Part 40 : Peristiwa

38 4 10
                                    


"Jika cinta hanya sebatas lisan, lalu bagaimana bisa hati merasakan sakit, saat ditinggalkan."

🐾

Selepas melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid, dengan tergesa-gesa Arsalan pun bergegas untuk kembali ke rumahnya, cowok tampan itu segera mempersiapkan diri, karena hari ini adalah hari yang paling bersejarah dalam hidupnya, sebab ia akan menikah dengan Lila Paloma, tidak pernah terpikir sedikit pun, dirinya akan menikahi wanita lain selain Maheswari Gayatri.

Lagi-lagi cowok tampan itu hanya bisa menarik nafas berat, netra coklatnya terlihat menyipit, suatu pertanda bahwa ia sedang menghadapi masalah yang sangat pelik.

Niguel Javiero pasti sedang berbahagia saat ini, karena akan memiliki menantu idaman seperti dirinya, mafia kelas kakap itu menjanjikan akan memberikan semua bisnis dan harta kekayaan pada dirinya.

Hanya Arsalan yang selalu menolak semua tawaran menggiurkan tersebut, jika laki-laki lain berlomba-lomba mendekati Lila Paloma karena kecantikan dan harta kekayaan Papanya, berbeda dengan Arsalan yang tidak tertarik sama sekali dengan kecantikan Lila Paloma, baik itu kekayaan atau bisnis haram yang dimiliki Niguel Javiero.

Sambil mematut diri mengenakan kemeja putih lengan panjang serta setelan blazer hitam yang sedang menunggu untuk dikenakan, menggantung dengan sangat sempurna pada kaitan luar rak pakaian berukuran besar itu.

Pantulan dirinya dalam cermin terlihat seperti top model papan atas, jika kaca dihadapan Arsalan bisa bersuara, mungkin sudah berdecak kagum dengan pesona ketampanannya.

Namun dibalik itu semua, ia terlihat tidak bahagia, tidak ada aura keceriaan yang terpancar pada cowok berwajah blasteran itu.

Sunyi, sepi, dan hampa.

Tarikan nafas panjang kembali terdengar, Arsalan berharap hari ini akan berlalu dengan cepat, ia tahu jika Lila Paloma berbohong pada Papanya—Niguel Javiero, jika dirinya adalah calon bapak dari anak yang dikandung dalam perutnya, karena memang Niguel tidak pernah menyukai Peter dan sampai mati pun laki-laki setengah baya itu, tidak akan pernah mau menyetujui hubungan Lila dan Peter, sebab Niguel sangat paham perangai buruk seorang Peter, mendekati Lila hanya karena ingin mengambil alih daerah kekuasaannya.

Tangan besarnya mengusap kasar rambutnya, kemudian menyentuh wajahnya setengah frustasi, hanya Maheswari yang dikhawatirkannya saat ini, ia tidak ingin sampai gadis kesayangannya itu tahu tentang rencananya hari ini.

Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, bukan karena sedang merayakan kebahagiaan, justru sebaliknya, bayangan wajah kekasihnya selalu saja bermain-main dalam benaknya.

Rasa bersalah seolah kembali menyergap ke dalam relung sanubarinya, tanpa permisi.

Jika waktu bisa diputar kembali, ia seharusnya menuruti nasihat ibunya—Medina Kara, dirinya ingin sekali menjadi orang biasa, tidak perlu meneruskan profesi Papanya—Nicolas Caroul, sebagai seorang hacker dan mata-mata.

Mendadak lamunannya dibuyarkan oleh, suara notifikasi dari ponselnya.

Cowok tampan pun itu pun segera meraih benda persegi tersebut, dan menggeser tombol kunci pada layar ponselnya.

Ada beberapa pesan masuk dari Lila Paloma, Akasma Huri, banyak lagi nama-nama wanita yang lainnya, yang entah dari mana mereka mendapatkan nomer ponselnya, ia sendiri pun merasa heran.

Kedua alis cowok berwajah dingin itu, saling bertautan, sementara jemarinya memijit pelipisnya perlahan, karena mendadak tensi darahnya langsung naik, ketika tiba-tiba mengingat siapa biang keladi dari bermunculannya nomer-nomer tanpa nama ini, temannya yang bernama Putra Atmadja siapa lagi kalau bukan bad boy tengil itu yang berani dengan sembarangan mengumbar nomer ponselnya, ia tidak habis pikir mengapa harus memiliki teman yang memiliki akhlak minus seperti itu.

Arsalan My Everest (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang