17. Selesai baik-baik.

2K 180 8
                                    

Sore ini, semua orang sibuk sama kegiatan masing-masing. Azka dan Aisha pergi ke Mall, bawa adik-adiknya main. Gilbart dan Indra juga jalan-jalan, gak tau kemana. Mawan, tiba-tiba aja di panggil dosen. Sisa Aksa Dan Zuhra di rumah, teman-teman yang lain udah pulang.

Zuhra, dilarang pulang sama Azka, setelah Azka dengar cerita yang lebih lengkap dari Zuhra sendiri. Awalnya Zuhra tetap maksa pulang, tapi Azka ngancam bakalan kasih tau preman-preman itu kalau Zuhra sembunyi di rumahnya, akhirnya Zuhra setuju. Kekanakan banget Azka tuh.

"Zuhra" panggil Aksa pelan.

Zuhra yang lagi nonton TV, seketika noleh kearah Aska.

"Kalau mau mandi, bilang ya, biar gue kasih baju nyokap gue" ucap Aksa.

Zuhra mengangguk, "kalau gitu, gue mandi sekarang aja"

Aksa mengangguk, dan langsung pergi ke kamar orang tuanya untuk cari baju Ayra yang pas dipakai Zuhra. Tapi, Aksa tiba-tiba aja bingung, waktu berhadapan sama yang namanya dalaman wanita.

Aksa garuk-garuk kepalanya bingung. "Zuhra, marah gak ya, kalau gue ngasih benda kramat ini ke dia?" Gumam Aksa. "Tapi, kalau dia gak ganti barang kramat, pasti gatel"

Ragu-ragu, tangan Aksa ngambil dua benda kramat punya Ayra yang masih ada merk nya, alias masih baru, belum di pakai. Aksa juga ngambil baju-baju Ayra yang udah lama, tapi masih bagus.

Dua benda kramat yang masih baru itu, Aksa bungkus pakai baju atau dress punya Ayra.

"Ini, terserah lo mau mandi dimana aja" ucap Aksa sambil ngasih baju yang udah tak berbentuk lipatannya.

Zuhra ngambil baju ditangan Aksa. Tapi, tiba-tiba aja salah satu benda kramat yang Aksa unyel didalam baju, malah jatuh.

Aksa melotot, begitupun Zuhra. Mereka berdua saling tatap, tapi gak lama karena mereka berdua sadar, ini keadaan yang canggung parah.

Aksa buang muka. "Buruan ambil!" Perintah Aksa.

Zuhra sadar, kalau dia malah melamun. Akhirnya dia ngambil benda kramat itu dan langsung lari ke kamar mandi terdekat.

Aksa hela nafas lega, rasanya kayak habis memerankan adegan film yang lagi berkelahi, atau gak film setan yang pas setannya muncul. Ah elah, tinggal bilang deg-degan aja susah.

Aksa duduk di sofa, dia ngelus-elus dadanya pelan. Jantungnya gak terkontrol banget, entah karena malu atau apa, tapi ini jantung rasanya mau salto. Alay!!

Suara bel tiba-tiba aja bunyi, Aksa reflek loncat dari atas sofa dan natap kearah pintu kesal.

"Bangsat, siapa sih, ngagetin aja" gumam Aksa kesal.

Bel lagi-lagi bunyi, dan Aksa yang awalnya gondok, tambah gondok waktu dengar suara Bel yang di pencet berkali-kali.

"Sabar!!" Teriak Aksa.

Pintu itu Aksa buka pelan, walaupun dia kesel sama yang mencet bel, tapi dia masih mau menunjukkan sopan santunnya.

"Aksa"

Aksa matung waktu ngeliat siapa yang berdiri didepan pintu rumahnya. Jantungnya berdetak, tapi kayak ada sakitnya.

"Aksa, gue mau jelasin sesuatu sama lo" ucapnya lagi.

"Oh, ya. Masuk dulu kalau gitu" ucap Aksa mempersilahkan.

Mereka berdua masuk ke ruang tamu. Suasana diantara mereka canggung banget, memang mereka udah lama gak ketemu, dan cuma sesekali chat lewat WA, itupun isi chat nya gak bermutu.

"Mau minum?" Tanya Aksa.

"Gam usah, gue cuma sebentar disini" jawabnya.

Aksa ngangguk pelan. "Mau ngomong apa?"

"Eum, gue mau minta maaf dan berterimakasih" ucapnya.

"Untuk? Perasaan gue gak ngelakuin apa-apa, deh" ucap Aksa sambil ketawa kecil.

"Lo sangat berjasa dalam hidup gue. Tanpa lo, mungkin gue gak akan bisa kayak gini, dan tanpa lo, mungkin aja gue udah gak ada sekarang" suara itu semakin mengecil.

Bibir Aksa gak berhenti untuk senyum dari tadi. Jujur aja, Aksa udah lama mempersiapkan diri, kalau hal ini terjadi. Aksa sih, pengennya masalah ini selesai dengan senyuman.

"Ziel, sekarang gue sadar, lo itu gak cocok jadi pendamping hidup gue, tapi cocoknya jadi adik gue" ucap Aksa. "Ya, namanya bukan jodoh El, kita manusia mana bisa marah sama Tuhan."

"Maaf, gue beneran gak bisa menghindar dari acara perjodohan itu. Gue kesel banget sama orang tua gue, udah gak pernah ada dirumah, jarang merhatiin gue, tiba-tiba pengen jodohin gue sama anak temennya, mimpi apa gitu mereka" gerutu Ziel.

Aksa ketawa ngakak ngeliat Ziel yang ngomel gak jelas dihadapannya. "Ganteng gak, cowoknya?" Tanya Aksa.

"Ganteng sih, ganteng. Cuma, dia tuh dibawa gue, brondong, dan maunya dimanja mulu. Gue mana bisa manjain orang, adik gue aja gue cuekin" jawab Ziel menggebu-gebu.

Lagi-lagi Aksa ketawa ngakak dengarnya. "Lo sih, keseringan gue manja, jadinya sama orang lain pengen dimanja juga" ucap Aksa.

Ziel manyun dan hampir aja ngelempar bantal yang ada disampingnya ke Aksa.

Aksa buru-buru menormalkan mukanya lagi. "Gini El, gak semua orang itu punya sifat yang sama. Mungkin kalau sama gue, lo yang dimanja, tapi kalau sama dia, ya lo harus manjain dia. Lo harus jadi bunglon, biar lo bisa berbaur sama apa aja yang ada di sekitar lo"

"Gue nolep, mana bisa berbaur dengan cepat" protes Ziel.

"Ya Allah, sumpah dah, sakit perut gue dari tadi" Aksa megangin perutnya yang sakit karena kebanyakan ketawa. "lo tuh udah gue sembuhin ya, cuma lo nya aja yang malas-malasan. Coba kalau lo terapin di calon tunangan lo, sapa tau aja berhasil" saran Aksa.

"Apaan, dia ngeselin banget. Kalau bisa milih gue maunya sama lo aja, tapi gimana ya, jujur aja nih, hati gue cuma nganggap lo kakak doang" ucap Ziel.

Aksa diam sebentar sambil natap Ziel dalam. Sebenarnya, Aksa gak tersinggung sama perkataan Ziel, cuma Aksa merasa kalau apa yang Ziel bilang itu bener. Aksa juga rasanya cuma jadiin Ziel adik doang. Mungkin karena dulu Aksa kasihan ngeliat Ziel yang menyedihkan banget.

"Iya, gue juga baru sadar, rasa yang gue salurkan ke lo itu, cuma sebatas rasa sayang ke saudara, sama kayak rasa sayang gue ke Azka, dan adik-adik gue yang lain" ucap Aksa.

"Miris amat kita, tuh. dua tahun, berakhir kayak gini doang, padahal dulu gue berharap untuk nikah sama lo" gumam Ziel sedih.

Aksa ketawa pelan. "Ya, dan akhirnya lo nikah sama pilihan orang tua lo, dan gue nikah sama Mawan" balas Aksa.

Ziel melotot kaget. "Lo sama Bang Mawan, beneran?" Tanya Ziel.

Ketawa Aksa yang awalnya pelan malah jadi keras, posisi duduknya juga jadi merosot karena gak sanggup ketawa lagi.

"Ya, gak lah, canda doang gue, tuh" jawab Aksa sambil nahan ketawanya. "sebenarnya, gue tuh ada cewek baru, cuma ya gue nunggu kita selesai baik-baik dulu, biar kesannya gue gak bajingan banget" lanjut Aksa serius.

"Huu, enaknya yang langsung dapat cewek baru" nyinyir Ziel.

"Huu, lo juga enak punya cowok baru. Malah mau langsung nikah lagi, huuu" balas Aksa gak kalah nyinyir.

Mereka berdua langsung ketawa ngakak. Saling ngetawain nyinyiran masing-masing. Dua tahun, selesai baik-baik, tanpa ada drama dan air mata. Sebenarnya, gini cara untuk menyelesaikan hubungan, biar silahturahmi juga tetap jalan.

Tbc.

Terapkan gais, kalau emang udah gak cocok, saling jujur, biar gak sampai berlanjut ke tindakan kriminal ❣️

Kembar-kembar Somplak. (EdiSi BaRu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang