BAB 16

54 18 5
                                    

Tok.. Tok..

Dong Wook mengetuk pintu rumah calon tersangka. Hyeri, Tae Ha dan Dae Hee mulai memasang sabuk untuk tempat pistol mereka. Walaupun pernyataan saksi hanya memiliki bukti tidak langsung, biar bagaimanapun ini kasus pembunuhan. Mereka tidak akan tau apa yang akan terjadi nantinya.

Tok... Tok...

Dong Wook terus mengetuk pintu, sudah 1 menit dia terus mengetuk pintu itu.

Tek...

Terdengar seseorang yang sedang membuka kunci pintu dari dalam, pintu itu mulai terbuka perlahan. Pria berumuran 40 tahunan itu terlihat usang, rambut tak rapi, dan bau alkohol langsung keluar dari kamarnya. Setelah melihat orang tidak dikenal mengetok pintu rumahnya, "Aku tidak menerima tamu," ucapnya sembari mencoba menutup pintu itu lagi pelan.

Hyeri langsung memasukkan telapak kakinya untuk menahan pintu itu agar tidak tertutup. Dia memperlihatkan id cardnya, "kami polisi, kami sedang mencari orang yang mencurigakan untuk dijadikan tersangka, apakah kami bisa meminta keterangan bahwa anda bukan salah satu orang itu?"

Hyeri tidak memberitahukan bahwa pria itu sudah menjadi calon tersangka, hal ini dilakukan agar dapat melakukan penyelidikan dengan lebih tersembunyi. Agar dapat melihat langsung gerak-gerik calon tersangka tersebut.

Agar tidak dicurigai, pria itu membuka pintunya. "Maaf, aku kurang tidur, aku tidak menerima tamu karena ingin melanjutkan tidurku. Masuklah.." ucapnya tersenyum canggung.

Mereka pun masuk kedalam rumah itu, baunya cukup menyengat. Banyak sampah yang dibiarkan di dapur dan banyak botol bir yang bertebaran. Mereka berempat pun duduk diruang tamu. Pria tua itu terlihat segera beberes rumah dengan memasukkan bekas makanan dan bir kedalam plastik.

Hyeri mengamatinya dengan seksama, dia terlihat panik dan sangat gugup sekarang. Sangat terlihat dia menelan ludah ketika melihat kami memakai ikat pinggang dengan pistol. Mungkin akan wajar apabila orang-orang gugup melihat polisi yang sedang membawa pistol, tapi insting polisi Hyeri berkata ada sesuatu yang dia sembunyikan.

Pria itu berjalan menuju kulkasnya. "Aku hanya punya soda, tapi apabila kalian mau bir, aku juga memilikinya," ucap pria itu yang melihat isi kulkasnya yang penuh dengan bir dan beberapa soda,

Dari gerak-geriknya ada sesuatu yang aneh, entah kenapa dia terus memperhatikan lemari pakaiannya. Seperti memastikan sesuatu bahwa tidak akan ada yang curiga ada sesuatu yang dia sembunyikan di dalam sana.

********

10 menit sebelum masuk kedalam rumah.

Mereka berempat tiba di depan rumah calon tersangka. Disana terlihat seseorang yang sudah menunggunya didepan pintu.

"Apa kau pemilik rumah ini?"tanya Dong Wook.

"Bukan," jawabnya, "Aku diutus kontraktor untuk menemui Si Wan, dia sudah tidak masuk kerja selama dua hari. Apabila besok tidak masuk lagi dia akan diberhentikan."

"Apakah dia biasa tidak masuk kerja?" tanya Hyeri.

"Selama di proyek ini, kurasa tidak. Dia sangat suka berjudi, karena itulah dia butuh uang untuk melakukan itu. Walaupun terlihat malas saat bekerja, tapi dia selalu masuk setiap hari tepat waktu."

"Bukankah dia terlihat sangat aneh?" tanya Dae Hee.

"Kita dapat mengansumsikan dia bahkan tidak keluar rumah selama dua hari ini. Dan itu tepat setelah kasus pembunuhan Nam Gil," cetus Tae Ha.

"Mungkin dia takut untuk keluar rumah, takut melakukan kesalahan. Atau ada sesuatu yang sedang dia rencanakan," tutur Hyeri.

"Dilihat dari terpotongnya kabel cctv, tidak adanya sidik jari. Apa mungkin dia tidak akan merencanakan apa yang harus dia lakukan setelah membunuh Nam Gil," bingung Dong Wook.

"Mungkin saja psikologisnya terganggu, membunuh adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Dia bisa saja menyesalinya setelah itu, dan mengurung diri sementara karena depresi."

Pria yang di utus kontraktor itu terlihat bingung mendengar percakapan mereka. Dong Wook memperlihatkan Id Cardnya. "Kami Polisi dan Jaksa, Si-wan sedang dalam tahap penyelidikan. Kami mohon maaf, dapatkah anda pergi dulu dari sini."

"Baiklah," ucapnya panik lalu pergi meninggalkan mereka.

"Satu hal yang ingin kuperjelas. Senjata pelaku bisa saja masih berada didekat pelaku. Karena pelaku belum keluar rumah selama dua hari ini," jelas Hyeri.

"Kita harus bersiap," perintah Dong Wook.

Tae Ha mengeluarkan isi tasnya, 4 ikat pinggang dan 4 pistol. Tae Ha menyerahkan satu-persatu pada mereka. Dong Wook melihat kearah tiap wajah para anggotanya. "Biar bagaimanapun kita tidak memiliki bukti langsung, tidak ada yang boleh menembak sebelum kuperintahkan. Siapapun yang menembak tanpa perintahku. Ku anggap telah melawan hukum," tegas Dong Wook.

Mereka berempat pun memasang ikat pinggang dan pistol mereka. Setelah siap Dong Wook mengetuk pintu itu.

************

Hyeri terus memperhatikan gelagat Si-Wan yang aneh. Setelah terus beradu dikepalanya, Hyeripun memutuskan untuk melakukan sesuatu. Hyeri melihat kearah Tae Ha, dan memberikan kode dengan mengangkat wajahnya sedikit. Mereka sudah sering melakukan penyelidikan bersama, dengan sedikit perubahan mimik, Tae Ha mengerti apa yang diperintahkan Hyeri.

Hyeri membentuk angka satu dengan tangannya dan mengucapkannya dengan mulut tanpa suara. Dua... hitungnya kembali. TIGA!

Hyeri dan Tae Ha langsung berlari ketujuan mereka, suara langkah mereka yang keras membuat siapapun akan terkejut. Hyeri menuju lemari yang terus dilihat oleh Si Wan, sementara Tae Ha menghampiri Si-Wan untuk menangkapnya.

Hyeri membuka lemari itu dengan cepat. Matanya melihat keseluruh isi lemari dengan seksama. Ada sesuatu benda aneh yang tebungkus dengan koran. Hyeri mengambilnya dan membuka koran tersebut. Sebuah pisau dengan lebar bilah 3 cm dan Panjang bilah 20 cm berada ditangannya sekarang. Setelah selesai menemukan barang bukti. Hyeri pun membalikkan badannya untuk melihat situasi.

"TETAP TENANG! JANGAN ADA YANG MENEMBAK!" perintah Dong Wook sembari menodongkan pistolnya.

Dong Wook dan Dae Hee berdiri dari tempatnya, bersiap menembak dan mearahkan pistol itu ke Si-Wan yang telah menyandera Tae Ha dengan pisau di lehernya.

Redemption (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang