BAB 14 : START

56 21 2
                                    


PUKUL 17:00

Dong Wook meminta agar anggota timnya beristirahat sambil menunggu uji isotop dan bukti lainnya yang dapat ditemukan tim forensik. Besok pagi mereka akan rapat di kantor dan akan mendiskusikan bagaimana langkah penyelidikan selanjutnya. Sebelum pulang Dong Wook meminta Dae Hee untuk ikut dengannya.

"Sebaiknya kau mengundurkan diri dari tim ini," pinta Dong Wook.

Dae Hee hanya bisa menatap Dong Wook dalam, "Tidak, aku akan terus berada di tim ini."

"Apa kamu tidak liat bagaimana korban dibunuh, kita tidak tau apa yang akan terjadi ketika kita mencoba menangkapnya."

"Aku dapat menjaga diri, aku juga sabuk hitam judo sepertimu, aku juga bisa menembak dengan baik. Apa kamu begitu sulit untuk menerimaku disini?"

Dong Wook tertegun sebentar, dia mencoba mengatur nafasnya kembali. "Aku hanya tidak ingin kamu terluka, apa itu terlalu sulit untuk dilakukan?" ucap Dong Wook khawatir.

"Aku bukan adikmu! Berhentilah mengkhawatirkan aku dengan wajah seperti itu!" Dae Hee menajamkan tatapannya.

"Aku sudah membuat janji dengan ayahku, apabila kamu terluka, kamu akan dikeluarkan dari tim. Jadi jagalah dirimu dengan baik."

Aku hanya ingin berada didekatmu, apa itu terlalu sulit? batin Dae Hee dengan mata berkaca-kaca. "Aku dapat menjaga diriku, aku akan terus berada di tim ini!" Dae Hee berjalan meninggalkan Dong Wook dan pergi menuju mobilnya.

**********

Dae Hee mengendarai mobil hitam mewahnya dengan kesal, matanya sangat berkaca-kaca sekarang. Wajah Dong Wook yang mengkhawatirkannya terus terngiang di kepalanya. Dia tidak ingin ditatap sebagai adik, tapi ingin ditatap sebagai wanita.

Dae Hee memegang setirnya dengan sangat erat karena begitu frustasi. Dia tidak tau bagaimana caranya membuat Dong Wook juga suka kepadanya. Dia sudah melakukan pendekatan dari SMA, selalu memberi perhatian, menjadi teman belajar. Bahkan Dae Hee memilih kampus yang sama dengan Dong Wook agar dapat semakin dekat dengannya.

Tapi hanya kedekatan sebagai adik yang dia dapatkan, bukan kedekatan sebagai wanita seperti yang dia inginkan.

Dae Hee melihat kearah kiri jalan, dia sedang melewati daerah kampusnya. Dulu waktu kuliah saat sedang setres dia memakan teobekki super pedas untuk memindahkan konsentrasinya. Setelah memastikan tempat langganannya buka, diapun mencari tempat untuk memarkirkan mobil hitamnya.

*******

Dae Hee sudah berada didepan kedai pinggir jalan yang menjual makanan ringan khas korea, tteokbokki, oemuk, fish cake. Uap nya sangat terlihat dicuaca yang mulai dingin ini. Dae Hee mengambil gelas plastik, tusuk sate kemudian mencoba mengambil tteokbokki nya.

"Kamu?"

Suara yang sedikit familiar membuat Dae Hee mengalihkan perhatiannya. Dia melihat Tae Ha yang sedang menggunakan masker plastik penjual di depannya. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Dae Hee.

Suara Dae Hee membuat bibi yang sedang membuat adonan berjalan ke kedainya. "Wah.. sudah berapa lama kamu tidak kesini, kamu terlihat tambah cantik sekarang," ucap Bibi tersebut setelah memperhatikan Dae Hee dari bawah ke atas.

Dae Hee menundukkan badannya untuk memberi hormat, "Mungkin sudah 2 tahun aku tidak kesini," ucap Dae Hee dengan senyum simpul.

"Bibi mengenalnya?" tanya Tae Ha pada bibi di sampingnya.

"Dulu dia dengan teman-temannya suka kesini, ketika para cewek cantik ini makan kesini, kedai bibi biasanya akan ramai dengan para lelaki yang membeli untuk melihat mereka," ucap Bibi itu tersenyum hangat.

Redemption (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang