Tak terasa sudah lebih dari sebulan aku berada di rumah ini. Hari hariku terasa lebih berat untuk dijalani, bagaimana tidak? Siksaan demi siksaan terus aku dapatkan entah itu karena kesalahan kecil yang aku buat maupun kesalahan yang aku sendiri tidak tahu.Yah, aku juga baru tahu menjadi manusia yang hanya bertahan hidup dengan meminum air itu ternyata sangat sulit. Tapi... Mau tidak mau aku harus melakukannya walaupun tak jarang perutku keram dan terutama penyakit lambungku yang tidak bisa diajak kompromi.
Waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari tapi aku masih setia terduduk di pinggiran kolam renang ditemani bintang bintang yang menyinari langit malam. Beruntung, tuan sepertinya sudah terlelap kalau tidak, dia pasti akan menghukumku lagi karena masih berkeliaran di sekitaran rumah.
Aku sangat ingin untuk beristirahat, tubuhku terasa sangat lelah dan pegal. tetapi, tubuhku malah akan terasa lebih sakit lagi karena aku harus tidur diatas lantai yang hanya aku lapisi koran bekas. Bisa kalian lihat kalau aku cukup menderita dirumah ini walaupun terkadang tuanku bersikap baik tetapi sikap kejamnya lebih mendominasi.
Terkadang, aku merindukan adikku, sudah beberapa kali menanyakan kabarnya pada tuanku tetapi bukannya jawaban malah hukuman yang aku dapat. Aku merasa seperti kehilangan semangat hidup. jujur saja, ini pertama kalinya aku dan Eve berpisah selama ini.
"Eve, kuharap kau baik baik saja" ucapku bermonolog. Aku memain mainkan jariku kedalam air mengikuti arus air kolam renang yang cukup tenang.
"Maaf kakak tidak bisa menjagamu" tanpa kusadari setetes air mata membasahi pipiku. Aku pasti akan menangis ketika wajahnya muncul dikepalaku. Terutama ketika aku mengingat senyum manisnya dan apalagi tingkahnya yang menggemaskan.
Air mataku turun semakin deras, suara tangisan pun mulai keluar dari bibirku. Aku bahkan lupa kalau aku bisa saja membangunkan tuanku tapi bagaimana lagi? Aku tidak dapat membendung kesedihanku lagi.
Angin malam berhembus menerpa tubuhku yang hanya terbalut kaos tipis sehingga membuat ku menggigil seolah olah ia menyuruhku untuk cepat masuk kedalam rumah. Tetapi aku tidak peduli, mungkin aku tidak akan tidur hingga esok pagi.
Keadaan sekitar yang sunyi dan gelap sangat merepresentasikan suasana hatiku saat ini. Mataku meneliti setiap sudut dari tempat ini hingga beberapa saat mataku menangkap sepasang mata biru yang memperhatikanku dari atas sana.
Aku tertegun, mata itu menatapku tajam dan penuh kebencian. Dan yang paling mengejutkannya lagi aku baru ingat kalau posisi kolam renang itu tepat dibawah balkon kamarnya.
"Sialan aku dalam masalah besar"
Mata itu langsung menghilang dibalik tirai. Tanpa basa basi aku langsung berlari sekuat tenaga dengan bertujuan untuk kembali ke gudang --- tempatku tidur. Tetapi ditengah jalan tubuhku menabrak seseorang hingga tubuhku terpental kebelakang.
Aku mengelus dadaku karena terkejut karena orang yang aku tabrak adalah majikanku sendiri. Dia menatapku dengan tatapan dingin andalannya.
"Bukannya aku sudah menyuruhmu untuk tidur Mr. Smith?" Dia melipat lengannya didada lalu berjalan mendekatiku.
Aku menelan ludah ketika dia sudah berada di depanku karena saat ini dia hanya memakai jogger pants abu abu tanpa atasan alias bertelanjang dada. Tubuhnya terbentuk sempurna dengan otot otot yang kokoh. Aku sendiri masih tidak percaya kalau dia adalah orang yang sudah merebut keperjakaanku.
"Maafkan aku tuan, tapi aku tidak bisa tidur" ucapku jujur.
"Apa kau baru saja menangis?" Dia mendekatkan wajahnya dan membuatku semakin panik. kejadian di dapur waktu itu masih teringat jelas dikepalaku dan aku tidak ingin itu terjadi lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Searching For Happiness [BXB]
Teen FictionJed tidaklah lebih dari seorang pemuda miskin yang hidup bersama adik perempuannya, dia menghabiskan masa mudanya hanya untuk mencari nafkah agar sang adik memiliki masa depan yang cerah. Namun siapa sangka, segala kekurangan yang di milikinya itu a...