Sore ini, Abidzar mengendarai motornya ke rumah si kembar. Ia harus menceritakan tentang Satria yang menyukai gadisnya. Ah, maksudnya mantannya.
Setelah memarkirkan motornya, ia melenggang masuk ke dalam rumah si kembar.
Terlihat, si kembar tengah menonton film di ruang tengah."Tumben muka lo kusut. Belum di setrika, pak?" Reza menimpali saat Abidzar duduk di antaranya dan Rezi.
Rezi menyenggol lengan kembarannya. Paham dengan maksud Rezi, Reza menawari minuman dingin pada Abidzar.
"Kenapa?" Rezi mem-pause film yang tengah berjalan.
Abidzar menghela nafasnya, tangannya mengacak rambut.
"Satria suka sama Afra."Reza melongo mendengarnya.
"Lah? Kenal dimana?"Abidzar menceritakan yang ia dengar tadi di seberang sekolah. Dan perbincangannya dengan Farah tadi.
"Nyokap nyuruh gue buat bawa cewek yang gue suka. Gimana bisa gue dan Satria bawa cewek yang sama ke hadapan nyokap?"
Rezi mengangguk paham.
"Terus rencana lo?"Abidzar menggeleng. Otak pintarnya tak dapat diajak berkompromi untuk saat ini.
Reza berdeham pelan.
"Kita kenal Afra, kan? Nggak mungkin dia bisa buka hati gitu aja buat bang Satria. Meskipun ada kemungkinan, itu bakal kecil banget.""Bisa jadi mungkin karna dia pengen ngelupain Abidzar."
"Maksud gue, nggak segampang itu dia nerima orang baru di hatinya."
Abidzar mengangguk mengiyakan. Ada benarnya juga perkataan kedua sahabatnya.
"Gue nggak tau gimana saat Satria tau kalo Afra itu mantan gue."
"Kenapa harus Afra yang disukai Satria? Apa nggak ada cewek lain?"
Rezi menepuk pundak Abidzar.
"Kita nggak bisa maksa hati kita buat siapa. Jatuh cinta nggak ada alasan."————————————————————
Afra kini tengah ada di toko buku. Penulis favoritnya telah menerbitkan novel kesukaannya. Tentu saja ia harus membelinya. Sebagai bentuk apresiasi terhadap penulisnya.
Matanya mencari tumpukan novel. Ia tersentak ketika ponsel di tas selempang nya bergetar menandakan ada panggilan masuk.
+628146296**** is calling...
Nomor tak dikenal. Siapa yang membagikan nomornya ke orang lain?
Tangannya menempelkan benda tipis itu ke telinganya.
"Ya, halo? Ini siapa?"
"Satria. Save, ya."
Satria lagi?
"Iya."
"Kamu lagi dimana?"
"Toko buku. Kenapa?"
"Kebetulan saya ada di dekat situ. Jangan kemana-mana, ya. Saya ajak jalan sebentar."
Panggilan terputus sepihak.
Setelah menemukan novel yang ia cari, Afra segera menuju ke kasir dan membayarnya.
Ia melihat sekeliling mencari Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abidzar (END) ✅
RomanceKisah mengenai perjuangan Afra Hanina untuk mendapatkan hati seorang Abidzar Adhitama, cowok yang suka dengan Hoodie berwarna putih. Berkali-kali usaha yang dilakukan Afra untuk mendapatkan hati Abidzar, dan berkali-kali pula Abidzar mencoba untuk m...