22 ; dua puluh dua

2.9K 636 305
                                    


"Sekarang sudah musim semi, kenapa malah mengirim 'musim dingin' ini ke rumahku? Dia bahkan minta uang lebih banyak dari bayaran yang sudah ku berikan sebelumnya, ck!" Jungkook kesal dan ingin rasanya memberi ocehan lebih panjang pada temannya. Mata itu kembali melirik ke arah depan. Fokus dengan name tage 'Winter' yang ia ubah menjadi musim dingin.

"Sudahlah paman! Cepat berikan uang bayaranku!!! Seratus ribu won!"

"Seratus ribu won apanya?!" Jungkook melotot tidak terima. Terlebih panggilan yang gadis bernama Winter itu ucapkan menginjak harga diri ketampanan wajah Jungkook di usia muda ini.

"Kau kan kaya. Jangan pelit hanya dengan seratus ribu won saja."

"Berikan vodka-ku!"

"Berikan dulu bayaranku! Aku lelah mengantarnya kemari jauh-jauh dari bar itu. Paman, kau ingin membayar atau aku jual kucing-kucingmu di dalam sana!"

Jungkook membenci anak kecil, dan ia lebih membenci gadis ingusan seperti Winter ini. Seumur hidup, ia baru bertemu dengan kurir pengantar minuman yang pemaksa dan benar-benar cerewet.

Jungkook sudah membayar lebih untuk vodka pesanannya saat tadi menelepon salah satu teman baiknya.

Sekarang ia dimintai bayaran lagi dengan gadis ingusan yang tidak punya sikap sopan sedikitpun.

"Yha! Berhenti memanggilku paman! Aku belum setua itu!"

"Wajahmu terlalu menjelaskan kalau kau paman-paman genit. Kau bahkan tampak menyedihkan. SUDAH CEPAT BERI AKU SERATUS RIBU WON!!!" Winter membentak di akhir kalimat. Hampir membuat Jungkook senam jantung jika tidak bersabar dan tetap tenang menghadapi gadis bar-bar ini.

"Astaga. Kau mengirim macan untuk mengantar minuman pesananku, bung! Kau keterlaluan-" Jungkook berbisik lirih di telepon yang masih terhubung dengan temannya dari sebrang sana. Setelah itu mematikan sambungan telepon secara sepihak.

"Aku tidak akan pergi sebelum kau memberiku dua ratus ribu won nya!"

"Tadi kau bilang seratus ribu won?!"

"Naik dua ratus ribu won karena kau lama dan payah!"

Jungkook membuang nafasnya kasar. Ingin rasanya menelan hidup-hidup gadis jelmaan yang tiba-tiba muncul membawa suasana buruk untuk harinya yang sudah buruk.

"Kau tidak punya pekerjaan lain sampai harus jadi kurir pengantar minuman?"

"Kenapa? Bahkan disuruh jadi anak angkatmu saja aku tidak berminat-"

"Winter Kim, aku bertanya dengan serius, dari mana kau berasal?" Jungkook seperti berhadapan dengan Jeon Jungwon adiknya tapi versi perempuan. Winter mengingatkannya pada Jungwon yang menyebalkan dan selalu membuatnya naik pitam.

"Sudahlah paman, jangan banyak omong. Cepat berikan uangku! Tiga ratus ribu won!!!"

Jungkook mulai jengah. Jika tidak ia beri sekarang, bisa-bisa satu juta won uangnya berakhir ditangan gadis ingusan itu.

Mengeluarkan dompet, melihat ada berapa uang kertas yang ia punya. Diam-diam Winter mengintip. Gadis itu menelan saliva saat berhasil menghitung jumlah uang yang Jungkook miliki.

"Tiga ratus ribu won. Sekarang pergi dari hadapanku dan jangan pernah muncul lagi jika kau tidak ingin kehilangan mulut cerewetmu itu!"

"Seharusnya bilang terima kasih karena aku sudah mengantar pesananmu."

"Pergilah!!!"

Winter hendak pergi. Ia baru akan melangkah menuju gerbang rumah kediaman Jungkook. Ketika pandangannya berhasil menangkap dua orang yang tak asing. Winter berbalik badan. Ia menatap Jungkook yang masih berdiri di depan pintu. Lalu melihat celan pintu yang terbuka.

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang