi.

Selesai dengan aktivitas mengikat tali sepatu. Membuang nafas cukup kasar. Tatapannya baru tertuju ke arah Stevani. "Tidak, Van. Aku langsung pulang saja."

"Kemana dua perempuan itu?"

"Sudah di jemput pangeran berkuda hitamnya tadi." Jungkook melihat mobil sedan hitam milik Taehyung yang tadi menjemput Eunha juga Milly di rumah ini. Sedih, itu jelas ada. Jungkook merasa seperti tak berarti apapun lagi sekarang.

"Ku pikir akan pulang bersamamu. Perkiraan cuaca bahkan memprediksi badai akan kembali datang. Penghujung musim dingin yang menakutkan."

"Dia tidak mau pulang denganku."

"Aku merasa dia tak punya hati. Bahkan berterima kasih denganku saja tidak, kan? Atau bahkan dia tidak tahu jika akulah yang menolongnya kemarin. Apa seburu-buru itu sampai tidak bisa menunggu aku pulang?"

Jungkook mengangkat bahunya acuh. Ia sudah tidak peduli lagi dengan hal itu. Sekarang bagaimanapun caranya Jungkook ingin bisa cepat sampai di rumah. Dipsi, Lala dan Pho belum ia beri makan. Bahkan Jungkook kurung dalam kandang masing-masing.

Kasihan sekali nasib ketiga kucingnya.

"Terima kasih sudah menolongnya semalam."

"Tidak masalah. Aku senang bisa menyelamatkan mereka. Hati-hati di jalan, Kook." Stevani membuka kantung belanjaannya. Mengambil sebungkus roti dan susu kemasan dalam kotak. Meletakkan itu di dalam mobil Jungkook. Berharap setidaknya Jungkook makan agar perutnya tidak kosong.

• • •

Alasan utama Taehyung menghilang kemarin, lelaki itu terjebak ketika hendak membeli hot pack di toserba terdekat. Tadinya berpikir menyimpan beberapa di dalam mobil, namun kenyataannya ia salah mengira. Taehyung tidak tahu jika badai akan datang begitu cepat.

Ponsel dan dompetnya terjatuh entah dimana. Hanya tersisa kunci mobil. Saat kembali ke E-World, Taehyung tidak bisa menemukan keberadaan Eunha maupun Milly.

Semalaman menginap di salah satu rumah penduduk setempat. Dengan jaminan jam tangan mahalnya ia relakan. Kemudian Taehyung berusaha mencari kembali keberadaan ponsel dan dompetnya. Kedua barang tersebut jatuh tak jauh dari arah toserba yang ia kunjungi. Esok pagi ini, Taehyung segera mengirim Eunha pesan dan melacak nomor ponsel gadis itu untuk di jemput.

"Eoh? Kau baru saja mentransfer uang sebanyak ini?" Eunha tak sengaja melihat kertas kecil hasil bukti transfer ATM.

Taehyung mengambil dengan cepat dari tangan Eunha. Menyimpannya dibalik saku mantel. Ekspresi wajahnya tak tertebak. Taehyung justru tersenyum tipis yang membuat Eunha bertanya-tanya.

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang