4. Rusuh.

3.2K 264 15
                                    

Indra dan Gilbart udah bisa ngobrol, itupun karena bantuan Ayra dan Ataya. Caranya? Ya Azka dan Aksa disuruh belanja bulanan, awalnya mereka ngajak Indra, tapi Ayra larang. Terus Rangga dan Ilham disuruh istirahat sama Ataya, akhirnya Indra dan Gilbart bernafas lega.

"Mereka so sweet ya, Bun" ucap Aisha sambil bisik-bisik.

Ayra ngangguk sambil senyum tipis. "Padahal udah sering lihat di kampus, tapi gak pernah bosan" balas Ayra.

"Loh? Siswa bunda ada yang homo juga?" Tanya Aisha.

"Gak homo, cuma mereka tuh suka berduaan. Ya namanya juga radar fujo, liat dua cowok jalan dempetan aja girang" jawab Ayra.

Aisha terkikik geli. Kenapa dah, dia bisa punya calon mertua fujo kayak Ayra. Tapi, Aisha gak masalah juga sih, toh namanya hidup, masing-masing orang punya pilihannya sendiri.

"Bunda pernah kepikiran gak sih, kalau anak bunda nantinya homo?" Tanya Aisha.

Ayra mengangguk. "Pernah, Aksa waktu kecil kan imut banget. Bunda pikir bakalan jadi uke, taunya pas gede malah pacaran sama cewek, mana abangnya kalah lagi" jawab Ayra.

"Ya Allah, Bunda. Ada-ada aja ih, gimana kalau beneran?"

"Ya gak apa-apa, Bunda mah orangnya santai. Waktu kuliah, Bunda gak punya banyak teman, dan Bunda ngeliat satu cowok cupu yang selalu ada dimanapun bunda dan ayah ada. Ternyata dia mau temenan, terus di jujur kalau suka sama ayah" cerita Ayra sambil cekikikan.

Sedangkan Aisha melotot kaget, ternyata calon ayah mertuanya itu pernah disukai sama homo.

"Bunda marah?" Tanya Aisha.

"Gak tuh, karena ayah tegas nolak. Tapi bunda gak tega, ya udah bunda jodohin dia sama temen SMA bunda, si Samsul. Langgeng sampai sekarang" jawab Ayra.

"Coba mama juga tau, pasti mama heboh dan minta dikenalin" ucap Aisha.

"Kayaknya bukan mama mu doang, tapi ibu-ibu yang lain juga. Gak nyangka loh bunda, mereka juga bisa nerima apa yang orang lain susah terima. Ya homo itu kan tabu banget di Indonesia, jadi suka deh besanan sama mama mu" timpal Ayra.

Aisha senyum malu-malu. Kenapa yang tidak pasti justru lebih manis dari pada yang pasti? Kalau Azka tidak melamarnya juga, Aisha akan melamar Azka agar tidak diambil orang lain.

Ayra menatap Indra dan Gilbart yang sedang bermain dengan Altan. Rasanya kayak ngeliat keluarga bahagia.

"Assalamu'alaikum, Arka ganteng pulang" teriak Arka yang baru pulang sekolah.

"Gantengan juga abang" sahut Azka gak terima.

"Dih, apaan. Kalau bang Azka, emang ganteng, yang suka sama abang bukan kak Aisha, doang" ejek Arka.

"Yeu, bocah so tau. Abang, banyak yang nembak tau. Cuma abang tolak, karena abang ingat ada satu gadis yang harus abang perjuangkan" ucap Azka.

"KAK INDRA, KYAAAAAAA!!!!" teriak Wahib yang melihat keberadaan Indra diruang keluarga.

"WAHIB, JANGAN SUKA TERIAK, KASIHAN ADIKNYA NANTI KAGET!" peringat Ayra.

"Please, bunda juga teriak disini" gumam Aksa malas.

Ayra cengengesan. "Bunda khilaf, Sa"

"Hafzhar mana, Sa?" Tanya Aisha.

"Eh, Astaghfirullah!! Lupa dijemput" teriak Aksa dengan wajah yang konyol.

"Bego, sih. Udah gue bilang beli cilok dulu didepan SD. Makanya, dengar apa kata gue yang manis ini" sinis Azka.

"Manis kayak ikan, kan?" Tanya Aksa usil.

Kembar-kembar Somplak. (EdiSi BaRu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang