15. NgeBO?

2K 170 9
                                    

Setelah makan nasi goreng, Aksa milih beli es campur untuk makanan penutup. Aksa juga butuh yang seger untuk mendinginkan otaknya yang beberapa hari ini panas.

Sedangkan Zuhra yang numpang cuma bisa ikut. Zuhra udah percaya sama Aksa, dia yakin Aksa gak akan jahat kayak teman-temannya yang lain.

"Lo jadinya mau gue antar kemana?" Tanya Aksa.

"Kan gue udah bilang, kemana aja, asal jangan kerumah gue" jawab Zuhra lemas.

"Kalau gue antar lo kemana aja, apa itu akan menjamin kalau lo selamat dari kejaran anak buah musuh bokap lo?" Tanya Aksa lagi.

Zuhra terdiam, lalu kepalanya menggeleng pelan. "ya terus, gue harus kemana? Temen gue gak punya, keluarga gue juga gak ada di sini, mereka mencar" gumam Zuhra.

Aksa menghembuskan nafas pelan. "ya udah, kerumah gue aja" final Aksa.

Zuhra menatap Aksa. "Apa orang tua lo gak marah, lo bawa cewek kerumah?" Tanya Zuhra.

"Gue sering bawa temen cewek kerumah, nyokap biasa aja, apa lagi bokap" jawab Aksa santai.

"Tapi, ini kan udah malam banget. Gimana kalau orang tua lo mikir yang macam-macam?" Tanya Zuhra lagi.

"Awokawokawokawoka ... " Aksa ketawa ngikutin ketikan Andang. "Gue bahkan pernah bawa pulang dua anak kecil, dan dikiranya gue hamilin anak orang. Tapi santuy, lah, nyokap gue gak kolot banget kok, pikirannya" jelas Aksa.

Zuhra sempat ilfil ngeliat ketawa Aksa yang mirip ketawa anak-anak jaman sekarang di media sosial. Tapi itu gak lama setelah Aksa menjelaskan tentang nyokap nya yang santuy.

"Ya udah, kalau nyokap lo gak masalah. Tapi, gue janji kok, cuma malam ini doang gue nginapnya, setelahnya gue bakalan cari cara untuk lepas dari incaran preman kutu kupret itu" ucap Zuhra.

Aksa mengangguk paham, lalu ia membayar es campur yang ia beli, dan mereka berdua kembali kerumah Aksa.

Selama di atas motor, Zuhra berusaha untuk menutup wajahnya dengan bahu Aksa. Zuhra takut preman itu melihat wajahnya.

"Duh, ribet amat sih lo. Tinggal peluk gue, terus simpan muka lo di bahu gue, kan selesai" ucap Aksa kesal.

Zuhra dengan cepat mengikuti saran Aksa. Ia memeluk Aksa, lalu menyimpan wajahnya di bahu Aksa. Untung rumah dan tempat mereka makan gak jauh, jadinya setelah masuk pekarangan rumah Aksa, Zuhra bisa bernafas lega.

"Masuk duluan, gih. Gue mau gembok pagar dulu" printah Aksa.

Zuhra menggeleng, ini pertama kalinya dia kerumah Aksa, masa mau langsung masuk kedalam. Gak sopan banget, kan?

Aksa menggeleng pelan saat melihat Zuhra yang berdiri didepan pintu menunggu Aksa selesai menggembok pintu.

"Kenapa sih, ngeyel banget. Udah gue suruh untuk masuk duluan juga" omel Aksa sambil membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci.

"Ya kan gue pikir pintunya di kunci, lagi pula gak sopan tau, orang baru masuk tanpa ada orang dalam" gumam Zuhra kesal.

Aksa mendengus, kenapa dah, si Zuhra ini kalau di omel suka ngelawan. Padahal Aksa berharapnya Zuhra bakalan patuh sama dia.

"Lo boleh tidur dikamar itu" Aksa menunjuk Kamar tamu yang berada disamping kamar Wahib dan Hafzhar. "besok, gue bakalan ngenalin lo sama keluarga gue yang lain"

Zuhra mengangguk. "Maaf udah ngerepotin" gumamnya yang tidak didengar oleh Aksa.

Aksa langsung menuju kamarnya, karena udah kebiasaan selesai makan pasti ngerasa ngantuk, padahal baru 3 jam yang lalu dia bangun dari tidurnya. Memang susah kalau jiwa-jiwa kebo nya lebih mendominasi.

Besok paginya, dengan gak tau malu, Aksa bangun jam 10, yang mana pada saat itu acara pagi-pagi pasti happy udah tayang, acara kesukaan Ayra.

Aksa ngeliat ruang TV yang rame banget, ada beberapa teman-teman SMA nya, tapi ada Gilbart juga. mereka lagi makan cemilan sambil nonton berita.

"Demonya makin parah, ya" ucap Mawan yang serius ngeliat berita di TV.

"Ya abisnya DPR ngeselin, sih. Apaan coba, mau anuan sama pasangan halal aja bisa masuk penjara. Agama aja kaga pernah tuh, ngelarang anuan sama yang halal. Gak habis pikir gue, sumpah, dah" timpal Andang.

"Gini-gini, yang lebih gak masuk akal, narapidana bisa jalan-jalan ke Mall?!" Teriak Azka heboh. "coba deh, kita bayangkan setelah adanya undang-undang baru ini, apa seorang kriminal gak mikir gini, 'udahlah, santai aja, masuk penjara ada liburannya, kok' sumpah sih, ini tuh gila banget"

"Apa, neh? Pagi-pagi udah ribut aja?" Tanya Aksa yang duduk disamping Mawan, kebetulan tempat duduk disebelah Mawan kosong.

"Nih, lagi nontonin demo" jawab Mawan.

"Ngapain nonton? Kenapa kita gak ikut aja?" Tanya Aksa.

"Ngelindur lo, yang ada nama kita di coret dari kartu keluarga sama Bunda, belum lagi Bunda gak ada disini" ucap Aksa.

"Iya, kita gak usah ikut demo lah, cukup mendoakan mereka yang berjuang, dan kalau perlu kasih sumbangan air. Gue ngeliat story ig nya kating, mereka butuh air" ucap Mawan.

"Boleh aja kita sumbang air, kalau perlu sama cemilan, gue yakin mereka pasti capek banget disana, sedangkan DPR asik dibawah dinginnya AC" timpal Cevin.

"Ihh, sedih gue ngedengar berita kayak gini. Kenapa harus buat undang-undang yang mengeluarkan banyak duit, gue tau ini negara banyak utang, ya makanya jangan banyak beli keperluan negara yang gak berguna. Kayak apa tuh, bambu apa gitu yang udah dicopot. Itu kan mahal banget dibelinya" gumam Andita.

"Kumpul uang, pindah negara" celetuk Amar.

"Ndas mu, lo pikir gampang apa" semprot Nanang.

"Ya dimana ada kemauan, disitu ada jalan" ucap Amar.

"Ya tapi dapet visa gak semudah itu, apa lagi kalau goblok bahasa Inggris" balas Nanang.

Amar melotot ke Nanang, begitupun sebaliknya. Mereka jadi saling cakar-cakaran sekarang, sudah emang kalau cowok kayak mereka adu mulu, berakhir malah saling cakar.

"Btw, lo keluar kemana tadi malam?" Tanya Azka ke adiknya yang lagi senderan di bahu Mawan.

"Beli makanan, lapar gue" jawab Aksa.

"Ih, itu tai mata lo numpuk. Bersihin dulu!" Omel Mawan.

"Bersihin ngapa, mager gue" gumam Aksa malas.

"Malas banget jadi manusia, entah apa yang merasuki mu wahai manusia" ucap Mawan sambil bersihin tai mata Aksa.

"Pulang jam berapa?" Tanya Azka.

"Au, gak lihat jam" jawab Aksa.

"Em, Sa" panggil Indra.

"Ya?"

"Kamu gak boking cewek kan, tadi malam?" Tanya Indra hati-hati.

Seketika suasana jadi hening. Aksa natap Indra lama, belum ngerti sama ucapan Indra. Setelah beberapa detik mikir, akhirnya Aksa ngerti maksud omongan Indra.

"Ngapain gue ngeBO?" Tanya Aksa. "Gue masih waras dan gak mau ditendang dari rumah ini" lanjut Aksa.

"Em, terus, sepatu cewek didepan, punya siapa?" Tanya Indra.

"Eh? Ada sepatu cewek?" Tanya Azka kaget.

Aksa sadar, kalau itu sepatunya Zuhra dan dia belum kenalin Zuhra sama yang lain.

"Tapi, tadi malam, Aksa tidur sama gue, kok" ucap Azka.

"Gue gak BO, kok. Itu temen gue, dia lagi dikejar-kejar sama musuh bokapnya, makanya gue bawa pulang. Kasihan tau, dirumahnya udah gak aman, dia gak punya banyak teman juga" jawab Aksa.

"Terus, anaknya mana sekarang?" Tanya Mawan.

"Dikamar tamu" jawab Aksa. "Entar, gue panggilin"

Tbc.

Nantilah kita lanjut, saya masih harus ngetik cerita yang lain :) walaupun ngegantung banget, setidaknya ini gak sesakit cinta kalian yang digantung si DOI, kan? :)

Kembar-kembar Somplak. (EdiSi BaRu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang