"Jaksa, silakan berikan tuntutan Anda," ucap sang Hakim ketua sidang
Diruang Persidangan terdapat tiga majelis hakim yang duduk disinggasananya. Disebelah kanan ruangan terdapat tersangka yang mengenakan pakaian tahanan dengan didampingi seorang pengacara. Terdapat meja saksi dengan mikropon di tengah-tengah ruang persidangan. Para pengunjung yang memenuhi kursi pengunjung. Dan Disebelah kiri terlihat seorang Jaksa yang duduk dimejanya.
Ini adalah kasus pertama jaksa tersebut. Lee Dong Wook terlihat gagah menggunakan jubah jaksa. Paras tampan, kulit putih dengan perawakan tinggi sedikit kekar membuat mata wanita tergidik melihatnya. Dikampus nya dulu tak seorangpun yang tidak mengenalnya. Si wajah jenius dan begitu juga dengan otaknya.
Dong Wook berdiri dari mejanya. "Kim Jong Il didakwa sebagai pelaku kasus pembunuh istrinya sendiri Ri Sol Ju pada tanggal 25 Oktober 2019."ucap Dong Wook lantang dan kemudian kembali duduk ketempatnya.
"Terdakwa, silahkan berikan pernyataan Anda,"ucap Hakim ketua sidang.
Pengacara Kim Jong Il berdiri dari kursinya. Dengan sedikit merapikan jasnya dia terlihat sangat yakin akan memenangkan kasus tersebut. "Saya dan terdakwa tidak mengakui tuntutan tersebut. Kami yakin terdakwa tidak bersalah."
Pengunjung terlihat sedikit riuh dan saling berbisik. "Pengacara itu gila?" "Aku melihatnya sendiri orang itu sering memukul istrinya." "Siapa lagi yang akan membunuhnya selain suaminya yang gila itu!"
Sang Hakim ketua sidang beberapa kali memukul palunya untuk menenangkan para pengunjung.
Dong Wook berjalan ketengah ruangan sidang dan menyampaikan argumentnya atas tuntutannya tersebut. "Korban Ri Sol Ju ditikam dan ditemukan dalam keadaan tewas di ruang tamu rumahnya. Terdakwa dikenal sering berkelahi dengan istrinya. Bahkan pada saat waktu kejadian tetangga mendengar ada keributan di rumahnya. Istrinya sering mengeluh masalah utang yang tak kunjung dapat dilunasi suaminya. Karena kesal terdakwa menikam korban dengan pisau dapur." Dong Wook mengambil remote proyektor di meja notulen tepat di depannya. "Ini adalah pisau dapur yang digunakan terdakwa untuk membunuh korban. Dan Layanan Forensik Nasional sudah memastikan ada DNA terdakwa dikuku jari korban. Pada saat ditusuk korban sempat memberikan perlawanan dengan mencakar lengan terdakwa. Oleh karena itu saya meminta Terdakwa dihukum atas percobaan pembunuhan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup," Dong Wook kembali kemeja nya dengan langkah sangat meyakinkan.
Pengunjung kembali sedikit riuh dan mendukung keputusan jaksa tersebut.
"Pengacara Pembela, silahkan berikan pembelaan anda."
Pengacara berjalan ketengah ruangan, mengambil remote proyektor dan memperlihatkan sebuah gambar. "Kalian lihat foto ini." Ucapnya sambil mengarahkan tangannya menuju proyektor. "Ini adalah foto keluarga mereka, terlihat bahagia pada saat menghadiri hari kelulusan anaknya pada saat smp. Kebahagiaan itu sedikit sirna karena Kim Jong Il ditipu dan kemudian bangkrut, dia kemudian sering memukul istrinya yang selalu memarahinya karena keluargamya sering di terror oleh depkolektor. Tapi... Apakah terdakwa mampu untuk membunuh istrinya sendiri? Saya yakin tidak!" Pengacara mengganti slide di proyektor. "Dipisau ini sama sekali tidak ditemukan sidik jari terdakwa. Dan kalian bisa liat bagaimana rumah mereka pada saat kejadian. Berantakan. Rumah mereka di rampok. Perampok itu membunuh dan mengambil kalung milik istri korban. Yang harusnya menjadi terdakwa adalah perampok itu, bukan malah klien saya! Sekian dari saya yang mulia."Pengacara itu dengan langkah tegas kembali ketempat duduknya.
Arah pengadilan langsung terbalik. Para pengunjung mulai melihat aneh kepada jaksa. Bagaimana bisa dia membuat Kim Jong Il menjadi tersangka sementara pada waktu kejadian terjadi perampokan dirumah korban.
Dong Wook kembali berdiri dari meja. "Menurutmu bagaimana cara perampok bekerja? Meraka memilih rumah secara random lalu merampoknya? Tidak! Mereka pasti sudah mengintai rumah tersebut sebelumnya. Semua orang tau bagaimana kondisi ekonomi keluarga mereka. Siapa yang mau mengorbankan nyawa untuk merampok rumah yang pemiliknya memiliki banyak sekali utang. Pisau dapur yang digunakan terdakwa sama sekali tidak memiliki sidik jari, itu berarti sidik jari pada gagang pisau itu telah dihapus, harusnya ada sidik jari korban yang sering menggunakan pisau untuk memasak. Saya sangat yakin terdakwa telah melakukan rekayasa TKP."
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption (COMPLETE)
Mystery / Thriller(#3 in jaksa on 10 desember 2020) Ketika sebuah kebenaran tak lagi dapat terungkap. Ketika sebuah bukti dibuat untuk mencari kambing hitam. Ketika seseorang yang tidak bersalah harus berada di penjara untuk menutupi kesalahan orang lain. Lee Dong W...