Prolog

402 34 52
                                    

°°°

"Arsalan..." Panggil Maheswari Gayatri.

"Iyah," jawab Arsalan, dengan kalem dan santai tanpa menoleh.

"Gu-gue... Su-suka sama Lo," ucap Maheswari terbata-bata, sepertinya   suara deburan ombak malam itu, mengalahkan suara debaran jantung Maheswari.

Arsalan menatap Maheswari dengan penuh keterkejutan, mimik wajah Arsalan sulit terbaca, sedetik kemudian wajah Arsalan sudah kembali seperti semula dengan ekspresinya yang datar.

Sesaat Maheswari berfikir, apakah dirinya tidak terlalu cepat menyatakan perasaannya pada Arsalan, tetapi memang sudah lama Maheswari memendam gejolak di dalam hatinya.

Rasanya Maheswari tidak akan sanggup menahan perasaannya untuk lebih lama lagi, Maheswari menunduk sambil menggigit bibir bagian bawahnya, dan memainkan jemari, rasanya tidak sanggup menunggu detik-detik jawaban dari Arsalan Wijaya.

Arsalan terdiam, tatapannya lurus memandang hamparan laut yang menghitam karena pekatnya malam.

"Jangan," jawab Arsalan lirih.

"Maksudnya?" Tanya Maheswari tidak mengerti.

"Jangan suka sama gue," jawab Arsalan, Arsalan menoleh ke arah Maheswari sesaat dan kembali menatap lurus ke depan, seakan tatapan Arsalan ingin menembus pekatnya malam.

Degh!

"Ta-tapi... Kenapa?" Tanya Maheswari penuh dengan keingintahuan.

Sesaat Arsalan menarik nafasnya dengan berat dan menghembuskannya perlahan.

"Lo gak tau siapa gue yang sebenarnya," jawab Arsalan lagi dengan santai dan cuek.

"Tapi gue 'gak perduli," jawab Maheswari.

"Jangan mencintai dengan cara membabibuta,... Nanti Lo bisa kecewa," ucap Arsalan, lagi-lagi dengan wajah datar dan tanpa ekspresi.

"Kenapa Lo takut banget gue kecewa,..  padahal Kita ngejalanin aja belum?" Maheswari berusaha meyakinkan Arsalan.

"Justru itu... Gue gak ingin Lo masuk lebih jauh lagi ke dalam kehidupan gue, Gue takut nanti Lo bisa benci sama gue," Arsalan menatap Maheswari dengan tatapan yang serius, kemudian kembali menatap lurus kedepan, ke arah laut yang mulai menghitam.

Maheswari menunduk dalam-dalam, lalu kembali menatap Arsalan.

"Berarti Gue di tolak nih?"

"Terserah Lo mau mengartikannya bagaimana," jawab Arsalan.


°°°


Halo Genks!

Oh ya... Sebelum membaca cerita Arsalan, akan lebih baik kalian membaca cerita EnzoCamilla terlebih dahulu, karena EnzoCamilla adalah induk dari semua cerita yang gue buat.

Pastikan kalian tidak salah memilih lapak.

Happy reading kaum rebahan.

Peluk dan cium untuk para readers tersayang.

Muach 💋
HelenYulyana

Arsalan My Everest (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang