Kisah mengenai perjuangan Afra Hanina untuk mendapatkan hati seorang Abidzar Adhitama, cowok yang suka dengan Hoodie berwarna putih.
Berkali-kali usaha yang dilakukan Afra untuk mendapatkan hati Abidzar, dan berkali-kali pula Abidzar mencoba untuk m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini lagi pake Hoodie putihnya Abidzar ❤️❤️❤️ ————————————————————
Abidzar membuka helmnya dan menelepon nomor Afra. Ia sudah sampai di depan rumahnya. Jam masih menunjukkan pukul 05.40 namun Abidzar sudah menunggu di depan rumah kekasihnya itu.
Tak lama kemudian, Afra keluar dari rumahnya dan tersenyum menatap kedatangannya. Ia hanya membawa tas kecil yang berisi beberapa buku dan alat tulis. Dikarenakan ini ujian, sudah pasti ia akan pulang lebih awal.
Setelah membenarkan posisinya di motor, Afra mencengkeram erat pundak Abidzar. Dan motor pun melaju dengan kecepatan sedang menuju arah sekolah.
"Tadi udah makan?"
Afra menaikkan alisnya dan memajukan sedikit kepalanya, lalu menanyakan kembali.
"Apa? Nggak denger kena angin,"
Dengan terpaksa, Abidzar mengulangi lagi pertanyaannya.
"Tadi udah makan?"
Afra menjawabnya dengan setengah berteriak, "Belum."
Dengan segera, Abidzar memberhentikan motornya di supermarket pinggir jalan. Abidzar menarik tangan Afra masuk ke dalam dan menyuruhnya mengambil makanan untuk mengganjal perutnya selama ujian berlangsung. Mengingat pelajaran hari pertama ini berhubungan dengan baca-membaca.
Ia dapat memastikan bahwa otak akan melemah saat perut dilanda lapar. Maka karena itu, ia harus memastikan perut kekasihnya itu terisi sementara. Nanti setelah ujian, ia akan mengajak Afra untuk mencari makan.
"Ambil roti coklat juga, aku mau"
Afra mengangguk patuh, ia mengambil dua bungkus roti coklat. Lalu mengambil susu kotak.
"Kamu mau?"
Abidzar menggeleng, "Air putih aja."
Afra mengangguk kembali.
Setelah urusan bayar membayar selesai, kedua remaja itu duduk di depan supermarket dan mulai makan sarapan paginya itu.
Saat ujian berlangsung, masuk sekolah pasti jam tujuh lalu pulang jam sepuluh.
"Nanti belajarnya dimana?"
Afra menelan rotinya, lalu membuka bungkus plastik sedotan susu kotaknya dan menatap bingung pada Abidzar.
