Pokoknya kalau kalian rajin vote, rajin komen juga, aku juga bakal rajin update :)
Bisa kan? Yuk, happy reading!!!- - -
Siapa yang tidak dihinggapi perasaan sedih ketika harus mengalami gagal menikah? Semua orang pasti menyimpan luka itu. Eunha salah satunya. Enam tahun menjalin hubungan dengan kekasih yang juga cinta pertama. Namun berhenti tepat dua bulan menjelang hari sakral pernikahan mereka.
Apa penyebabnya? Bagi Eunha itu masalah yang besar. Ia tak pernah membayangkan sebelumnya jika calon suami yang akan menjadi pemimpin untuk keluarga kecilnya nanti harus melakukan tindakan yang mengecewakan. Sampai detik ini, sekalipun hubungan itu telah berakhir, olokannya tetap menusuk terdengar dari mulut orang lain.
Eunha cukup kecewa. Enam tahun menjalin hubungan tanpa adanya lobang yang merusak. Justru dalam dua bulan hari pernikahan, dirinya mendapat cobaan besar dari kekasihnya. Itu tetap membekas sampai sekarang.
Berasal dari keluarga kecukupan. Ayah Eunha pemilik rumah sakit swasta. Sedang ibunya sudah lama meninggal karena kecelakaan mobil. Itu sebab mengapa Eunha memiliki bekas luka dibagian kening. Saat itu mereka pergi bersama untuk hari perayaan Happy New Year. Sebuah kecelakaan beruntun terjadi. Ada banyak sekali korban, ibunya termasuk juga. Untung ia dan sang ayah bisa bertahan dan hidup dengan kenangan yang telah mereka buat bersama sebelumnya. Kejadian itu berlangsung ketika Eunha berusia lima belas tahun. Sudah lama, tapi kerinduannya tiap saat tetap ada. Ibu yang paling ia sayangi. Tak akan pernah bisa terganti oleh sosok wanita manapun lagi.
Kisahnya terus berlangsung sampai beranjak dewasa. Saat masuk menjadi bagian dari mahasiswi kampus ternama di Seoul. Disitulah pertemuan untuk pertama kalinya dengan lelaki cinta pertama Eunha. Hari itu, Jeon Jungkook bukan bagian dari mahasiswa di kampus, melainkan putra dari pemilik kampus tempat Eunha menuntut ilmu. Dulu Jungkook sangat terkenal di kampus Eunha. Lelaki itu baru pulang dari Amerika setelah menyelesaikan pendidikan penting disana. Dan sejak pertemuan itu, keduanya saling suka. Menjalin hubungan yang awalnya hanya ingin mencoba karena minat, sampai enam tahun pada tahap ke jenjang yang lebih serius.
Sayangnya, ketika dua bulan menuju hari pernikahan, Jungkook membuat masalah. Lelaki itu melukai hati Eunha lewat tindakan yang tak dipikirkan matang-matang sebelumnya. Kisah mereka berakhir tepat dimalam pergantian tahun.
Lagi dan lagi hari sial Eunha seperti dipersiapkan ketika tahun baru akan datang.
"Hallo, Jungwon-ah." Eunha menyapa dengan wajah ramah.
Sebelumnya, nyonya Jeon sudah lebih dulu mendatangi rumahnya untuk mengajukan permintaan agar ia menjadi guru les Jungwon, adik laki-lakinya Jungkook.
Tentu diawal Eunha sempat menolak. Bagaimanapun mengajar Jungwon les matematikan, itu artinya ia akan dipertemukan lagi dengan sosok laki-laki yang sudah lama mati-matian Eunha lupakan.
Tapi permohonan tulus nyonya Jeon membuat hati Eunha tersentuh, terlebih wanita cantik itu hampir saja menjadi calon ibu mertuanya.
Dan, disinilah Eunha sekarang. Hari pertama mengajar les Jungwon. Agak berdebar. Bagaimana jika nanti ia kembali bertemu dan berhadapan dengan mantan kekasihnya? Sudah pasti Jungkook ada di rumah. Ia mengajar les Jungwon tepat pukul lima sore sampai tujuh malam. Waktu dimana Jungkook juga bersantai di rumah.
"Hai, noona---ah! Maksudku, Teacher Lee." Jungwon membuat panggilan itu sendiri. Indah saja jika guru les barunya dipanggil begitu. Jungwon yakin, nilai ujian akhir semesternya nanti bisa memuaskan jika yang membimbing adalah Lee Eunha.
Eunha dipersilahkan masuk. Sudah lama sekali ia tidak mengunjungi tempat ini. Beberapa sudut ruangan masih tetap sama, Eunha juga mengingat dengan jelas letak beberapa dekorasinya. Sungguh, rumah besar ini juga penuh kenangan dulunya.
"Hyung! Pakai bajumu. Guru les ku sudah datang."
DAMN!!!
Sekaranglah saat yang tak bisa lagi dihindari. Bagaimana jantung Eunha berdebar kencang ketika berhasil melakukan kontak mata lewat pandangannya yang agak menjengkelkan.
Jungkook sedang toples. Hanya memakai celana kain training sebagai bawahan tanpa kaos yang membalut perut luar biasa dihinggapi delapan pack abs super idaman.
Ruang khusus yang harus melewati ruang televisi akan menjadi tempat Jungwon belajar. Tak ada sekat, siapapun bisa mondar mandir karena langsung terhubung ke arah dapur.
"H-ha-hai, Eunha?" Sekedar ingin basa-basi. Jungkook menyapa lewat senyum kikuk.
Jungwon yang melihat tak ada respon apapun dari Eunha lantas tertawa meledek sang kakak.
Kenapa tidak dari awal saja ia meminta Eunha untuk menjadi guru lesnya? Pasti sebelum-sebelumnya nilai kuis matematika Jungwon bisa jauh lebih tinggi.
"Kau semakin cantik saja." Pujian Jungkook ketika Eunha mengabaikannya.
Eunha tersentak. Selama dua tahun, ini pertama kalinya Jungkook kembali memberinya pujian seperti itu. Mengingat hubungan keduanya sudah berakhir Eunha lantas berjalan menuju meja tempat Jungwon akan belajar. Eunha tidak mempedulikan. Ia juga sudah membicarakan ini sebelumnya dengan nyonya Jeon ibu dari Jungwon maupun Jungkook. Sangat meminta maaf jika sikapnya nanti akan lebih tidak menusiawi karena mengabaikan sosok Jungkook.
Karena dengan cara itulah apa yang sudah mati-matian Eunha coba lupakan agar tetap bisa berjalan baik.
"Jungwon-ah, jangan mencoret-coret tubuhmu sedikitpun dengan ukiran apapun. Kau tumbuh dengan baik dan menjadi pria hebat seperti sekarang. Belajar yang rajin agar kelak gadis-gadis cantik bisa menerimamu dengan bahagia."
Lewat ungkapan itu, Jungkook kembali ditorehkan luka yang besar. Melirik bagian lengannya yang dipenuhi oleh sebuah tatto. Sampai detik ini, hal yang membuat hubungannya dengan Eunha berakhir.
"Jungwon-ah, belajar yang giat dan jadi lelaki yang hebat. Agar kelak mendapat perempuan yang bisa menerimamu apa adanya, termasuk menerima semua yang kau lakukan dengan sungguh-sungguh!"
Junwon menghela napas berat. Tak bermaksud membuat dua orang dihadapannya sekarang berperang lewat sindiran. Mengapa kali ini justru lebih rumit baginya?
"Hyung, sudah cukup. Pergilah menjauh. Kau mengganggu waktu belajarku."
"Setidaknya, sekalipun aku melakukan kesalahan, aku sudah minta maaf. Bukan malah menggagalkan acara sakral sampai orang-orang jadi mencibir."
"Hyung!!!" Jungwon tak bermaksud membentak. Tapi melihat wajah Eunha yang sudah memerah serta netra kecoklatannya yang buram. Pada akhirnya Jungwon melakukannya. Menarik tangan kiri Eunha untuk dibawa ke halaman belakang. Ada sebuah sauna. Ia bisa belajar bersama guru les nya disana untuk hari ini.
Tarikan napas panjang lalu berhembus kasar. Jungkook mengusap kasar wajahnya dengan sebelah tangan. Ia tak bermaksud untuk melukai hati Eunha lewat ucapannya. Tapi mendengar gadis itu terus saja mengungkit kesalahannya di waktu itu---Jungkook jadi emosi.
"Kalau kau tidak begini, aku bisa melakukannya. Membuatmu bahagia adalah impianku sejak mengenalmu." Nyatanya, Jungkook memang tidak sempat meminta izin ketika ia berlibur ke sebuah pulau dengan teman-teman dari Amerikanya, serta membuat beberapa tatto yang kini telah memenuhi ruang di lengan bagian kanan.
Jungkook mengakui kesalahan itu. Tapi ia juga menginginkannya sejak dulu. Disini, Eunha yang seharusnya mengerti.
Jungkook tahu, bukan perkara tatto hubungan mereka bisa berakhir. Tapi sebuah pelukan yang sempat ia lakukan dengan salah satu teman perempuannya.
Ya, Jungkook tidak bermaksud aneh-aneh. Ia menyadari, budaya pertemanan Amerika dengan Korea berbeda jauh. Tidak seharusnya ia melakukan itu sampai diabadikan oleh jepretan foto dari orang misterius yang merusak segalanya sampai jadi seperti ini.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher Lee
FanfictionSudah lima guru les yang gagal bertahan walau hanya satu minggu menjadi pembimbing Matematika Jeon Jungwon. Bukan. Ini tidak seperti cerita pada umumnya dimana Jungwon adalah anak nakal dan suka membuat masalah. Tapi- Jeon Jungkooklah penyebabnya. ©...