#31 (End)

18.8K 971 344
                                    


Tidak ada arah ataupun tujuan. Hanya ada dirinya dan kegelisahan yang mengiringi setiap langkahnya. Jed hanyalah menginginkan kedamaian di dalam hidupnya, tapi jika dunia saja tidak mengizinkannya, apa yang bisa Jed lakukan? Iya. Jed hanya bisa berpasrah, pada takdir yang selalu menuntunnya kepada kesengsaraan.

Tidak ada lagi peduli padanya atau pun perasaannya. Bahkan saudara kembarnya sendiri tega menggoreskan luka di hatinya. Satu satunya jalan yang dapat membawanya ke dalam kebahagiaan hanyalah kematian. Namun entah mengapa setiap kali Jed hendak melakukannya, ia selalu saja kehilangan kendali dan berakhir dengan sebuah tangisan.

Pemuda yang sedang dikelilingi keputusaan itu menegakkan kepalanya. Jalanan luas nan berkelok memenuhi indra pengelihatannya. Kiri dan kanannya pun hanya dipenuhi oleh pepohonan, yang tumbuh menjulang dari dasar jurang.

Namun pandangan Jed sontak terhenti ketika kedua matanya bertemu dengan sebuah pagar pembatas yang terbuat dari besi yang sudah dipenuhi karat. Entah apa yang mendorongnya untuk mendekat, tapi yang jelas hembusan angin yang Jed rasakan terasa jauh lebih kuat dari sebelumnya. Pemuda itu menatap kosong seraya menerawang jauh memperhatikan kilauan mentari yang hampir surut meninggalkan bumi.

Indah.

Pemandangan indah yang jarang sekali Jed lihat. Tetapi sebuah keindahan sekali pun pasti menyimpan sisi gelap yang hanya dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Seperti halnya ketika Jed menundukkan kepalanya, ia spontan melangkah mundur karena apa yang berada dibawah sana jauh berbanding terbalik dengan apa yang berada di atas sana.

Jika di atas sana Jed dapat melihat pemandangan langit yang sangat menawan, di bawah sana Jed hanya dapat melihat pemandangan jurang yang sangat curam dan dalam. Kabut kabut tebal membuat pengelihatan Jed terbatas, tanaman liar yang begitu lebat pun ikut mendominasi seisi jurang.

Kedalaman jurang tersebut membuat Jed sontak berpikir, Jika ia meloncat dari atas sana semuanya akan benar benar berakhir. Tidak akan ada lagi masalah ataupun kesialan yang mengikutinya. Walaupun Jed mati, setidaknya tidak akan ada seorang pun yang mengetahuinya. Jed yang baru saja mendapatkan jawaban dari kegelisahannya itu pun menegakkan kepalanya. Memeriksa kiri dan kanannya secara bergantian.

Sunyi.

Tidak ada seorang pun yang tertangkap di dalam pengelihatan Jed, mengingat bahwa saat ini ia berada di area perbukitan yang jauh dari jangkauan manusia. Bahkan setelah berjam jam berada disana Jed belum melihat satu pun kendaraan yang melintas dihadapannya.

Hal ini tentu saja menjadi sebuah lampu hijau bagi Jed. jika alam saja mendukungnya untuk mati bagaimana dengan orang orang yang tidak pernah menginginkan kehadirannya di dunia ini?

Setelah mempertimbangkan keputusannya, Jed pun memberanikan diri untuk kembali berdiri dihadapan pagar pembatas. Satu persatu kakinya mulai terangkat untuk menyebranginya. Meskipun bukanlah hal yang mudah bagi pemuda cacat sepertinya, tapi berkat kegigihannya sekarang ia telah berhasil berdiri di sebrang pagar pembatas. Mempersempit jaraknya dan kematiannya.

Jari jarinya mencengkram erat pagar pembatas, menggantikan posisi sepasang tongkat yang selalu berada di sampingnya. Sempat terbesit di dalam benaknya untuk berhenti, karena Jed tahu betul bahwa apa yang saat ini ia lakukan bukanlah hal yang benar. Tapi lagi lagi keraguannya itu berhasil dipatahkan oleh keputusasaannya sendiri.

"Ti..ga"

Pemuda itu mulai menghitung mundur. Bibirnya terbuka mengucapkan sesuatu yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri. Kedua matanya terpejam rapat, namun kali ini detakan jantungnya pun ikut serta mengalirkan rasa takut ke seluruh tubuhnya.

"Du...a"

Pikirannya sudah tidak karuan lagi, ingin segera mengakhiri semua ini. Setetes air mata menetes dari pelupuk matanya ketika wajah seorang gadis muncul di dalam kepala Jed. Gadis yang ia rawat sejak lahir, gadis yang sekarang telah bahagia bersama orang yang lebih pantas untuk menjaganya.

Searching For Happiness [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang