Part 33 : Tiga Enam Lima

59 11 49
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Arsalan masih memperhatikan gadis nya memakan permen kapas. Sesekali jemari nya menyeka sudut bibir gadis itu. Karena terkena serpihan cotton candy.

"Sayang."

"Hmm."

"Makan dulu nasi goreng nya. Permen kapas nya simpan dulu ya?" Tanya cowok itu penuh kesabaran dan kasih sayang.

"Makan nya barengan aja. Nasi goreng campur permen kapas," cengir gadis itu.

"Mana enak sayang?"

"Enak kok. Manis. Kayak rasa bibir Arsa," gadis itu tersenyum sambil memandang wajah tampan pemilik rahang tegas.

Arsalan terkekeh perlahan. Sambil mencubit pipi gadis nya.

"Gak usah merayu. Kamu harus tetap makan nasi. Gak boleh membantah," jawab nya.

Gadis itu pun kembali menebarkan senyum manis nya. Sementara Arsalan mulai menyodorkan suapan nasi goreng pada kekasih nya.

"Buka mulutnya sayang. Aaaa..." Suapan kecil nasi goreng pun akhirnya masuk ke mulut mungil kekasih nya.

Setelah nasi goreng masuk ke mulut. Ia mengunyah nya berbarengan dengan permen kapas dan lagi-lagi Arsalan hanya tersenyum dan menggeleng melihat tingkah gadis nya.

"Enak. Nasgor nya. Ada rasa manis nya," ucap nya sambil terkekeh.

"Kamu ini. Suka aneh-aneh," Arsalan kembali memberikan suapan kedua ke mulut gadis nya dan gadis itu hanya menurut saja tanpa penolakan.

"Gak aneh. Ini enak. Arsa mau coba?"

"Enggak sayang. Arsa udah kenyang. Kalau udah selesai Kita jenguk Mas Joko yuk," ucap nya sambil membereskan sisa makanan dan membuangnya ke tempat sampah.

Akhirnya Maheswari dan Arsalan pergi menuju ruangan. Dimana Joko di rawat. Arsalan sengaja menempatkan cowok itu di ruangan pasien kelas satu. Agar Joko menerima fasilitas perawatan terbaik.

Tok tok tok.

Cowok itu mengetuk pintu sebelum akhirnya membuka nya.

"Mas Joko," Arsalan menuntun tangan Maheswari. Untuk mengikuti nya masuk ke dalam ruangan.

"Bang Arsa," ucap cowok itu. Keadaan nya sudah lebih baik. Walaupun masih terlihat pucat dan lemas.

Joko berusaha untuk mendudukkan tubuh nya. Arsalan segera berlari untuk memberikan bantuan. Membuatkan bantalan pada kepala tempat tidur pasien. Agar Joko bisa bersandar dengan nyaman.

"Jangan banyak gerak dulu Mas," ucap nya khawatir. Sambil menahan tubuh Joko. Yang terlihat sedikit kesakitan saat menggerakkan tubuh nya.

"Makasih Bang Arsa. Saya gak tau. Harus membalas dengan apa?" Ucap Joko.

Arsalan My Everest (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang