Tanya jawab menyebalkan!

188 22 0
                                    

Afra turun dari motor Abidzar saat telah sampai di depan rumahnya. Di teras rumah terlihat sebuah mobil asing yang tak dikenal Afra.

"Ada tamu?"

Abidzar membuka helmnya dan merapikan tata letak rambutnya.

Afra menggeleng, "Nggak tau. Ayo mampir"

Abidzar mengangguk, menuruti.
Di rumah juga masih ada Elisa, malas kalau harus berurusan dengan wanita itu. Pasti akan jadi panjang urusannya.

Keduanya masuk ke dalam rumah dan mengucapkan salam.
Wiranto mengalihkan pandangannya pada Afra yang baru saja datang.

"Silahkan masuk, Abidzar"

Abidzar mengangguk kaku.

Di sofa sebelahnya ada sesosok bapak-bapak yang umurnya berkisaran seumuran dengan Wiranto dan seorang cowok menatap heran padanya.

"Ini teman Papa. Pak Andi dan anaknya, Alvin"

Sontak saja Afra dan Abidzar menatap satu sama lain, terkejut.
Bagaimana bisa senior tadi ada di rumahnya, dengan Bapaknya pula.

Sheina datang dari dapur dan membawa nampan berisi minuman dan camilan untuk tamu. Senyumnya mengembang saat melihat putri tunggalnya telah pulang dengan selamat.

"Mama"

Afra menyalami Sheina dan membisikinya sesuatu.

Sheina mengangguk paham, "Ini siapa?"

Abidzar menyalami Sheina.

"Saya Abidzar, Tante"

"Cowoknya Afra"

Sontak Sheina tertawa pelan saat mendengar pengakuan yang diucapkan oleh Afra.

"Abidzar duduk dulu, Tante buatkan minum"

Abidzar menggeleng pelan, "Nggak usah, Tante. Saya mau langsung pulang, Mama di rumah sendirian"

Afra menggandeng lengan Abidzar setelah Abidzar menyalami kedua orangtuanya, ia mengantarkan Abidzar sampai di depan rumah.

Abidzar menaiki motor besarnya dan memakai helmnya.

"Gue balik"

Setelah itu ia menghilang dengan motornya.

"Itu cowok lo?"

Afra terkejut saat mendengar suara itu, ia berbalik dan menemukan Alvin tengah menatap arahnya.

"Nggak penting"

Lalu Afra masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Alvin sendirian di depan rumah.

Sementara itu, Abidzar memarkirkan motornya di garasi rumahnya. Ia masuk ke rumah dan menemukan Elisa tengah menunggunya di ruang tamu.
Senyum wanita itu mengembangkan senyumnya.
Ia berlari kecil menuju arahnya.

"Hai. Kok kamu lama banget?"

Abidzar menanggapinya hanya gumaman pelan.
"Kenapa lo nggak pulang?"

Elisa menggapai lengan Abidzar dan langsung ditepis oleh Abidzar.

"Aku nunggu kamu. Anterin ya?"

Abidzar menggeleng, "Gue capek"

Lalu melangkah meninggalkan Elisa yang terdiam.

————————————————————

Hari ini, seluruh siswa kelas 10 dan 11 dikumpulkan oleh kepala sekolah di lapangan. Untuk memberitahukan saat ulangan Senin besok berlangsung.

Abidzar (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang