Sepulang sekolah, Yuqi sudah ada janji bersama Lucas untuk bertemu di salah satu angkringan tak jauh dari rumah perempuan itu. Sebenarnya tidak benar-benar bertepatan pulang sekolah, karena memang meskipun Lucas di kelas sering dijuluki "cowok culun", pada nyatanya lelaki satu itu mengikuti ekstrakulikuler pancak silat. Tidak banyak yang tahu memang, karena ekskul pancak silat sendiri tidak terlalu diminati di sekolah. Entah mengapa bisa demikian, tetapi Lucas beruntung dengan itu. Ia jadi bisa menambah skill bela dirinya, tanpa perlu repot diketahui orang banyak kemampuannya yang sesungguhnya, yang hanya ia perlihatkan ketika ekstrakulikuler berlangsung.
Dan Yuqi, perempuan itu tentunya tidak serta-merta begitu saja menunggu Lucas selesai latihan. Tidak, ia tidak serajin itu menyaksikan Lucas di pinggir lapangan atau sekadar menunggu dengan botol minum serta handuk yang nantinya diberikan kepada lelaki itu. Tidak, ia tidak akan pernah sudi. Daripada harus menunggu di sekolah ataupun ruang lain yang tidak ada menarik-menariknya meskipun berfasilitas lengkap, lebih baik Yuqi pulang ke rumah, mengistirahatkan diri barang sejam dua jam di dalam kamar.
Janji bertemu sepulang sekolah nyatanya hanya untuk Lucas yang memang keluar dari area sekolah sekisar pukul enam (jika tidak mandi di sana), sedang untuk Yuqi tidak demikian. Perempuan itu tidak mengikuti latihan tambahan, bahkan tidak pernah terpikir untuk mengikutinya. Terlalu malas, dan baginya hanya membuang waktu saja.
Kini, pukul tujuh malam, Yuqi baru tiba di tempat ketemuan. Dilihatnya Lucas dari kejauhan yang telah menunggunya dengan pakaian sekolah yang telah tanggal, tergantikan jaket denim kebanggaannya. Tanpa rasa bersalah, Yuqi mendudukkan dirinya tepat di samping Lucas. Perempuan itu benar-benar tidak mempedulikan tatapan yang dilayangkan Lucas untuknya.
"Setengah jam."
Yuqi menoleh, menatap Lucas yang juga menatapnya. "Apa?"
"Setengah jam gue nunggu, dan lo datang sekarang."
Yuqi menggidikkan bahunya tak acuh. "Mana gue tahu lo ternyata datang lebih awal."
"Enggak ada yang datang lebih awal, selain lo yang datang terlambat. Perjanjian kita pukul setengah tujuh, bukan pukul tujuh."
Kali ini, Yuqi mendengus. Menatap sinis Lucas yang masih menatapnya dengan tatapan yang sama; begitu tajam bagaikan belati yang siap menyayat pipi di depannya. "Gak usah lebay. Baru setengah jam nunggu saja sudah ribut."
Lucas berpaling, kembali melanjutkan makannya. Melihat cowok di sampingnya tidak lagi membalas perkataanya, sontak Yuqi menoleh, menatap Lucas yang tengah asik mengigit dengan beringas, benar-benar tidak mempedulikan tatapan Yuqi yang menggambarkan seberapa sebal perempuan itu dengan cara makan Lucas.
Seperti tidak makan seharian, itulah yang batin Yuqi ucapkan.
"Langsung saja ke intinya." Yuqi memalingkan pandangan, beralih pada gawainya. "Ada apa?" imbuhnya.
Usai dengan pecel yang ia pesan, Lucas menyeruput es kelapanya. "Tidak ada apa-apa. Hanya ... melakukan apa yang biasa sepasang kekasih lakukan?"
Yuqi kembali menoleh, kali ini dengan kernyitan di dahinya.
"Berkencan?"
Ucapan yang baru saja Lucas lontarkan mampu membuat perempuan itu berdengus kesal. Ingin rasanya merauk wajah yang kini tengah kembali melanjutkan makan sesi kesekiannya, jika saja ia tidak ingat tempat.
"Konyol." Perempuan itu mengusap wajahnya. "Lo konyol dengan ide sok cemerlang lo." Perempuan itu berdengus. "Mendingan gue tidur daripada jalan sama lo." Perempuan itu bangkit. Pergi meninggalkan Lucas yang tampak tak peduli.
Sungguh, ingin rasanya Yuqi menendang Lucas hingga lelaki itu tersunggur kesakitan. Ia kira ada apa, nyatanya? Hanya pertemuan konyol dengan dalih "agar terlihat seperti pasangan pada umumnya". Persetan dengan itu, bahkan Yuqi tidak akan sudi menerima fakta bahwa keduanya telah bertunangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster Pembimbing ☑️
RandomGrizelle Renjun Humeera, remaja kelas dua sekolah menengah atas merupakan salah satu cewek termalang yang pernah Figonata Lucas Jayachandra kenal, kendati demikian seorang Lucas tidak akan pernah peduli dengan sekitar, termasuk kepada cewek satu itu...