Tch. Kau benar benar ingin mati rupanya"
Dorrr...
Ia menarik pelatuknya dan peluru yang mengisi pistol itu pun mulai meluncur menuju kearah Jed.
Jed yang melihatnya itu langsung memalingkan kepalanya. Beruntung, peluru itu menembus dinding, kalau saja ia terlambat sedikit saja peluru itu pasti sudah menembus kepalanya.
"Aarrgghhh"
Ia berteriak histeris kemudian menutup telinganya dengan kedua tangannya. Tubuhnya yang lemas pun merosot kelantai sehingga ia terduduk disana.
"Jangan bunuh aku hiks"
"Kumohon"
Isakannya semakin keras, ia menjambak rambutnya sendiri lalu memeluk lututnya dengan kuat.
"Aku janji akan menuruti perintahmu"
"Pergi kau dari sini sialan!" Ia bangkit dari duduknya lalu menjambak surai hitam itu dengan kuat. Ia membuka pintu dan membanting tubuh Jed ke sembarang arah kemudian menggebrak pintu kamarnya dan menguncinya.
"Sialan tidak ada hal lain yang bisa bocah itu lakukan selain menangis?" ia mengacak acak rambutnya frustasi lalu berjalan menuju kamar mandi guna untuk membersihkan dirinya.
Jed masih terisak didepan kamar Ronald. Ia masih shook dengan kejadian yang hampir saja merenggut nyawanya. Ia juga sudah berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri tetapi jantungnya itu masih saja berdebar dengan sangat cepat.
Sperma Ronald yang bercampur dengan darahnya masih saja mengalir dibawah sana seakan tidak akan pernah habis. Jed tidak tahu sudah berapa banyak darah yang keluar dari tubuhnya. Yang jelas, ia merasa seperti sudah kehilangan separuh dari tubuhnya.
"Ayolah Jed itu tidak akan terjadi lagi"
"Kau harus bisa bertahan"
"Demi Eve"
Ucapnya bermonolog.
Ia kemudian berdiri sambil memegangi benda benda yang ada disekitarnya sebagai penopang tubuhnya. Namun ia gagal, dan pada akhirnya ia harus menyeret tubuhnya agar bisa sampai di lantai dasar. Ditambah ia harus menuruni tangga dan itu membuatnya lebih sulit.
Ketika ia sudah dilantai dasar, Jed memutuskan untuk menuju ke kamar mandi. Ia mengguyur tubuhnya dengan air hangat dan membersihkan pantatnya yang masih saja mengalirkan darah. Sesekali ia juga meringis merasakan sensasi perih yang teramat sangat.
Ia menghabiskan cukup banyak waktu didalam sana sehingga ketika kulitnya mulai pun keriput ia tidak peduli. Ia masih saja terbayang bayang kejadian tadi dan setetes air mata pun mulai turun dari kelopak matanya.
***
"Bocah"
"Bocah sialan kemari kau!"
Jed membuka matanya ketika samar samar mendengar teriakan dari luar sana. Dan tiba tiba pintu gudang itu digebrak sehingga menimbulkan suara gaduh.
"Kemari kau sialan!" Ronald tiba tiba mendatanginya dengan penuh amarah. Ia kemudian mencengkram lengannya dan menarik Jed keluar dari sana.
"Ada apa tuan, tunggu" Ronald terus menarik lengannya dengan kasar lalu menghempaskannya ketika ia berhenti.
"Kau lihat ini?" Ia menunjukkan jarinya kearah tangga yang penuh dengan darah.
![](https://img.wattpad.com/cover/245858696-288-k570462.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching For Happiness [BXB]
Novela JuvenilJed tidaklah lebih dari seorang pemuda miskin yang hidup bersama adik perempuannya, dia menghabiskan masa mudanya hanya untuk mencari nafkah agar sang adik memiliki masa depan yang cerah. Namun siapa sangka, segala kekurangan yang di milikinya itu a...