BAB 21 : TAKDIR 2#

51 15 0
                                    


Keesokan harinya.

Ruang makan yang terlihat sangat megah, meja makan besar dan lampu gantung kristal menambah kesan mewah pada ruang makan itu. Dae Hee memotong steaknya dengan santai, tak tau sudah berapa lama dia tidak kerumah ayahnya untuk makan bersama.

"Kamu harus keluar dari tim itu," ucap Ayah Dae Hee tegas.

Pisau Dae Hee tiba-tiba berhenti. Dia memandang ayahnya tajam. "Aku harus berada didekat Dong Wook. Bukankah itu keinginan ayah? Menjadi besan seorang ketua jaksa," sahut Dae Hee.

"Kau dapat melakukannya, walau tanpa masuk kedalam tim itu."

Dae Hee mencoba mengabaikannya dan memakan steaknya.

"Sebaiknya, kau ikuti saja saran ayahmu, ayahmu hanya khawatir" ucap Ibu Tiri Dae Hee.

Sudah 5 tahun ayahnya menikah lagi setelah ibu kandungnya meninggal 7 tahun lalu. Hal itu membuat Dae Hee memutuskan untuk hidup sendiri. Lagipula ayahnya sudah terlalu banyak berubah ketika bersama wanita itu.

"Sejak kapan kau peduli denganku?" jawab Dae Hee ketus.

"Apa kau bisa lebih sopan dengan ibumu!" marah ayah Dae Hee.

Dae Hee mengambil botol wine lalu menuangkannya di gelas kaca. Kemudian dia meminum wine itu dengan cepat. Dia sudah tau bahwa hal seperti ini akan terjadi, sangat jarang ayahnya mengajak untuk makan bersama kecuali untuk menyuruh atau melarang Dae Hee melakukan sesuatu.

"Semuanya terdengar sangat aneh sekarang. Bagaimana momennya begitu sangat tepat," Dae Hee kemudian memandang ayahnya, "Biar bagaimanapun, ayah adalah ayahku. Aku harap ayah tidak terlibat dalam kasus ini," mata tajam Dae Hee beralih cemas sekarang.

"Apa yang kau bicarakan! Aku tidak mengerti maksudmu!"

Wajah ayah Dae Hee terlihat menutupi kepanikanny. "Ku harap ayah hanya tau, tapi tidak ikut terlibat. Kasus ini sepertinya benar-benar besar. Kami akan menyelesaikannya. Terimakasih undangan ayah, aku harap kita dapat makan bersama lagi." Dae Hee berdiri dari kursinya, mengambil tas tangannya lalu pergi meninggalkan ruangan makan itu.

********

Dong Wook melihat isi papan tulis kamarnya dengan tatapan nanar. Semuanya terlihat begitu nyata sekarang. Perjuangannya menjadi jaksa tidak sia-sia, akhirnya dia sampai pada momen itu. Momen untuk mengangkap orang yang telah membuat ayahnya ke penjara.

Penyelidikan sedikit tersendat, semua perusahaan terlihat baik-baik saja. Pemimpin tertinggi di Seoul ada dipihak mereka. Jadi akan sulit menemukan sesuatu sekarang. Mungkin sesuatu sebelum ini dapat membantu, kasus-kasus sebelum Walikota Seoul menjabat. Kasus lima tahun lalu bahkan lebih. Dong Wook memandang foto ayahnya pada papan tulis.

"Jika kasus ini berhubungan. Maka ada satu saksi yang dapat kumintai keterangan. Ini sudah cukup lama, sepertinya sudah saatnya untuk menemuimu, Polisi Kang Joo Hyuk (Ayah Hyeri, tapi Dong Wook nggak tau)."

********

Tok.. Tok..

Dong Wook mengetuk pintu rumah itu beberapa kali.

"Tunggu,"ucapnya dari dalam rumah. Pria tua yang masih aktif sebagai polisi itu berjalan menuju pintu rumah lalu membukanya. "Siapa ya?"tanyanya. Sudah hampir 14 tahun, tentu saja dia tidak mengenali wajah Dong Wook.

Dong Wook memasang senyuman lalu memperlihatkan ID cardnya. "Namaku Lee Dong Wook dan aku seorang jaksa. Aku ingin meminta keterangan, apakah aku boleh masuk?" ucap Dong Wook.

Kang Jo Hyuk sedikit tercengang melihat seorang jaksa malam-malam begini kerumahnya. "Tentu saja, silahkan." Kang Jo Hyuk membukakan pintunya lebar.

Redemption (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang