42. eh, ketemu.

738 108 30
                                    

Pagi-pagi gini, keluarga Angkasa lagi berenang. Ya bocil-bocil sih yang berenang, Aksa sama Mawan mah duduk dipinggir kolam aja, sedangkan Ayra dan Ataya ada di dapur, katanya mau masak.

Ngomong-ngomong Indra ikut berenang, soalnya kan dia momong Altan. Sumpah mereka makin gak bisa dipisah, Altan juga maunya sama Indra terus, kalau gak Indra ya bunda sama ayah.

"Udah seminggu." kata Aksa.

"Apa?" tanya Mawan bingung.

"Sejak kita vc sama Nahla dan Andita. Kangen mereka, pengen kumpul." jawab Aksa jujur.

Mawan terkekeh, "korona Aksa, lagian juga lo masih takut sama manusia." goda Mawan.

Aksa mendengus kesal, tapi keliatan gemes banget, "kalau sama temen nggak, kok." kata Aksa.

"Oh, gitu ya? Terus yang waktu dirumah sakit gak ijinin teman-temannya untuk ngejenguk itu siapa ya?" goda Mawan lagi.

"Mawaaaann!!!" rengek Aksa.

"Sumpah, gemes banget lo Aksa. Tapi lebih ke ngeselin, labil paraaahh. Eh, gak apa deh, lucu juga."

"Berhenti ngejek gue!"

Mawan malah semakin ngejek Aksa. Seru banget deh kalau Aksa ngambek gini, dulu Mawan sama Azka suka ngeledekin Aksa, cuma pas kuliah kan dia jadi sok cool gitu, eh balik lagi manja-manja minta ditampol.

"Mawaaan, bisa bantu bunda, gak?" Teriak Ayra dari dapur.

Mawan langsung meluncur ke dapur, sebelumnya dia ngelap kakinya yang basah pake handuk.

"Bantu apa bunda?" tanya Mawan.

"Beliin garem, kecap asin, saos sambel, sama bumbu rujak. Sisanya beli buah-buahan, jajan, terus terserah Mawan mau beli apa deh. Ini uangnya, jangan lupa pake masker, bawa handsanitaizer, terus belanjaannya nanti disemprot desinfektan dulu ya, bunda taro di teras nanti." jawab Ayra sambil ngasih uang ke Mawan.

"Mawan sendiri, Bun?" tanya Mawan lagi.

"Ajak Aksa kalau dia mau." jawab Ayra cepat.

Mawan langsung sumringah dan lari ketempat Aksa. Sengaja sih ngajak Aksa, biar Aksa gak bosen dirumah terus, aw Mawan perhatian deh.

"Sa, ayo ikut gue." kata Mawan.

"Kemana?"

"Gak usah banyak tanya, ayo deh buruan, ni pake masker."

"Eh? Mau keluar rumah?"

"Duh banyak tanya, ikut aja deh, disuruh bunda kok."

Aksa akhirnya gak banyak omong, dia cuma ngambil masker dari tangan Mawan dan setelahnya mereka capcus ke garasi.

"Mawan kalau kita keluar gini, emang gak kena korona?" tanya Aksa setelah 2 menit mobil jalan.

"Cocote sa." Mawan menepuk pelan bibir Aksa yang tertutup masker, "innsyallah gak akan kena kalau pakai masker, kita juga bawa handsanitaizer kan. Disana lo jangan pegang barang-barang yang gak kita perlu ya, kita gak tau itu habis dipegang siapa aja." ceramah Mawan.

"Iya tuan." balas Aksa malas.

15 menit kemudian mereka sampai di supermarket. Mawan dan Aksa pake handsanitaizer dulu sebelum keluar mobil, gak lupa mereka juga bawa beberapa totebag untuk naro bareng mereka nanti.

"Eehh, gak boleh deket-deket Aksa, sosial distancing." kata Mawan sambil memelototi tangan Aksa yang merangkul lengannya.

"Mawan, gue takut." rengek Aksa.

Tawa usil keluar dari bibirnya, "bercanda, tapi gak usah gandengan ya, deketan aja, takutnya kita ditegur nanti." kata Mawan lembut.

Aksa mengangguk, ia pun melepas rangkulannya dengan rasa was-was. Sebenarnya berada di keramaian itu ngebuat Aksa takut, dan takutnya itu gak beralasan, intinya kalau udah ditempat ramai rasanya panik aja. Padahal dulu kalau ketempat ramai, Aksa suka banget jalan-jalan berdua doang sama Azka, ntar mereka foto-foto lah, beli jajan lah, kadang mereka misah kok, kalau mau beli makanan yang beda.

Kembar-kembar Somplak. (EdiSi BaRu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang