BAB 18 : MANIS

54 21 0
                                    

Hyeri dan Dong Wook berada di ruangan 112 (call center) disana terlihat banyak sekali monitor yang menutupi seluruh dinding ruangan. 100 lokasi berbeda yang dapat dipantau oleh cctv. Hyeri meminta operator untuk mengidentifikasi wajah Si-Wan apakah telah tertangkap oleh cctv. Peratalan sudah semakin canggih, software terlihat memverifikasi seluruh muka yang tertangkap oleh cctv.

"Sepertinya dia menghindari seluruh cctv yang ada dengan baik," ucap ketua tim Call Center yang menghampiri mereka berdua.

Hyeri memberikan kartu namanya, "Dia adalah pembunuh, apabila anda dapat menemukannya, anda dapat menghubungiku secara langsung," ucap Hyeri.

"Program kami bekerja selama 24 jam, apabila wajahnya melewati cctv yang terpasang, program kami akan segera memberitahukannya."

"Terimakasih, kami sangat menunggu kabar baik dari anda," ucap Dong Wook.

Mereka berdua pergi meninggalkan ruangan itu, "para polisi sudah berjaga dirumah Si-Wan. Begitu juga dengan tempat ibunya, maupun kerabatnya," ucap Hyeri sembari mereka berjalan menuju basemen. "Bagaimana rencanamu selanjutnya?" tanya Hyeri.

"Kita akan membuat umpan, agar ikan itu mau keluar," jawab Dong Wook dari dalam Lift. Pintu Lift sudah tertutup, lift itu meluncur kebawah menuju basemen.

********

"Aku tidak menyangka kau akan sekhawatir itu," ucap Tae Ha sembari tersenyum dikasur rumah sakitnya. Lehernya tampak di perban, dia menjaga lehernya agar tidak terlalu banyak bergerak, karena luka itu akan semakin lebar apabila dia banyak bergerak.

Dae Hee duduk disamping Tae Ha dengan mempertahankan wajah datarnya. "Aku hanya tidak suka melihat rekan kerjaku terluka seperti itu," ucap Dae Hee.

Tae Ha, melihat kearah jamnya. Jam menunjukkan pukul 7 malam sekarang. Dia mencoba untuk bangkit dari tempat tidurnya. "Apa yang kau lakukan, kata dokter kau harus beristirahat untuk hari ini, terlalu banyak bergerak akan membuat lukamu semakin lebar."

"Hari ini, hari ulang tahun adikku. Aku harus pulang."

Dae Hee membantu Tae Ha untuk bangun. "Aku akan mengantarmu," kata Dae Hee.

"Baiklah," balas Tae Ha.

*******

"Apa menurutmu ini bagus?" tanya Tae Ha sembari memperlihatkan mainan robot ditangannya.

Mereka sedang berada di mall sekarang. Tae Ha belum sempat membeli hadiah untuk adikknya.

"Aku anak perempuan, sebaiknya kau pilih sendiri."

"Benar juga ya hehehe," ucap Tae Ha sembari tersenyum. "Baiklah, aku akan ambil ini tiga buah, sepertinya adikku akan menyukainya."

"Apakah itu tidak terlalu banyak? Lagi pula kenapa harus membeli mainan yang sama sebanyak itu?" tanya Dae Hee.

"Aku belum memberi tahumu ya, adikku kembar tiga," ucap Tae Ha dengan senyum simpul lalu pergi kearah kasir.

*********

Dae Hee menarik keranjang belanjaan yang mau diambil oleh Tae Ha. "Biar aku saja,"ucap Dae Hee.

Tae Ha hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Dae Hee sekarang. "Kau ingin memasak apa?" tanya Dae Hee.

Mereka berjalan menuju tempat daging, "Barbeque, adikku sangat suka daging," Tae Ha melihat-lihat daging kemudian mencoba memasukkannya kekeranjang.

"Daging ini saja," ucap Dae Hee sembari memasukkan daging dengan kualitas nomor 1.

"Sepertinya itu terlalu mahal,"

"Aku yang bayar, anggap saja ini untuk membayar sup kemarin," jawab Dae Hee.

Redemption (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang