Part 7 : Cinta Mati

117 22 43
                                    

Bagaimana caranya untuk
Agar kau mengerti bahwa aku rindu?
Bagaimana caranya untuk
Agar kau mengerti bahwa aku cinta?

Masihkah mungkin hatimu berkenan
Menerima hatiku untukmu?

Cintaku sedalam samudera
Setinggi langit di angkasa kepadamu
Cintaku sebesar dunia
Seluas jagad raya ini kepadamu
Kepadamu

Bagaimana caranya agar kau mengerti
Bahwa aku mencintaimu selamanya?
Bagaimana caranya agar kau mengerti
Bahwa aku merindukanmu selamanya?

Bagaimana caranya agar kau mengertiBahwa aku mencintaimu selamanya? Bagaimana caranya agar kau mengertiBahwa aku merindukanmu selamanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°

"Lo kenapa bro! Diem aja dari tadi," tanya Enzo pada Arsalan.

"Hah! Enggak kenapa-napa sih. Emangnya gue kenapa?" Jawab Arsalan malah balik bertanya.

"Lah! Gimana sih! Gue nanya lo malah balik nanya!" Ucap Enzo, sambil mengecek ponselnya.

"Paling lagi mikirin berapa ukuran beha nya Dinar Candy," ujar Putra, sambil terbahak, sementara Arsalan menatap Putra dengan malas.

Danial, Savian dan Badrun ikut terbahak, karena sedari tadi menyimak obrolan teman-teman nya.

"Serah lo ya. Jing!" Ketus Arsalan.

"Ngaku lo nyet! Abis ngapain lo semalem! Pagi-pagi udah bengong aja!" Putra menatap Arsalan curiga.

"Bukan urusan lo!" Arsalan, masih saja terdiam walaupun diri nya tahu, kalau Putra akan semakin menjadi-jadi.

"Beken eresen le!" Putra menirukan ucapan Arsalan, dengan Nada penuh ejekan.

"Ck! Males gue denger mulut lo yang kayak cewek!" Dengus Arsalan, sambil berjalan keluar kelas.

"Woi! Mau kemana lo! Bentar lagi bel masuk!" Seru Enzo.

"Smoke!" Jawab Arsalan singkat.

Arsalan berlalu begitu saja meninggalkan teman-teman nya, saat ini Arsalan benar-benar butuh Untuk sendiri, menghilangkan segala macam hal. Yang sedang berkecamuk di dalam pikiran nya.

Arsalan duduk sendirian di atas rooftop sekolah.

Menyelipkan sebatang rokok diantara bibirnya dan berusaha menyalakan rokok tersebut dengan pemantik, lalu menghembuskan kepulan asap  yang awal nya di hirup dalam-dalam.

Arsalan memandang jemarinya sesaat, ingatan nya kembali tertuju pada malam itu, rasanya halus kulit Maheswari masih tertinggal di permukaan telapak tangan nya, aroma yang menguar dari tubuh dan rambut  gadis itu, masih bisa Arsalan rasakan dengan jelas.

Hangatnya ruang mulut Maheswari seakan membuat Arsalan terbuai, di tambah bibir mungil dan tatapan sendu gadis itu, yang terlihat sangat memujanya, seolah semakin menerbangkan akal sehat Arsalan.

Arsalan My Everest (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang