2. Menunggu si manis.

4K 331 13
                                    

Sepuluh orang lebih, datang ke bandara cuma untuk jemput satu orang yang sebesar kelingking nya gajah. Untung tadi pak satpamnya baik, jadi gak curiga sama mereka yang kelakuannya kayak teroris.

Mereka duduk dilantai bandara yang luasnya kayak jidat Fikrih. Abisnya, tempat duduk udah dipakai sama orang yang lagi nunggu pesawat datang.

Mereka sadar diri lah untuk gak ambil wilayah yang udah dibeli sama orang lain. Jadi gembel juga gak apa-apa, lagian udah pernah kan waktu meninggalnya Pak Jamrut, mereka juga duduk dilantai rumah sakit.

"Kapan sampe nya sih, tu anak?" Tanya Andang.

"Ya kata dia kan sore sat, gimana sih lo. Gak punya telinga ya, makanya kalau kita lagi ngobrol tuh didengar, jangan malah ayang-ayangan" jawab Azka sewot.

"Ih, Azka sewot amat. Curiga lagi ada masalah sama Aisha, nih" ejek Ghandi.

"Diam kao bangsat. Ku tepok jadi orang kau" kesal Azka.

"Sumpah dah, abang lo sarap amat. Perasaan waktu SMA dia masih waras dan lo yang gila. Apa ini yang dinamakan dunia terbalik?" Canda Zidan.

"Itulah roda kehidupan, kadang diatas, kadang dibawah. Kita gak tau gimana kedepannya, dan lihatlah sekarang, otaknya ilang setengah" balas Aksa.

"Sabar ya, Sha. Kayaknya ini emang lagi jadwalnya Azka, untuk gila deh" ucap Andita.

Aisha ngangguk pelan. Jujur aja, Aisha gak sedih sih, ngeliat Azka yang gila kayak gini. Justru malah bahagia, karena Aisha suka orang humoris, dengan apapun caranya. Mau dia menjelekkan orang lain kek, menjelekkan diri sendiri kek, Aisha tetap suka.

Azka yang mendengar ucapan Andita merasa kesal. Tidak boleh ada yang membuat Aisha merasa tidak nyaman dengan kegilaan Azka. Maksudnya gak boleh ada yang kompor gitu, guys.

"Kuntilanak makhluk centil,
Kerjaannya ketawa ngikik,
Untuk lo cewek berbadan upil,
Jangan kompor kalau gak mau gue cekik" Azka menunjuk Andita dengan wajah garang.

"Najis, pake pantun segala. Udah gak jaman kali" ejek Cevin.

"Eh! Jangan salah lo Cina, pantun itu budaya yang harus dilestarikan, jangan karena banyak budaya asing yang datang, lo melupakan budaya asli negara lo. Salah itu, salah!" Ceramah Azka.

"Iya Ka, iya, serah lu dah" gumam yang lain.

Azka itu istimewa, dia emang lagi mode gila saat-saat ini, tapi mulutnya yang tajam dan sayang budaya Nusantara malah membuat Aisha lagi-lagi jatuh cinta. Aisha ingat banget, kelas 3 SMA Azka berhenti jadi kpopers dan bagi-bagi semua barang kpop yang dia punya ke orang yang membutuh kan. Kayak Risna anak IPA 3 yang ngefans sama Blackping, tapi gak bisa beli pernak-pernik, Azka langsung kasih lightstik punya nya yang baru setahun umurnya di rumah. Azka ikhlas, karena emang dia juga pengen tobat dari dunia yang indah tapi lumayan menyesatkan.

"Ka, kamu cinta budaya Indonesia, kan?" Tanya Aisha.

Azka ngangguk semangat.

"Kalau sama aku, cinta gak?"

Senyum Azka langsung berkembang. "Cinta dong!" Jawabannya lebih semangat dari sebelumnya. "Cinta kamu karena Allah"

"Kalau cinta karena Allah, cepat di halal kan dong" celetuk Andita.

"Syiap! Minggu depan aku datang melamar, salam sama mama dan papa kamu!" Ucap Azka tegas.

Aisha hanya tersenyum, sedangkan yang lain mencibir dengan kelakuan Azka.

"Jangan percaya sama Azka, yang lagi mode gila"

"Omong doang lo mah, udah empat tahun anak orang lo gantung tanpa status"

Kembar-kembar Somplak. (EdiSi BaRu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang