3 Hari sebelum persidangan
"Bagaimana caramu melakukannya?"
Dong Wook mengambil sesuatu pada saku jaketnya dan meletakkannya ke meja. Bukti yang menunjukkan sidik jari Sung Jae berada di kamar ibunya. Dong Wook sedang bersama Tae Hyung disebuah ruangan, hanya mereka berdua disana. Ruangan yang biasanya digunakan polisi untuk mengintrogasi.
"Aku hanya melakukannya seperti yang kulihat di internet," jawab Tae Hyung dengan bibir bergetar. Kantung mata dan bibir kering membuat siapapun prihatin melihatnya.
"Aku tanya sekali lagi, apakah benar-benar kamu yang melakukannya?" ucap Dong Wook dengan nada mengintimidasi. Dong Wook kemudian mengeluarkan beberapa bahan dari tasnya, bubuk granit, plastic OHP, dan lem Kayu, "Salin sidik jariku sekarang? Seperti yang dikatakan internet, bahan ini lah yang diperlukan, kamu sudah pernah membuatnya kan, maka lakukanlah sekali lagi sekarang!"
Tae Hyung terlihat menggigit bibir bawahnya, menunduk untuk mencegah kontak mata langsung dari Dong Wook.
Sidik jari salinan untuk menjebak Sung Jae benar-benar sangat rapi, itu bukanlah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang pertama kali melakukannya, apalagi dengan bahan sederhana yang dipelajari di internet. Aku tidak tau orang yang melakukannya apakah itu adalah orang yang juga telah menjebak ayahku, tapi firasatku mengatakan paling tidak ini akan sedikit berhubungan, batin Dong Wook.
Ditambah scenario yang sangat matang, sepintar apapun Tae Hyung sepertinya pemikirannya tidak akan sedetail itu.
"Aku lupa, aku lupa bagaimana caranya," sahut Tae Hyung gugup.
"Siapa yang membantumu? Siapa yang telah menciptakan semua scenario ini?" tanya Dong Wook.
Tae Hyung meremas keras rambutnya dengan kedua tangan. "A-aku tidak tau, ku mohon berhenti."
"Aku akan mengurangi tuntutan hukumanmu apabila kau mau bekerja sama dengan kepolisian untuk menangkap orang itu,"
"Ti-tidak, aku akan mati. Satu kata yang kuucapkan akan membunuhku, aku tidak mau melakukannya!"
Dong Wook berdiri dari kursinya dengan kesal, dia menghampiri Tae Hyung dan menarik kerah bajunya. Mata Tae Hyung benar-benar menatap Dong Wook dengan sangat panik dan frustasi.
"Apa maksudmu! Tidak akan ada yang membunuhmu disini. Ini tempat paling aman di Republik Korea! Semuanya diawasi 24 jam!"
"Aku sudah mendengarnya, bagaimana dia membunuh orang-orang. Ku mohon hentikan!"
Dong Wook melepaskan genggaman tangannya pada kerah Tae Hyung. Polisi sudah mengintrogasinya sebelum Dong Wook, dan dia mengakui semuanya adalah perbuatannya. Itu benar-benar aneh, dia hanya terlihat berbeda dari yang orang katakan. Dia terlihat sangat mudah panik sekarang. Seperti terlalu takut untuk berbicara.
Reaksinya terlalu berlebihan, sepertinya benar-benar ada orang yang mengerikan dibalik semua ini, batin Dong Wook.
*********
Hari Persidangan.
"Jaksa, Silahkan berikan tuntutan Anda,"ucap sang Hakim ketua sidang.
"Kim Tae Hyung, didakwa sebagai pelaku pencurian kalung milik ibunya sendiri Kim Hee Ae, terdakwa juga telah melakukan rekayasa TKP untuk mengelabui polisi dan melakukan penjebakan terhadap saudara Sung Jae. Kim Tae Hyung didakwa dengan 7 tahun masa hukuman penjara," ucapnya sembari melihat Tae Hyung dengan baju tahanan.
Melalui pengecaranya Tae Hyung mengakui semua perbuatannya dan meminta keringanan hukuman dari Hakim.
Dong Wook sebenarnya sudah menyiapkan bahan bahwa ada orang lain yang berada dibalik ini, seseorang yang dapat melakukan rekayasa TKP, tetapi semua langsung disanggah oleh pengacara bahwa Tae Hyung lah yang merencanakan dan melakukan semuanya.
Hakim pun memberi peringatan kepada Dong Wook, agar tidak melakukan sesuatu yang diluar topik karena Tae Hyung sudah mengakui perbuatannya.
Sidang dilakukan dengan sangat lancar, semua bukti dan saksi semuanya merujuk pada Tae Hyung yang hanya terlihat menunduk di kursi terdakwanya.
"Kim Tae Hyung, telah melakukan perbuatan yang sangat tidak bermoral, melakukan pencurian dan menjebak teman sekelasnya sendiri, walaupun masih di bawah umur tapi dia sudah dapat berpikir dengan jelas diusianya sekarang. Kim Tae Hyung, akan di tuntut hukuman 6 tahun penjara," ucap Hakim tersebut yang kemudian mengetok palunya tiga kali.
*********
"Apa maksudmu ada orang dibalik semua ini?" tanya Tae ha yang sedang membalik daging di wajan.
"Tidak apa-apa," jawab Dong Wook dengan senyum simpul.
Mereka bertiga sedang berada di restoran barbeque, Dong Wook mentraktir mereka makan daging walaupun kasus itu mereka selesaikan bersama. Paling tidak moment terakhir mereka berkumpul bersama setelah kasus ini berakhir.
Tae Ha mengambil selada, menaruhnya di telapak tangan, mengambil daging kemudian membungkusnya dengan selada. "Ini, daging kualitas nomor satu korea," ucap Tae ha dengan senyum merekah sembari memberi bungkusan daging itu kepada Hyeri.
"Terimakasih," Hyeri mengambil daging itu lalu melahapnya. Hyeri berusaha mengatur sirkulasi udara di mulutnya karena daging yang masih sangat panas.
Dong Wook mengambil daging dengan sumpitnya lalu memakannya. Tae Ha terlihat terlalu asik memanggang daging untuk menghormati para senior didepannya. "Bagaimana keadaan Sung Jae dan adiknya?" tanya Hyeri.
"Sung Jae dan adiknya ngotot untuk tetap hidup sendiri, tapi untuk biaya pendidikan yayasan ayahku yang akan mendanainya," jawab Dong Wook.
"Aku tidak menyangka, ternyata ayahmu adalah kepala Kejaksaan Korea," ucap Tae Ha dengan mulut penuh daging.
"Dari situlah sifat angkuhnya muncul," sahut Hyeri.
"Aku tidak pernah membiarkan ayahku mencampuri urusanku, aku tidak pernah menggunakan nama ayahku sama sekali, aku menjadi jaksa dengan kemampuanku sendiri," terang Dong Wook kesal.
"Jubah jaksa terlihat sangat keren, sesekali aku ingin mencoba mengenakannya," ucap Tae Ha yang mencoba mencairkan suasana. Tae Ha mencoba membungkus daging sapi dengan selada lagi sebanyak dua buah dan memberikannya pada Hyeri dan Dong Wook.
Mereka bertiga kembali menyantap barbeque mereka sampai suara tak asing terdengar dari telinga Dong Wook. Bukankah itu suara ayahku? Batin Dong Wook yang kemudian mencari sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari sebuah televisi di dekat kasir.
********
Para wartawan terlihat sudah siap dengan laptop mereka di setiap meja yang sudah disediakan, kamera berdiri dengan tripod menjulang di samping meja. Lambang kejaksaan terlihat dibelakang mimbar yang sudah penuh dengan mikrophon. Kejaksaan sedang ingin melakukan siaran pers langsung untuk memperingati hari ulang tahun kejaksaan.
Lee Jeong Hoon ayah Dong Wook berjalan menuju arah mimbar, kamera dari wartawan dengan cepat mengeluarkan sinar blits mereka. Dia sudah berada dimimbar sekarang, dengan sekali tarikan nafas dia siap mengeluarkan sebuah pengumuman.
"Hubungan pihak kepolisian dan kejaksaan terlihat kurang baik dalam beberapa tahun terakhir, karena urusan mereka yang berkesinambungan dan kurangnya koordinasi yang baik antar kedua pihak, membuat banyak personil yang kurang senang dengan satu sama lain. Karena itu, di hari jadi kejaksaan ini, saya selaku kepala kejaksaan telah membuat sebuah program bersama kepala kepolisian. Untuk membentuk sebuah tim, yang bertugas untuk menyelidiki kasus dari awal sampai dengan menyiapkan bahan persidangan, hal ini dilakukan agar kedua pihak mengerti akan tugas masing-masing dan akhirnya akan saling dapat berkordinasi dengan baik kedepannya.
"Tim ini akan beranggotakan dua orang dari pihak kejaksaan dan dua orang dari pihak kepolisian. Para personil akan segera saya umumkan, pertama Jaksa Lee Dong Wook. Kedua Jaksa Park Dae Hee, Ketiga Detective Kang Hyeri, Keempat Detective Shin Tae Ha. Kami harap program ini akan berjalan lancar. Terimakasih.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption (COMPLETE)
Mystery / Thriller(#3 in jaksa on 10 desember 2020) Ketika sebuah kebenaran tak lagi dapat terungkap. Ketika sebuah bukti dibuat untuk mencari kambing hitam. Ketika seseorang yang tidak bersalah harus berada di penjara untuk menutupi kesalahan orang lain. Lee Dong W...