8 ; delapan

3.6K 728 350
                                    


"Jungwon-ah???" Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu berkali-kali namun tak ada respon. Baik dari Jungwon, nyonya Jeon, ataupun laki-laki bertato yang seminggu lalu membuat Eunha kesal.

Alisnya bertautan. Eunha heran karena Jungwon menyuruhnya cepat datang. Dan setelah tiba, suasana di rumah kediaman Jeon nampak sunyi. Seperti tak berpenghuni. Seolah rumah kosong lama tak di rawat. Entah karena nenek Jeon yang baru meninggal atau memang suasananya jadi lebih seram. Cukup terasa berbeda dari biasanya ia kunjungi.

CEKLEK!!!

"OMO!!! SETAN!" Eunha tidak tahu mengapa harus berteriak.

Tetapi karena pikiran sebelumnya mengenai kesunyian yang kental dengan tempat pemakaman, saat pintu tiba-tiba terbuka ia tidak sengaja menjerit melihat Jungkook lalu berteriak 'setan' kuat sekali. Tepat dihadapan lelaki itu.

Jungkook sama terkejutnya melihat Eunha menjerit. Lebih terkejut saat dirinya disebut setan oleh gadis itu. Niatnya membukakan pintu sebenarnya agar guru les adiknya tidak menunggu lama. Tapi dengan wajah polos itu Eunha malah meneriakinya 'setan'.

"Setan mana yang memiliki rupa setampan aku, huh?" Ujar Jungkook dengan tanya.

Jungkook bersender di daun pintu. Menatap serius wajah cantik yang sudah seminggu tak dilihat. Sejak kejadian malam itu, Jungkook tidak bertemu sekalipun dengan Eunha lagi. Sekarang ia menyadari, rindu itu memang berat.

Menghembuskan nafas kasar. Eunha sebenarnya malas karena lagi-lagi saat datang kemari, Jeon Jungkook selalu muncul pertama kali. Sekalipun wajahnya tampan, bagi Eunha itu pemandangan terburuk.

"Suruh Jungwon keluar. Belajarnya di luar saja-" cetus sekali. Eunha masih teramat kesal. Jungkook berulang kali membuatnya kecewa.

Ada jeda dalam menjawab. Jungkook ragu ingin bilang yang sesungguhnya. Bisa-bisa Eunha semakin tidak suka padanya. "Jungwon pergi. Baru saja diajak Mama ku ke panti asuhan."

"Pergi?" Eunha tidak tahu kalau bocah yang tadi menghubunginya sekarang justru pergi. Bagaimana dengan pertemuan belajar sore ini? "Tapi tadi Jungwon menyuruh datang untuk persiapan belajar karena ada kuis besok pagi."

"Tunggu saja sampai dia kembali."

"Kalau begitu aku pulang saja. Nanti kembali lagi setelah Jungwon datang-"

"Tidak bisa begitu, Lee Eunha. Setidaknya duduk tunggu di dalam bersamaku-"

Eunha tak ingin peduli. Baginya Jungkook tetap pria yang tidak ia sukai lagi. Sikap dan bagaimana lelaki itu kerap merayu perempuan lain. Hati Eunha tidak bisa menerimanya. Cemburu? Itu sudah pasti.

"Lee Eunha." Jungkook menahan pergelangan tangan Eunha, membuat sosok tersebut tidak bisa melangkah lagi. Genggaman Jungkook terasa kuat. Tatapannya yang mengintimidasi malah membuat Eunha terjebak tak bisa kabur.

Jungkook menarik paksa tubuh gadis itu masuk ke dalam. Menghimpitnya ke sudut dinding ruang tamu. Sorotnya yang sangat tajam diperlihatkan. Mengikis jarak diantara keduanya. Eunha sampai membeku karena tiba-tiba di dorong dan di kunci oleh dua lengan kekar Jungkook pada sisi tubuhnya.

"Sampai kapan hubungan kita akan terus seperti ini?" Jungkook butuh kejelasan lagi. Walau sudah jelas semuanya berakhir dua tahun yang lalu. Tetapi Jungkook belum bisa melupakan cintanya pada Eunha. Selalu terjebak dalam perasaan yang sulit dikendalikan. Ini sangat menyiksanya.

"Hubungan apalagi? Jelas-jelas kita sudah berakhir."

"Aku bisa membuktikan bahwa aku tidak berselingkuh. Kau salah paham. Tidak bisakah beri aku kesempatan untuk menjelaskannya denganmu."

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang