Samcheong-dong Hanok Village.
Spanduk besar bertuliskan "KAMI MENOLAK REVITALISASI" terpasang di dinding bagian luar rumah susun. Banyak bangunan tua disana dan pemerintah setempat ingin melakukan revitalisasi untuk membangun pusat perbelanjaan. Sebuah tempat yang dekat dengan kota dan sangat cocok untuk sebuah tempat perbelanjaan modern. Pemerintah menyiapkan ganti rugi setelah penggusuran, tapi banyak warga yang menolak.
Seperti biasa, tiap hari minggu mereka akan memenuhi jalan untuk menyuarakan penolakan mereka pada pemerintah. Mereka akan mempertahankan bangunan dan tanah mereka.
Aksi ini dikepalai oleh Kim Nam Gil, dia sudah 60 tahun berada di lingkungan itu. Dua temannya terlihat membantunya dengan mengangkat spanduk disampingnya yang sibuk menyuarakan aksi dengan TOA ditangan kanannya.
"Kita tidak akan menjual tanah kita, begitu banyak kenangan yang akan hilang apabila tanah ini berubah menjadi tempat perbelanjaan. Usaha kecil-kecilan yang sudah kalian bangun di lingkungan ini juga akan hilang. Karena itu, kita harus menolak penggusuran!!!"
Pidatonya diikuti teriakan oleh para pendemo, sekitar 100 orang sedang berdiri dijalan, mereka rata-rata memakai ikat kepala merah sebagai tanda penolakan. Setelah pidato penyemangat dari Nam Gil. Seperti biasa mereka akan duduk di jalan sekitar 1 jam sebagai aksi penolakan.
Kim Nam Gil, Lee Joon Gil dan Seo Kang Joon, ketiga pria 60 an itu berada di paling depan barisan, duduk di jalan dan menikmati teh hangat mereka.
"Sebaiknya kau mengikuti anakmu saja di seoul," ucap Lee Joon Gil pada Nam Gil.
"Aku tidak ingin merepotkan anakku, walaupun sudah tua, aku masih bisa hidup sendiri," balas Nam Gil
"Kalau tidak ada Nam Gil disini, kita tidak mungkin dapat mengumpulkan orang sebanyak ini," ucap Soe Kang Joon.
"Benar," sahut Joon Gil. "Nam Gil lah yang membujuk kita untuk menolak revitalisasi, tapi setelah dipikir ada benarnya juga. Walaupun mendapatkan uang ganti rugi, tapi dengan uang segitu akan susah mendapat tempat sebaik sekarang,"
"Aku sudah membangun usaha makanan disini selama 40 tahun, akan sulit untuk membangunnya ditempat baru," tutur Kang Joon.
Nam Gil sang ketua kelompok hanya tersenyum mendengar ucapan teman-temannya. "Satu-satunya alasanku mempertahankan tempat ini hanya untuk menjaga kenangan bersama istriku dulu. Umurku sudah semakin tua, ingatanku sedikit demi sedikit mulai berkurang," ucap Nam Gil dengan mata berkaca-kaca mengingat almarhum istrinya.
**********
20:00
Nam Gil membuka kunci pintu rumahnya setelah berbelanja dari minimarket, pria tua yang tinggal sendiri itu harus berbelanja untuk memenuhi kebutuhan dapurnya. Dia membuka pintu dan berjalan menuju ruang tamu dengan jalan goyahnya.
"Bukannya saat aku pergi lampu masih menyala, apakah lampu itu rusak lagi?" batin Nam Gil. Dia meraba-raba dinding lorong rumahnya untuk mencari saklar lampu.
Tekk..
Lampunya dapat menyala dengan baik, "Apakah aku sudah semakin pikun sekarang?" Nam Gil berjalan menuju dapur tanpa tau seseorang berdiri dibalik pintunya. Orang itu mengenakan pakaian serba hitam, jaket kulit, celana jeans, masker dan topi. Pantulan cahaya lampu terlihat di pisau yang sedang dipegangnya.
Laki-laki itu berjalan perlahan dan memegang bahu Nam Gil. Nam Gil terdiam sejenak, "Apakah ada pencuri yang masuk kerumah?", Setelah beberapa saat Nam Gil mencoba untuk berbalik perlahan dengan sangat gugup
Craakk..
Sebuah pisau menembuh perut Nam Gil, Nam Gil memegang pisau itu untuk mencoba melepaskannya, tapi tangan rentanya tak dapat melakukan apapun "A-pa ya-ng kau la-kukan," ucap Nam Gil dengan perut yang sudah penuh darah.
Crakk...
Pembunuh itu kemudian memutar pisau yang masih tertancap di perut Nam Gil. Nam Gil yang sudah kehilangan kesadarannya karena begitu banyak darah yang menetes di lantai membuat badannya tersandar ke pembunuh itu.
Pembunuh itu kemudian melepaskan pisaunya, dan membiarkan Nam Gil tergeletak di lantai. Pembunuh itu tau betul Nam Gil tinggal seorang diri dan Nam Gil akan tewas dengan kehabisan darah dirumahnya.
*********
Dong Wook memperlihatkan tanda pengenalnya pada polisi yang berdiri untuk menjaga TKP, pintu rumah itu sudah di batasi dengan police line, Dong Wook, Hyeri, Tae Ha, dan Dae Hee memasuki rumah itu dengan sedikit menunduk untuk melewati police line.
Mayat Nam Gil masih tergeletak di lorong rumahnya, noda darah masih sangat terlihat di lantai, tim forensik yang mengenakan APD lengkap (pakaian astronot) sibuk mencari bukti seperti sidik jari, tapak kaki, dan memoto seluruh ruangan.
Dong Wook berjongkok di depan mayat itu, "Apa penyebab kematiannya?" tanya Dong Wook pada tim forensik.
"Tusukan diperut, sepertinya kejadiannya malam tadi, korban meninggal karena kehabisan darah," jawab team forensik.
Dong Wook mengangkat pakaian Nam Gil dan terlihat bagaimana luka tusuk yang sangat parah pada bagian perutnya. Dae Hee terlihat menutup mulutnya mual, ini pertama kalinya melihat mayat secara langsung, bau darah dan luka yang begitu mengerikan. Akan menyiksa siapapun yang melihatnya.
"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Tae Ha.
"Tak perlu khawatirkan aku, " ucap Dae Hee yang masih menutup mulutnya.
"Aku juga seperti itu saat pertama kali melihat mayat, jadi jangan terlalu bebani dirimu," tenang Tae Ha.
Hyeri memakai sarung tangan karetnya, dan melihat apa ada bukti yang mungkin ditinggalkan oleh pelaku, dia meraba mayat itu dengan sangat professional, sudah tak terhitung berapa TKP yang dia selidiki. "Aku minta plastik bukti," pinta Hyeri setelah menemukan sebuah rambut.
Team forensik memberikan plastik itu kepada Hyeri, Hyeri mengangkat rambut itu, melihatnya dengan seksama kemudian memasukkannya kedalam plastik.
"Rambut ini tidak memiliki akar, kita tidak akan bisa mendapatkan DNA nya. Lakukan analisis isotop saja pada rambut ini," ucap Hyeri sembari memberikan plastik bukti tersebut.
Analisis isotop adalah anilisis zat kimia apa saja yang terpapar pada rambut itu. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kebiasaan, pekerjaan atau lingkungan sang pemilik rambut tersebut.
"Tae Ha, ikuti aku," ucap Dong Wook yang kemudian keluar dari ruangan tersebut. "Kita akan mencari CCTV,"
Tae Ha mengikuti Dong Wook dari belakang, setelah beberapa meter, mereka menemukan CCTV yang menghadap lorong utama rumah Nam Gil. "Sepertinya kita beruntung," ucap Tae ha.
"Tidak, sepertinya ini akan sulit," ucap Dong Wook yang menunjuk bagaimana kabel CCTV tersebut telah terpotong
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption (COMPLETE)
Mystery / Thriller(#3 in jaksa on 10 desember 2020) Ketika sebuah kebenaran tak lagi dapat terungkap. Ketika sebuah bukti dibuat untuk mencari kambing hitam. Ketika seseorang yang tidak bersalah harus berada di penjara untuk menutupi kesalahan orang lain. Lee Dong W...