Diam

139 12 2
                                    

Ada salam dari babang Abidzar paling ganteng😎

Ada salam dari babang Abidzar paling ganteng😎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————————————————————

Pulang sekolah hari ini Afra memutuskan untuk pulang menggunakan angkot, rasanya ia masih marah pada Abidzar.
Setelah angkot berhenti di depannya, ia masuk dan duduk. Tanpa ia tau, Abidzar ada di pojok dengan menggunakan tudung hoodie yang menutupi kepalanya.
Penumpang di angkot tidak terlalu banyak, hanya seorang ibu-ibu dan anak laki-lakinya lalu sepasang suami istri yang sudah berusia lanjut dan sisanya pelajar dari sekolah lain.

Afra hanya diam sembari bermain ponsel. Tangannya memeriksa notif ponselnya. Tidak ada notif apapun dari Abidzar.
Ia hanya menghela nafas lelah. Sepertinya sikapnya yang diam seperti ini tak dihiraukan oleh Abidzar.

Sesampainya ia di gapura yang menuju rumahnya, ia mengeluarkan uang dari sakunya dan memberi pada sopir angkot lalu mengucap terima kasih.

"Sayang,"

Afra menoleh. Abidzar tengah berdiri di sebelahnya dan ikut membayar pada sopir angkot. Apa Abidzar daritadi berada pada angkot yang sama dengannya?

Memilih mengabaikan. Afra berjalan cepat menuju rumahnya. Ia yakin Abidzar akan menyusulnya dan ikut ke rumahnya.

"Aku tau kamu marah,"

Afra hanya diam.

"Sayang, kamu jangan gini."

Tetap saja.

Abidzar menggapai kedua tangan Afra lalu menguncinya dalam genggaman tangannya.

"Aku nggak ada masalah apapun, percaya sama aku."

Afra menatapnya ragu. Ingin percaya, namun sikap Abidzar belakangan ini membuatnya bingung.

"Aku nggak minta apapun, tolong jaga kepercayaan aku,"

Abidzar mengangguk, "Pasti."

Tangannya bergerak mengusap pipi Afra, "Jangan marah lagi."

Afra menggeleng, "Mana bisa aku marah sama kamu?"

Tangannya menarik Afra lalu berjalan menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, terlihat Alvin berdiri di samping mobilnya dan menunggu kedatangan Afra.

"Kamu jangan emosi, oke?"

Abidzar mengangguk. Ia tak akan bertindak gegabah untuk saat ini. Sekali saja ia salah melangkah, maka akan ada yang harus ia relakan. Entah itu Afra atau lainnya.

"Kakak ngapain disini?"

Alvin menatap tajam Abidzar lalu tersenyum melihat Afra.
"Nunggu kamu,"

"Mending kakak pulang."

Alvin memasang wajah bingung, "Aku udah nunggu."

Afra menggeleng.

Abidzar (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang