BAB 4 : TAKDIR

109 48 3
                                    


Dengan satu cup americano di tangannya dia terus berjalan melewati beberapa kerumunan. Blazer cream, rambut panjang kecoklatan, kulit putih, dengan mata hitam tegas, wanita itu terus menyeruput americano dengan marah. Dia harus pergi kekantornya sekarang, suasana hatinya benar-benar sangat buruk. Dia harus memastikan kabar yang didengarnya itu memang benar. Seorang jaksa baru, menolak surat penangkapannya dan dikembalikan kekantornya. Padahal dia sudah memberikan bukti yang cukup untuk menangkapnya.

Lihat saja, aku akan membawa kembali surat penangkapan itu dan melemparnya kedepan mukanya.

"Tolong...., dia mengambil tasku," teriak seorang bibi tergeletak di trotoar sambil meringis dan meminta tolong.

Orang-orang terlihat hanya melihatnya, seakan sungkan untuk menolong. Mengejar pencopet dan kita tidak tau apa yang dia bawa, pisau? pistol? Itu terlalu berbahaya untuk dilakukan-kan?

Inilah kenapa aku benar-benar benci negeri ini. Terlalu banyak orang pengecut yang tidak mempunyai hati nurani.

Wanita itu kemudian melempar americano di tangan kanannnya. Lalu berlari mengejar pencopet itu. "Hey, sebaiknya kau menyerah sebelum aku benar-benar marah." Teriak wanita itu.

Suasana hati yang buruk, malah semakin membuatnya berlari kencang. Pencopet yang terus melihat kebelakang untuk memastikan wanita itu tidak bisa mengejarnya, akhirnya malah tersandung oleh kakinya sendiri.

"Baiklah sekarang akan ku apakan kau?" Wanita itu menghela nafas kemudian mengikat rambutnya.

Pencopet itu kemudian meraih sakunya dengan panik. Dia mengambil pisau lipat dan menodongkan pisau itu kearah wanita tersebut.

"Aku akan membunuhmu! Cepat pergi dari sini! Aku tidak main-main, sebaiknya kau menyerah!" ucapnya dengan gugup. Laki-laki itu bahkan masih tergeletak di lantai.

"Syukurlah aku tidak membawa pistol kali ini. Menodong pisau seperti itu akan memberiku alasan untuk menggunakannya padamu."

"Pistol, apa kau bos gangster?"

Wanita itu kemudian mengepalkan tangannya dengan sangat keras. Dia benar-benar kesal ketika dikatakan sebagai bos gangster. Dengan sedikit mengambil ancang-ancang dia kemudian berlari dengan cepat kearah pria itu. Melakukan tendangan kearah tangannya untuk menjatuhkan pisau. Mengambail bahu kanan kemudian membalikkan badannya dilantai. Mengambil borgol disaku blazernya kemudian memborgol lelaki tersebut.

"Sersan Kang Hyeri akan membawamu kekantor polisi, sebaiknya jangan melawan karena itu hanya akan menambah masa tahananmu." Hyeri kemudian berdiri dan membawa laki-laki itu kekantor polisi.

**********

"Hyeri, Apa yang telah terjadi?" Kang Joo Hyuk terlihat panik Ketika melihat anaknya membawa seseorang dengan borgol di kedua pergelangan tangannya.

"Aku menangkap pencopet hari ini. Jae Ha cepat masukan dia ke sel sementara."

"Siap sersan,"

Jae Ha membawa pencopet itu ke sel tahanan sembari menunggu korban dari kasus tersebut untuk dimintai keterangan.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Joo Hyuk khawatir.

"Ayah, tolonglah.. Aku bukan anak kecilmu lagi. Dan aku tidak apa-apa, jadi berhentilah memasang wajah khawatir seperti itu.

Joo Hyuk melihat tubuh anaknya kembali dengan seksama, memastikan tidak ada luka yang ada di badan anaknya. "Syukurlah kalo kamu tidak apa-apa. Istirahatlah dulu sebentar, ayah harus pergi ke xxx ada truk lepas kendali yang menabrak sebuah toko. Untung tidak ada korban jiwa disana."

Redemption (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang