Perempuan yang tidak menyukai keributan di dalam kelas hanya dapat menghela napas kesal. Geram rasanya saat suara ejekan kepada satu objek terus dilontarkan kepada seseorang yang bahkan tak berdaya saat cacian menyapa indra pendengaran, saat gumpalan kertas dilempar ke arahnya, atau saat makanan ringan yang tengah dimakan dilempar ke arah objek yang menjadi bual-bualan.
Bukan, Yuqi tidak geram dengan mereka yang tengah "asyik" mengolok teman sekelasnya itu. Bukan pula ia juga tidak menyukai seseorang yang tengah diganggu. Yuqi hanya terlalu lelah, lelah dengan dirinya, lelah dengan keadaan, juga lelah dengan Renjun yang hanya mampu diam tidak membalas.
Iya, sosok yang tengah menjadi bual-bualan adalah Renjun. Perempuan nerd yang kerap kali Yuqi manfaatkan untuk mengerjakan tugasnya. Meski terlihat seolah ia turut merundungi Renjun karena menyuruh perempuan itu mengerjakan tugas yang bukan miliknya, tetapi sumpah demi apa pun yang mampu membuat Yuqi kesal, tidak ada niat sedikit pun Yuqi merundungi perempuan satu itu. Untuk tugas memang dia terlalu malas mengerjakan, terlebih menulis, tetapi di luar dari itu, demi Tuhan, dia tidak pernah sekalipun menyentuh Renjun. Bahkan sekadar menoyor—seperti apa yang sering Keoun, Lami, dan Haechan lakukan—Yuqi tidak pernah.
Sudah dikatakan, Yuqi hanya malas menulis, jadi ia memanfaatkan Renjun, bukan yang bermaksud "benar-benar" melukai (merundungi) Renjun.
"Apa lagi sekarang?" seseorang dengan tubuh tinggi menghampiri Yuqi. Di salah satu kafe di pusat kota, Yuqi terduduk di salah satu kursi. Menunggu sosok yang kini telah hadir dan duduk di seberang mejanya, dengan tanpa basa-basi Yuqi mengeluarkan suaranya. "Apa dia kembali?" tanyanya bengis. Kentara sekali jengkel saat pertanyaan itu terlontar.
Seseorang di seberangnya terkekeh sesaat. Pelayan datang membawa dua gelas pesanan yang telah dipesan sebelumnya.
"Ekhem!" selepas kepergian pelayan kafe, seseorang di depan Yuqi berdeham cukup keras mengalihkan atensi Yuqi yang menatap kosong minuman di depannya. Strawberry milkshake adalah kesukaan Yuqi.
"Lebih tepatnya malam ini." Pernyataan itu membuat Yuqi membeku seketika. Ditatapnya dengan lamat seseorang di depannya.
"Bagaimana bisa Taeyong kembali lagi setelah membuat kekacauan, Lucas?!" geram, terdengar dari nada suara perempuan itu.
Seseorang bernama Lucas, yang duduk tepat di hadapan Yuqi, menyesap es kopi yang dipesannya. Membasahkan tenggorokkan walau hanya berguna sementara. "Lo tahu apa yang membuatnya kembali, Yuqi." Kali ini, tidak hanya Yuqi yang menatap lamat sosok Lucas, melainkan sebaliknya; Lucas melakukan demikian. "Kita gak bisa nyegah, tapi setidaknya kita sudah berusaha." Imbuh Lucas.
Keduanya terdiam. Sosok lain yang menjadi bayangan hitam kedua anak Adam itu akan kembali. Hanya dengan mendengar kabar kembalinya sosok itu, baik Yuqi maupun Lucas langsung lemas tak bertenaga. Sosok yang sama mengerikannya dengan sosok lainnya akan kembali, mengacaukan segala hal yang telah mereka upayakan.
"Jaehyun jangan sampai tahu." Ujar Yuqi tiba-tiba.
"Gak bisa, dia akan menjadi guru magang di sekolah kita," Lucas menghela napas, memijat keningnya yang tiba-tiba pening. "Tapi, pastikan mereka tidak akan bertemu."
Keduanya saling tatap dengan air wajah serius. Sekeliling mendadak mencekam, atmosfer seakan berubah. Hingga kepersekian detik, Lucas kembali berucap, "Jangan sampai dia menemukannya."
Menemukan sosok lain yang kemungkinan besar akan kembali lagi tersakiti.
//
"Hello, my little brother!" tangannya terentang penaka siap menerima sambutan hangat di dalam dekapan, kontras dengan wajahnya yang tidak menunjukkan demikian.
"Fuck!" Jaehyun, sosok itu berdecak menemukan saudaranya telah kembali. Di belakang sosok saudaranya, terdapat Yuqi dan Lucas dengan air wajah tegang yang kentara.
"Oh, no, no, no!" sosok yang baru datang menggelengkan kepalanya. Langkahnya mendekat ke arah Jaehyun yang kini tengah mengepalkan kedua tangannya. "Don't you dare say bad word to me, my lil brother, don't you ..." suara yang kentara sekali mengejeknya dibuktikan dengan kekehan ringan di akhir ucapan.
Masih dengan wajah menahan kekesalan, Jaehyun menatap nyalang sosok yang semakin mendekatkan langkah kepadanya. "Untuk apa lo ke sini, Dika?!" hardik Jaehyun. Puncak kesabarannya hampir habis jika saja Lucas tidak langsung menghampiri pria itu.
Taeyong merupakan kakak Jaehyun yang bahkan tidak sudi pria itu anggap demikian. Mereka tidak dilahirkan dalam rahim yang sama, akan tetapi darah yang mengalir di keduanya tetaplah sama. Taeyong terlahir terlebih dahulu, namun bukan berarti ialah satu-satunya. Ayah dari kedua pria itu tidak tahu-menahu tetang kelahiran Taeyong yang merupakan anaknya, karena memang kelahirannya hanyalah dianggap sebuah ketidaksengajaan. Ayah dari kedua pria itu telah lama menikah dengan seorang wanita cantik, ibu dari Jaehyun. Namun disayangkan setelah keguguran anak pertamanya, ibu dari Jaehyun dinyatakan kecil kemungkinan untuk bisa kembali mengandung. Tetapi Tuhan berkata lain, tujuh tahun sudah berlalu hari pernikahan kedua pasangan itu, pun enam tahun telah berlalu kabar menyedihkan mengenai janin yang tak dapat bertahan, Jaehyun hadir mengubah segalanya. Mengubah kehidupan yang awalnya keterpurukan menjadi sebuah berkah. Semua berjalan dengan bahagia hingga di mana seseorang mengetuk pintu rumah keluarga kecil itu.
Sosok Taeyong kecil—berumur lima tahun—berdiri di depan pintu rumah keluarga Jaehyun dengan tangan mendekap erat robot-robotan yang telah usang, disertai air mata yang luruh begitu saja dari mata indah jagoan kecil itu.
"Papa" satu kata yang terus terulang diucapnya. Saat sosok yang dimaksud terlihat, Taeyong langsung berhambur memeluk kaki jenjang seseorang yang dia panggil "papa".
Kedua orang dewasa di sana tertegun, sedang bocah kecil yang tengah digendong ayahnya mengeryit tidak suka saat anak laki-laki lain memeluk ayahnya dan merujar kata "papa" secara berulang dengan air mata yang meluncur bebas. Jaehyun kecil tidak terima saat ayah yang ia sayang dipanggil "papa" oleh orang lain, terlebih sosok itu memeluk ayahnya. Dengan kesal, Jaehyun menendang bocah kecil lainnya yang tengah memeluk kaki ayahnya. Menendangnya dengan keras hingga bocah itu tersungkur dan pingsan.
"Tentu saja untuk menghancurkan hidup lo, Greevano." Senyum menyeramkan terlihat.
Taeyong dengan obsesi gilanya benar-benar menyeramkan. Perkataannya tidak pernah main-main, pria itu benar-benar akan menghancurkan Jaehyun sehancur-hancurnya.
"I'll make sure lo akan sama menderitanya dengan gue, Jaehyun!" Taeyong menatap lurus ke arah Jaehyun. Perkataan itu selalu diingatnya, tekadnya begitulah kuat.
Taeyong tidak akan membiarkan Jaehyun bahagia, walau hanya sebentar saja. Pria itu tidak akan pernah membiarkan Jaehyun bernapas lega. Ia bersumpah akan menghancurkan segalanya, yang mampu membuat Jaehyun bahagia.
Termasuk Renjun, perempuan culun dari kalangan bawah, perempuan yang Taeyong telah tahu sering "digunakan" Jaehyun.
Perempuan yang di dalam diamnya Jaehyun, lelaki itu menyimpan rasa cinta yang bahkan tidak pria itu sendiri tidak menyadarinya.
-To Be Continued-
Aaaaa gemes, kirain udah pada minggat 😔🤟🏼 ternyata masih ada yang nungguin 😱☹️💜
Lucu deh yang kemarin komen 😳✌🏽
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster Pembimbing ☑️
LosoweGrizelle Renjun Humeera, remaja kelas dua sekolah menengah atas merupakan salah satu cewek termalang yang pernah Figonata Lucas Jayachandra kenal, kendati demikian seorang Lucas tidak akan pernah peduli dengan sekitar, termasuk kepada cewek satu itu...