#31. Di Balik Kisah Lucas dan Jaehyun

399 57 1
                                    

"Jaehyun benar-benar menyesal. Gue enggak pernah melihat pria itu sekacau sekarang."

"Awalnya gue juga enggak percaya. Gue tahu betul tabiat Jaehyun. Humeera, sebelumnya gue juga mau minta maaf karena enggak bisa bantu apa-apa. Tapi please untuk kali ini saja, setidaknya lo temui dia barang sekali. Gue enggak mau dia benar-benar melakukan hal bahaya lagi."

Raut wajah serius, Lucas perlihatkan. Ia tidak berbohong, walaupun pada nyatanya ia memang seorang pembual. Namun, kali ini berbeda. Lucas bersungguh-sungguh mengenai Jaehyun yang tampak tak baik-baik saja. Pria ittu benar-benar kacau, bahkan ia sampai merasa iba. Tetapi, di sini Lucas bingung. Ketika mata melihat sosok Renjun, orang yang pernah sekelas dengannya itu terlihat baik-baik saja. Perempuan itu dengan mudah dapat tertawa lepas bersama teman-temannya. Renjun mengerjakan pekerjaannya juga tanpa beban, ia jadi berpikiran ... apakah hanya Jaehyun yang tersakiti di sini?

Ah, tidak. Mungkin ia sudah gila memikirkan hal tersebut. Realitasnya dia tahu, Jaehyun-lah yang salah. Memang pantas lelaki itu mendapatkan balasannya. Tetapi, lagi-lagi jiwa kemanusiaan Lucas yang sebagaimana memang salah satu orang terdekat Jaehyun dan juga merupakan sepupu pria itu ... Lucas tidak bisa diam saja melihat Jaehyun terpuruk. Terlebih saat pernikahan Jaemin dengan Taeyong telah terlaksana dengan lancar.

Tidak salah 'kan Lucas membantu Jaehyun agar Renjun memikirkan kembali-setidaknya demi anak di kandungan perempuan itu agar ke depannya hidup bersama dengan papanya?

"Enggak. Gue enggak bisa." Renjun mengatakan dengan air wajah kentara sekali tidak nyaman. Lucas seharusnya paham perempuan itu pasti sudah muak dengan sepupunya.

"Hume ..." Lucas mencoba meraih tangan Renjun. Kali ini, ekspresi lelaki itu memohon.

Renjun menjauhkan tangannya, tidak sudi dipegang lelaki di depannya. Yang datang dengan tidak malunya meminta ia kembali kepada iblis berkedok guru tampan. Ia tidak akan pernah melakukan itu. "Lo seharusnya paham kalau memang lo orang yang dekat dengan si Bajingan satu itu. Dan lo-" perkataan itu terhenti. Renjun menggemerutukkan giginya gemas. "Lo jangan jadi Bajingan kayak dia juga, Cas. Selama beberapa waktu gue sudah berusaha menghapus kenangan buruk dengan si Bajingan itu, dan sekarang lo memohon sama gue agar kembali ke sarang yang sama? Sarang monster yang bahkan selalu mengganggu tidur gue, yang selalu mendatangi gue di dunia mimpi?!" emosi Renjun benar-benar sudah tidak dapat dikontrol. Perempuan itu menaikkan nada suaranya hingga menarik atensi beberapa orang di sana-termasuk teman kerjanya.

Lucas menghela napas. Ia sudah tahu endingnya Renjun akan menolak. Sulit. Memang sulit, karena peran Jaehyun benar-benar the real bastard. Lucas paham itu.

"Lucas ... gue enggak pernah ngerasa kita dekat. Kita hanya beberapa kali interaksi di kelas. Agak keterlaluan tidak sih kalau lo ikut campur urusan orang?" kali ini, Renjun mulai melunak. Emosinya dapat ia kendalikan kembali.

"Fine, lo memang bukan 'orang lain' bagi Jaehyun. Tapi lo tahu 'kan, kita enggak cukup dekat? Gue yakin lo hanya tahu dari pandangan Jaehyun, bukan pandangan gue." Renjun menggelengkan kepalanya dengan frustasi. Air mata tak dapat dibendung lagi, padahal sudah ia tahan mati-matian.

"Gue ..." ingin rasanya Lucas melanjutkan perkataan "gue paham Hume, gue paham. Gue tahu semua tentang lo, tentang kalian. Gue tahu apa yang lo-atau bahkan Jaehyun rasakan. Gue tahu semuanya, gue tahu" namun ia tidak seberani itu. Lidahnya tidak tiba-tiba saja kelu, tak sanggup ia berucap demikian terlebih ketika mata besarnya melihat Renjun menangis tanpa suara menatapnya.

Di sini, Lucas jadi bimbang.

//

"Lo kenapa sih?"

Monster Pembimbing ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang