40. Ngobrol.

803 115 57
                                    

Kalian tau gak, Aksa udah pulang looh. Ya walaupun banyak paksaan ya, tapi Alhamdulillah berhasil. Dari bunda, ayah, Mawan, sampe dokter Bastian pun ikut bujuk Aksa.

Sekarang Aksa lagi tiduran di kasurnya, Mawan dan Bunda dibawah, adik-adik juga lagi dilantai bawah, pas Aksa pulang mereka udah nyambut kok, bahkan Arka nangis karna takut Aksa sakit parah. Ada Indra juga kan dibawah, dia masih setia main sama si judes Altan.

"Sa," panggil Mawan pelan.

Aksa noleh, terus senyum kecil, "hai," sapa Aksa balik.

"Lo beneran mau jadi Aksa lagi? Kalau gue kangen Aksa kecil gimana?" tanya Mawan sedih.

"Ah elah, gue sama elu tetap manja kali Wan," balas Aksa.

"Iya deh, lu cepat sembuh ya, terus konsul sama om Gibran dan Gilbert, biar jadi manusia kuat lagi," kata Mawan.

"Hahahaha, anjir gue inget lagu Tulus dong!" kata Aksa sambil ngakak.

"Manusia manusia kuat, itu Aksa jiwa-jiwa yang kuat, itu Aksa," nyanyi Mawan.

Aksa langsung telungkup, nyembunyiin mukanya, nangis dia sob. Merasa lagu yang Mawan nyanyiin itu gak cocok untuk dia. Kalau dia kuat mah, pasti dia bisa nahan untuk gak ngeluarin alternya.

"Eehh!!! Kok nangis sih, Sa?" panik Mawan.

"Elu sih, apaan nyanyi kaya gitu!" kesal Aksa.

Mawan ketawa pelan, "ya maap sih, Sa. Tapi mah, elo emang kuat."

Tok... Tok...
Suara pintu kamar Aksa, setelah itu masuklah Indra, dia senyum kecil sambil nenteng 1 toples kerupuk udang.

"Ehehe, ayo ngobrol-ngobrol," kata Indra.

Aksa ngangguk pelan, dia ngehapus air matanya dan duduk tegak, "ngapain dah, bawa kerupuk udang?" tanya Aksa.

"Ya buat dimakan lah, masa dibuang," jawab Indra sewot.

"Iiihh!!! Indra kebanyakan main sama Altan iihhh," goda Aksa.

Indra mencubit pelan pipi Aksa, "biarin, aku mau jadi orang judes," kata Indra.

"Gak cocok sama muka, Ndra. Bayi judes sedunia cuma Altan, kamu mah jangan," kata Mawan.

"Heeehh??! Kok kalian gitu sih?" protes Indra.

"Ingatlah anak muda, kita adalah orang tua kamu didunia aneh yang kita buat waktu SMA," kata Mawan sambil senyum datar.

Indra manyun kesel, "kalau dipikir-pikir, kita aneh banget ya, dulu. Main rumah-rumahan, udah gitu aku jadi anak paling bungsu," gumam Indra.

"Itu namanya pengalaman," sahut Aksa.

"Diih?? Pengalaman macam apa kaya gitu?" protes Indra yang ngebuat Aksa dan Mawan ketawa.

"Aksa apa kabar?" tanya Indra.

"Huh? Baik, ya walaupun kadang masih suka keliyengan kalau banyak mikir," jawab Aksa jujur.

Indra ngangguk pelan, "Sa, tiga hari yang lalu, Andang bilang ke aku, dia ngikut mamanya, dan dia udah putus sama Nahla," cerita Indra.

Mawan natap Aksa khawatir, sedangkan Indra nunduk, gak mau ngeliat ekspresi dua temannya.

"Hah? Gila si Andang, kaga ada pamit-pamitnya anjir. Wah, parah bener," kata Aksa heboh.

"Dia datang kemarin. Minta maaf ke Azka, dan ngasih surat untuk kamu dan Mawan," jelas Indra.

"Sumpis? Ah elah, kenapa kaga samper gue kerumah sakit sih, ah kesel gue anjir," dumal Aksa, "telpon dong, si tai," kata Aksa.

"Belom sampe kali dia, kedaerah Eropa bisa sampe seharian. Dia berangkat malam. Si Nahla juga ikut nganter btw, mereka putus baik-baik," kata Indra.

Kembar-kembar Somplak. (EdiSi BaRu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang