#16. Membingungkan Sekali

608 90 14
                                    

"Bagaimana dengan kandunganmu?" pertanyaan itu tentu membuat Renjun mengeryit. Sudah lebih dari tiga hari sejak kepulangan Renjun dan Jaehyun dari rumah sakit, kini Jaehyun baru menanyakan perihal itu?

Lalu bagaimana dengan hari-hari sebelumnya—saat pria itu seakan lupa fakta bahwa dia sempat menghindari Renjun?

"Temanmu itu mengadakan pesta. Haruskah kudatang?"

Aneh. Sejak kapan Jaehyun meminta izin kepadanya—terlebih ini mengenai hal sepele seperti undangan pesta dari Lami.

"Kurasa tidak. Dan kamu juga tidak perlu mendatanginya." Lantas Renjun menoleh ketika mendengar itu. "Mengapa?" pertanyaan itu terlontar begitu saja, karena seingat Renjun, Jaehyun tidak pernah mengusik—apalagi peduli—dengan kehidupan pribadinya. Maksud di sini ... pria itu hanya akan berurusan dengan Renjun mengenai bentuk tubuh dan ketika Jaehyun membutuhkannya untuk bermalam. Jadi mendengar itu Renjun sedikit tidak percaya dan—waswas, mungkin? Sungguh membingungkan.

"Saya tahu perundungan mereka kepadamu. Lagi pula belakangan ini kamu terlihat sedang tidak baik-baik saja. Pikirkan yang ada diperutmu. Kamu sudah memutuskannya, Humeera."

Benar. Keputusan Renjun terlalu bulat dan seharusnya dia memikirkan itu. Sebenarnya sejak awal dia sudah memikirkannya, hanya saja dia bingung. Seperti yang dikatakan kala Lami memberikan kartu undangan, Renjun benar-benar bimbang.

Tubuhnya yang kian mengurus dan melemas Renjun rasa tidak akan mumpuni jika memaksakan diri. Belum lagi semenjak kehamilan menginjak satu setengah bulan—lebih tepatnya saat dia mengetahui fakta dirinya tengah mengandung—seakan bayi di dalam perutnya memahami dan tiba-tiba rasa pening, mual, dan panas dingin dideritanya lebih parah lagi daripada saat dia belum mengetahui fakta tersebut.

"Tapi ..." Renjun menatap ragu Jaehyun, sedang jari-jemarinya tengah sibuk mengusap perutnya.

Jaehyun menghentikan kegiatan olahraganya (mengangkat barbel) saat suara ragu itu terdengar. Kepalanya ditolehkan, barbel yang dipegangnya diletakkan asal. "Baiklah, kita berangkat barsama." Keputusan itu terdengar mutlak, namun Renjun menjadi semakin pusing.

"Maksudmu?" kaki kecilnya melangkah mengikuti Jaehyun menuju dapur.

Dibukanya lemari pendingin oleh si pria, lalu tangan berototnya mengambil sebotol air mineral. Membuka penutup botolnya, lalu menegaknya dalam sekali tegak. "Apalagi? Tentu kamu menjadi pasangan saya."

//

"Waw, udah gue duga cowok lo pasti gak kaleng-kaleng." Lami berujar heboh ketika kedatangan Keoun bersama cowoknya yang digandeng mesra. Pacar perempuan itu menurut Lami cukup tampan—karena tentu, bagaimanapun dia akan tetap mengatakan bahwa pasangannya lebih tampan daripada siapa pun—dengan alis tebalnya, wajah cowok itu terlihat sangat dingin dan mengintimidasi, namun tidak dipungkiri itu terlihat panas dengan luaran jaket hitam yang membalut tubuh cowok Keoun itu.

"Haha! Dan gue udah duga juga—" Keoun tersenyum. Wajahnya di dekatkan ke telinga Lami, "he's kinda hot. Your boyfriend, haha!" Mata perempuan itu melirik cowok di samping Lami. Cowok bertubuh tegap, dengan penampilan seksi yang merupakan tipe idealnya Lami sekali.

 Cowok bertubuh tegap, dengan penampilan seksi yang merupakan tipe idealnya Lami sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Monster Pembimbing ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang