24. Pesta bujang.

2.2K 161 12
                                    

Biasalah, kalau mau nikah, pasti ada yang namanya pesta bujang bareng teman-teman. Inilah yang Azka lakuin bareng teman-teman cowoknya, begitupun Aisha dan teman-teman ceweknya.

Masalah yang kemarin, udah selesai begitu aja, tanpa ada kata maaf, mereka berdua langsung akrab lagi. Sampai-sampai, Indra bingung kenapa hubungan mereka bisa kayak gitu.

Memang, acaranya masih sebulan lagi. Tapi, Azka lagi pengen aja kumpul sama teman-temannya. Sekalian lah, mau berguru sama Cevin yang udah punya buntut satu.

Ayra dan Ataya udah balik dari liburan mereka. Tapi, Ilham dan Rangga masih liburan di Bogor, mau mampir dirumah mamanya Ilham.

"Jadi, siapa setelah Azka?" Tanya Andang.

"Ya lo, lah" jawab yang lain.

"Sembarangan, si Nahla belum mau nikah, dia masih mau jalan-jalan dulu katanya" ucap Andang.

"Yaelah bro, yang namanya beribadah mana boleh ditunda, sih" kata Mawan.

"Tapi, kalau gue maksain dia, yang ada kita nggak akan awet. Sekarang aja awet, mungkin karena hubungannya adalah dosa, jadi setan nggak gangguin" kata Andang sedikit kesal.

"Udah tau dosa, masih dilanjut aja. Kasih pengertian ke pasangan lo, pasti dia ngerti kok, nanti," ujar Aksa.

"Iya deh, yang udah ta'aruf, mah," goda Mawan.

"Ehehehehe ... Cepat nyusul manteman," cengir Aksa.

"Ziel, apa kabar, Sa?" tanya Nanang.

"Alhamdulillah, dua hari lagi tunangan katanya," jawab Aksa.

"Anjas, gue pikir, si Ziel lagi terpuruk karena kalian putus," kaget Nanang.

"Dih, ketinggalan berita lo! Gue sama dia putusnya baik-baik, kaga ada kata musuhan diantara kita," jawab Aksa sombong.

Andang menghela nafas, "kalau gue putus sana Nahla, gue juga pengen tetap akur sama dia," gumam Andang.

"Lah, ngapa lu, bos? Kok, mikir putus segala?" tanya Azka.

Semua jadi liatin Andang, termasuk Gilbert dan Indra yang dari tadi asik suap-suapan kacang asin.

"Kalian tau kan, gue hidup disini sama mama. keluarga mama, semuanya ada di luar negeri. Oma nyuruh mama balik ke Australia, dan gue harus ikut. Susah anjir, gue masih pengen disini, bareng kalian, dan bareng pacar gue. Tapi, kalau gue nggak ikut, mama gimana? Beliau pasti di jadiin pembantu sama kakaknya," jelas Andang.

"Ha, gimana? Pembantu? Kok, gitu?" Tanya Amar.

"Kakaknya mama tuh, gak suka banget sama mama. Ya, katanya sih, karena oma lebih sayang mama. Sampis emang, setiap gue ketemu dia, bawaannya pengen ngebunuh."

"Sabar, Bro. Entar gue bantu," kata Amar.

"Heh, apaan mikir bunuh-bunuh, gak baik," omel Mawan.

"Baru niat," gumam Andang.

"Semua itu berawal dari niat, Ndang. Lo mau jadi pembunuh? Yaudah, sono, tapi jangan harap apa yang lo punya sekarang, hilang waktu lo jadi pembunuh. Mama lo mungkin," ucap Aksa.

"Jadi Sinagay aja, Ndang. Mayan, seratusan orang, loh," kata Ghandi.

"Iya, seratusan, tapi gue kaga doyan laki. Maap nih, ya, Gil, Ndra. Gue nggak ada maksud menyinggung," ucap Andang.

Indra senyum manis, lalu mengangguk.

"Ih, Indra lo makin tua, kok makin imut, sih? Gemus banget aku, tu," kata Aksa sambil nyubit pipi Indra.

Kembar-kembar Somplak. (EdiSi BaRu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang