"Every second, every thought,
I'm in so deep."°°°
Setelah selesai makan. Arsalan mencuci piring dan gelas di dapur. Sementara gadis nya hanya mengekor kemana pun diri nya pergi.
"Arsa ... biar Eswa aja yang cuci piring," pinta gadis itu.
"Jangan sayang, nanti telapak tangan kamu jadi kasar," jawab Arsalan. Sambil memasukkan cucian piring dan gelas kotor, ke dalam wastafel.
Gadis itu menarik nafas nya perlahan, tidak tahu harus berbuat apa.
"Terus Eswa ngapain dong?" tanya Maheswari. Sambil menyandarkan kepala nya pada badan lemari pendingin.
"Kamu temenin Arsa aja. Liatin Arsa," ucap cowok itu. Sambil melirik ke arah gadis nya dan tersenyum. Gadis itu pun mengangguk sambil menggembungkan pipi nya. Membuat Arsalan gemas.
Sesaat Maheswari melirik ke arah lemari pendingin yang berada di belakangnya, kemudian Ia membalikkan tubuh nya, untuk membuka dan melihat isi nya.
Isi lemari pendingin milik cowok itu, sangat lengkap dengan bahan makanan. Terutama pada kotak bagian bawah. Gadis itu menarik kotak tersebut dan memperhatikan isi nya.
Ia membawa tiga jenis bumbu dapur dan mengamati nya.
"Arsa ini nama nya apa?" Ucap gadis itu sambil mengacungkan salah satu bumbu dapur.
"Itu jahe," jawab nya. Sambil menoleh sebentar, sementara tangan nya masih membilas gelas dan piring yang di cuci nya.
"Kalau yang ini?" Kembali gadis itu mengangkat salah satu bumbu dapur.
"Itu kunyit," jawab nya lagi.
"Nah... Kalau yang ini?" Gadis itu mengacungkan bumbu dapur terakhir.
"Itu lengkuas."
"Kenapa mereka begitu mirip? Apa jangan-jangan mereka kembar?" Tanya gadis itu lagi. Tidak mengerti.
Arsalan pun tertawa mendengar ucapan gadis nya.
"Enggak sayang. Mereka gak kembar. Cuma memang masih satu keluarga," jawab cowok itu. Sambil mengelap tangan nya dengan serbet. Karena sudah selesai mencuci piring.
Kemudian tangan Arsalan mengusap lembut puncak kepala gadis nya.
"Kalau mereka keluarga kenapa mereka gak mirip? Apa jangan-jangan mereka keluarga yang terbuang?" Ucap gadis itu makin aneh.
Arsalan pun tersenyum.
"Itu judul sinetron Indosiar sayang?" Arsalan menggeleng perlahan dan gadis itu pun tertawa.
"Ku menangis... Membayangkan, betapa kejam nya diri mu atas diriku," gadis itu malah bernyanyi soundtrack sinetron yang sering di pakai salah satu stasiun tv.
Gadis itu benar-benar sudah membuat Arsalan terpukau, dengan sikap nya yang selalu menyenangkan dan membuat cowok itu tertawa.
"Bisa aja nih Munaroh," ucap Arsalan, sambil mengacak-acak rambut kekasih nya.
"Bisa dong Bang Mandra," Dan Arsalan pun, mendapatkan cengiran dari gadis nya.
Lagi-lagi Arsalan pun di buat terbahak oleh kekasih nya.
Saat ini cowok itu mulai bergerak ke mesin cuci yang berada tidak terlalu jauh, memasukkan beberapa potong pakaian kotor di sana dan menggiling nya.
Sambil menunggu mesin cuci nya berhenti berputar. Arsalan pun duduk di kursi dekat meja makan sambil menepuk-nepuk paha nya memberi instruksi agar gadis nya duduk dan gadis itu pun langsung menghenyakkan bokongnya pad pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsalan My Everest (Segera Terbit)
Romance(Follow dulu sebelum membaca.) _________________________________________ "DASAR BANCI!" Teriak Maheswari. Arsalan menghentikan langkahnya sesaat, kemudian kembali melanjutkan langkahnya tanpa menoleh, berusaha tidak memperdulikan ucapan Maheswari. "...