#24

10.1K 925 51
                                    

Surai biru itu memancarkan ketakutan yang teramat besar ketika mendengar suara langkah kaki yang menggema dari luar ruangan. Pemuda itu meremat ujung jasnya dengan tujuan untuk menenangkan jantungnya yang mulai berdegup dengan sangat kencang.

Tak lama kemudian suara langkah kaki itu menghilang, di gantikan dengan suara khas pintu besi yang di buka dari luar. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya ketika seorang pria berjalan menghampirinya dengan begitu angkuhnya.

Pria itu menghentikan langkahnya tepat di depan ranjang yang di duduki oleh pemuda itu. Ia melipat lengannya di depan dada sembari meneliti penampilan pemuda itu dari atas hingga ke bawah. Pria itu pun memberikan sebuah sentuhan di pucuk kepalanya dan berhasil membuat pemuda itu ketakutan.

"Kau sangat cantik Jed" pujinya ketika melihat betapa manisnya pemuda itu dengan setelan jas yang melekat di tubuhnya.

"Apa kau siap?" Pemuda yang penuh dengan kegelisahan itu menggeleng.

"Kumohon, lepaskan aku" lirihnya dengan suara yang hampir terdengar seperti sebuah bisikan. Pria itu terkekeh dan langsung memberikan sebuah tamparan di wajahnya.

Plak!

Pemuda itu meringis merasakan sensasi yang begitu menyakitkan di area wajahnya. Pria itu naik ke atas ranjang dan langsung mengunci tubuh pemuda itu di bawahnya. Jed pun hanya bisa memejamkan matanya ketika pria berdarah eropa itu semakin mendekatkan wajahnya dengan tatapan yang sangat mengintimidasi.

"Apa kau tahu apa yang akan terjadi jika kau melawanku?" Pria itu menjepit dagunya dengan jari jarinya yang panjang.

"Jawab atau aku potong lidahmu" ancamnya. Pemuda itu sontak menjawabnya dengan tergesa gesa.

"Aku tahu tuan" pria itu kembali menyeringai. 

"Good boy" ucapnya menepuk kepala pemuda itu beberapa kali.

"Untuk kali ini aku akan memaafkanmu, tapi setelah menikah nanti-" Pria itu menggantung kalimatnya dan berbisik tepat di depan telinga Jed

"Aku tidak akan segan segan menghancurkanmu" Pria itu memberikan kecupan singkat sebelum turun dari atas ranjang.

Jed pun langsung melampiaskan segala kesedihannya di dalam sebuah tangisan. Pemuda itu benar benar tidak tahan dengan semua hal yang Jordan lakukan padanya. Ia juga sudah melakukan berbagai cara agar bisa kabur darinya, namun keberuntungan tidak pernah sekali pun berpihak padanya.

Hari ini adalah hari dimana Jordan akan membalaskan dendamnya melalui sebuah ikatan pernikahan yang akan menjadi perantaranya. Jika kalian bertanya tanya apakah Jed menginginkan pernikahan ini atau tidak, maka jawabannya adalah tidak. Tidak ada seorang pun yang ingin menikah dengan pria kejam seperti Jordan. Tapi Jed juga tidak bisa melakukan apa apa, karena nyawa Eve akan menjadi taruhannya jika ia berani menolak pernikahan itu.

Sudah lebih dari seminggu Jordan mengurungnya di dalam rumah besar itu. Siksaan demi siksaan pun terus Jed dapatkan, baik itu karena kesalahan yang diperbuatnya maupun kesalahan yang ia sendiri tidak ketahui. Semakin hari tubuhnya pun terasa semakin lemah karena efek samping dari sebuah cairan yang rutin Jordan suntikan ke dalam tubuhnya.

Tak lama setelah Jordan pergi, beberapa orang anak buahnya tiba tiba saja masuk ke dalam ruangan itu. Mereka menghampiri Jed dan langsung menyeretnya masuk ke dalam mobil. Terdapat tiga orang pria di dalam mobil itu, dan salah satunya duduk di kursi belakang bersama Jed.

Pemuda itu pun akhirnya hanya bisa pasrah, meratapi sisa hidupnya yang akan ia habiskan untuk melayani seorang pria yang sama sekali tidak mencintainya. Jed menatap semua orang yang berada di dalam mobil itu secara bergantian, mereka terdiam tanpa sedikit pun mengeluarkan suara. Melihat situasi yang cukup memungkinkan, tiba tiba saja terlintas sebuah ide gila di dalam kepalanya.

Searching For Happiness [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang