12. Cinta MONYET.

2.3K 200 0
                                    

Amar sudah maafin kesalahan yang bukan salah Ricky, ngerti kan? Setelah itu, Aksa nyuruh Amar dan Ricky untuk ngomong berdua. Sedangkan yang lain boleh ngapain aja, asalkan jangan mojok.

Arka dan Wahib ditugaskan untuk menjaga adik dan keponakan mereka. Mereka pasrah, karena mereka sadar posisi. Belum lagi, Arka dan Wahib merasa sedikit canggung, karena ngerti dengan masalah Amar.

Wahib duduk di ayunan sambil natap Nirmala yang naik turun prosotan, Nirmala aktif banget, sampai-sampai Wahib capek lihat Nirmala naik turun.

Hafzhar main jungkat jungkit bareng anak bule yang juga main disini. Wahib gak terlalu khawatir karena Hafzhar udah lumayan besar, dan cukup mengerti keadaan.

Altan? Jangan ditanya, dia dari tadi diam dipangkuan Arka, sampai Arka bosan duduk melulu. Paha Arka juga kesemutan.

"Altan, gak mau main prosotan, apa?" Tanya Arka.

Altan geleng-geleng pelan.

Arka cemberut, susah banget bujuk adik bungsunya ini. Apa perlu Arka oplas mirip Indra, biar Altan nurut sama dia?

"Mau makan, atau beli sesuatu?" Tanya Arka lagi.

Altan natap Arka datar, lalu geleng-geleng lagi.

Arka menghembuskan nafas pelan. "Hib, Abang titip Altan, dong. Mau ke toilet" ucap Arka.

Wahib ngangguk dan ngambil alih Altan dari Arka. Altan diam gak protes sama sekali.

"Altan, mau permen? Abang bosan dari tadi duduk mulu, Abang juga mau jalan-jalan" tawar Wahib sambil curhat sedikit.

"Ya" gumam Altan.

Sebenarnya Altan kasihan sih sama Wahib, jadi dia mengiyakan keinginan Wahib. Sedari tadi, Altan ngeliat kelakuan Wahib yang nendang-nendang pasir.

"Hafzhar, liatin Nirmala, dong. Abang, sama Altan, mau beli permen dulu. Nanti, Abang beliin juga untuk Hafzhar, dan Nirmala" pesan Wahib.

"Siap!"

Wahib dan Altan akhirnya keluar dari kawasan taman. Mereka jalan di depan warung-warung yang jual arum manis dan balon gas.

"Altan, mau balon gas?" Tanya Wahib.

Altan ngangguk pelan.

"Mau yang mana? Yang Tayo, Doraemon, atau Hello Kitty?" Tanya Wahib lagi.

Altan geleng-geleng, dia ngelepas genggaman Wahib, dan nunjuk balon gas dengan gambar jantung.

Wahib sedikit kaget awalnya, tapi gak apa-apa. Bukan karena Altan mau balon gas, tapi gambarnya itu loh yang buat Wahib sedikit kaget.

Altan itu anak yang paling cuek, melebihi Ataya malah cueknya. Kadang Ayra sering beliin balon gas, dan Altan gak pernah banyak milih. Baru kali ini, Wahib ngeliat Altan pengen sesuatu, dan barangnya itu bentuk jantung. Ya Allah, kuatkan Wahib.

"Mas, balonnya yang bentuk jantung dong" pinta Wahib.

"Oalah dek, balon yang jantung utu khusus untuk orang dewasa yang punya pasangan, saya gak jual ke anak kecil" ucap Mas penjual balon.

Wahib ngelirik Altan yang juga balas lirikannya, "itu untuk orang dewasa" bisik Wahib.

"Mau itu" gumam Altan datar.

Walaupun muka Altan datar, tapi Wahib gak enak untuk nolak. Altan baru kali ini ada maunya sama Wahib.

"Em, masa gak bisa sih, Mas? Saya mau kasih ke bunda saya soalnya. Kan, cinta itu gak semua dari pasangan, tapi dari keluarga pun bisa" Wahib bernegosiasi.

Kembar-kembar Somplak. (EdiSi BaRu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang