"Selamat datang Jed smith"Tatapan mereka bertemu. Jantungnya berdebar kencang disertai dengan keringat dingin yang mulai membasahi kulitnya. Dengan cepat ia pun mengalihkan pandangannya karena entah mengapa tatapannya saja sudah membuat Jed takut dan tidak nyaman.
Hening...
Keduanya terdiam, Jed sibuk dengan ketakutannya sedangkan Pria itu sibuk memandanginya hingga pada akhirnya Pria itu membuka suara.
"Kenapa?" suara berat itu memecah keheningan. semakin kesulitan untuk menahan rasa takut yang sudah mengambil alih tubuhnya hingga sekarang tubuhnya mulai bergetar. Ia menunduk dan sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan pria itu.
"Kemana perginya suara tinggimu itu hm?" Tanyanya lagi. Karena tidak mendapat respon apapun ia kemudian bangkit dari duduknya.
Tuk..
Tuk..
Tuk..
Suara langkah kaki menggema seluruh ruangan. Jed yang mengetahui Pria itu sedang berjalan ke arahnya semakin panik. untuk menatapnya saja ia tidak mau apalagi sampai harus berada di dekatnya.
Ketika Pria itu sudah berdiri tepat dihadapannya Jed masih setia dengan kepalanya yang menunduk. Yang dapat ia lihat hanya sepatu hitam yang terlihat mahal.
"Berdiri!" Perintahnya. Seketika kepala Jed terasa sangat berat dan itu membuatnya semakin enggan untuk mengangkat kepalanya.
"Apa kau tuli?" Entah pertanyaan keberapa yang sudah Pria itu lontarkan yang jelas Jed tidak ingin menjawabnya.
"AKU BILANG BERDIRI JED SMITH!"
kali ini pria itu benar benar geram, ia tidak segan menjambak rambut Jed sehingga membuatnya mendongak dan langsung bertatapan kembali dengannya. Jarak wajah mereka sangat dekat sehingga mereka bisa merasakan hembusan napas satu sama lain.
"Tatap mataku saat aku sedang berbicara sialan" Ia memperkuat jambakannya hingga sang empu meringis kesakitan.
"Argh, sak..ith.. lepash..kanh akh..u" dengan ambut panjang yang ia miliki Pria itu bisa lebih mudah untuk menjambaknya lebih kuat.
"Ini belum seberapa bocah!"
Brugghh..
Tubuh mungil itu dilemparkannya ke sudut ruangan. Ia meringis menahan rasa sakit di punggung dan rasa pening di kepalanya sedangkan pria itu hanya tersenyum licik melihatnya kesakitan.
"Bagaimana? Apa terasa sakit?" Ia pun berjalan mendekat. Jed dengan cepat menenggelamkan wajahnya dilutut dengan kedua tangan yang memegangi kepala belakangnya.
"Tidak mau menjawab lagi?"
"A..ampuni a..aku hikss.., kumohon i...izinkan aku pulang hikss.." isakan pun mulai terdengar dari sela sela perkataanya.
"Lihat aku! Atau kau akan mendapatkan yang lebih buruk dari ini" Perintahnya atau lebih tepatnya terdengar seperti sebuah ancaman di telinga Jed. Ia menurut kali ini, Kepalanya sedikit terangkat lalu Pria itu bisa melihat wajahnya yang kacau dengan mata merah dan air mata yang mengalir deras.
"Kau takut hm?" Ia berjongkok lalu memberikan smirk di wajah tampannya lalu mengangkat dagu Jed dan mencengkramnya sehingga ia dapat melihat wajahnya dengan lebih jelas.
"Maka dari itu jadilah anak baik agar aku tidak menyakitimu" ucapan Pria itu membuatnya merinding. tubuhnya terasa disengat oleh listrik bertegangan tinggi. jari jari Pria itu perlahan naik lalu mengusap air mata di pipinya lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/245858696-288-k570462.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Searching For Happiness [BXB]
Roman pour AdolescentsJed tidaklah lebih dari seorang pemuda miskin yang hidup bersama adik perempuannya, dia menghabiskan masa mudanya hanya untuk mencari nafkah agar sang adik memiliki masa depan yang cerah. Namun siapa sangka, segala kekurangan yang di milikinya itu a...