#8

18.5K 1.5K 164
                                        


Aku membuka kotak yang diberikan oleh tuan tadi. Dan ternyata isinya adalah sebuah hoodie hitam lengkap dengan jeans dan sneakers dengan warna senada. Aku cukup terkejut sebenarnya apakah dia yakin membiarkanku menggunakan ini? Tapi sudahlah akhirnya aku pakai juga.

Ketika selesai berpakaian aku langsung keluar dari ruangan itu, aku juga tak lupa mengikat rambutku yang mulai tumbuh semakin panjang.

"Tuan, aku sudah selesai" mereka berdua - Ronald dan Eve menghentikan pembicaraan mereka lalu menolehkan pandangannya kearahku.

"Wah kakak terlihat tampan hihi" ucapnya memuji. Aku hanya membalasnya dengan senyuman tipis di bibirku.

Tapi ketika aku mengalihkan pandanganku kearah tuan, raut wajahnya terlihat tidak senang. Ia kemudian bangkit dari duduknya lalu berjalan kearahku.

"Uhm, apa ada yang salah tuan?" Tanyaku ketika ia sudah berada didepanku. Ia memandangiku beberapa saat dan membuatku sangat grogi.

Aku masih setia menunggu jawaban darinya tapi dengan tiba tiba ia melingkarkan kedua tangannya disamping wajahku lalu membuka tali yang mengikat rambutku sehingga membuatnya terurai menyapu tengkukku.

"Jangan ikat rambutmu, aku tidak suka!" Ia menghempaskan ikat rambutku entah kemana lalu berbalik meninggalkanku.

"Ayo kita pergi" Eve mengangguk. Ia mengikuti tuan yang sudah terlebih dahulu keluar dari dalam rumah kemudian disusul olehku yang berjalan dibelakangnya.

"Ayo Eve, duduklah disini" tuan membukakan pintu depan untuk Eve lalu menggiringnya untuk duduk disana. Sedangkan aku sendiri malah sibuk memperhatikan keindahan halaman depan rumah ini yang ternyata lebih luas daripada yang aku bayangkan sebelumnya.

Dan kau, duduklah dibelakang dan ingat! Jangan mengacau, mengerti?"
Aku mengangguk. Nada bicaranya selalu saja membuatku takut.

Tuan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang tidak ada percakapan diantara kami berdua kecuali Eve yang tidak ada henti hentinya bercerita yang hanya aku tanggapi dengan anggukan.

Aku meremat ujung hoodie yang aku pakai karena setiap aku memandang kedepan yang aku lihat adalah pantulan tatapan tajam dari kaca spion. Dia itu kenapa sebenarnya? Kenapa selalu saja menatapku seolah aku adalah hal yang paling menjijikan yang pernah ia temui.

Setelah menghabiskan waktu hampir setengah jam, akhirnya kami sampai di area mall. Tuan membawa mobilnya ke basement untuk diparkirkan. Aku cukup kagum ternyata seperti ini bentuk mall, dipenuhi banyak orang yang berlalu lalang baik dengan keluarga maupun pasangannya. Maklum saja ini pertama kalinya aku datang ketempat seperti ini.

Aku membantu Eve untuk turun dari mobil. Dia terlihat sangat cantik dengan dress selutut yang dipakainya.

"Ayo Eve bersama paman saja" ketika aku hendak menggandeng tangannya tuan langsung merampasnya dariku dan berjalan mendahuluiku seolah aku ini tidak ada. Aku mendesah kesal lalu mengikuti langkah mereka.

Begitu kami memasuki pintu utama rasa dingin menyapa tubuhku. Aroma fastfood yang menyeruak membuatku cukup lapar tapi tentu saja tuan tidak akan membelikannya untukku. Kami menaiki eskalator yang entah akan membawaku kemana. Aku ragu awalnya tapi ternyata tidak seburuk itu.

"Eve belum makan bukan?" Tanyanya pada Eve.

"Sudah paman tadi pagi" Eve memberikan senyuman manisnya

"Eve pasti masih lapar, ayo ikut paman" ia pun menuntun Eve untuk masuk kedalam salah satu restaurant chinesse food yang ada didepan kami.

Searching For Happiness [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang