Truth or Dare

152 12 0
                                    

🔊 : Bukan Cinta Biasa -Siti Nurhaliza
————————————————————
Salam sayang dari Abidzar ganteng❤️

🔊 : Bukan Cinta Biasa -Siti Nurhaliza————————————————————Salam sayang dari Abidzar ganteng❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf ya aku belum bisa dapet cast buat Afra
————————————————————

Esok paginya, Abidzar menjemput Afra di depan rumahnya. Gadis itu memaksa untuk ikut ke rumah si kembar. Tentu saja dengan Vale.

Gadis itu keluar dari rumahnya mengenakan jeans hitam dan sweater putih bergaris hitam. Rambutnya ia kuncir dan membawa tas selempang.

"Hai."

Abidzar tersenyum. Ia menyerahkan helm dan menghidupkan mesin motornya.

Sekitar 15 menit, sampailah mereka di rumah si kembar. Di depan gerbang rumah, ada Vale yang terlihat kebingungan.

Afra pun turun menghampirinya.

"Vale,"

Vale menoleh, ia tersenyum.
"Gue takut mau masuk."

Abidzar membukakan gerbang lalu mengajak keduanya masuk. Si kembar sudah mengunggu di kolam renang.

Sesampainya di sana, kedua mata Vale seketika melotot terkejut. Pasalnya Rezi tengah bertelanjang dada dan tengah berenang, ia tak sadar bahwa kedua cewek dan Abidzar datang.

Reza berteriak heboh saat melihat wajah Vale yang tersipu malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reza berteriak heboh saat melihat wajah Vale yang tersipu malu.

"Zi, itu ada cewek!" teriak Reza mengingatkan.

Rezi terkejut, ia dapat mengendalikan mimik wajahnya.

"Sorry,"

Lalu kembali berenang lagi, menghiraukan keberadaan teman-temannya.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, Rezi kembali dengan membawa minuman dan camilan. Ia menaruh nampan itu di meja.

Saat setelah duduk, tatapannya menatap Vale yang terlihat cantik mengenakan dress bunga-bunga itu.
Ia tersenyum kecil.

"Ngelamun bae, kesambet baru tau rasa lo." Reza melambaikan tangannya di depan wajah Rezi.

Afra tertawa melihat mimik wajah Rezi yang sedikit cengo.

"Jadi besok gimana?" Vale membuka suara.

"Pake mobil gue." Rezi mengambil camilan dan mengunyah.

Kaum cewek hanya mengangguk patuh.
Pasalnya yang akan mengemudi adalah salah satu dari mereka bertiga.

"Mending kita main Truth or Dare" Reza mengutarakan ide.

Karena merasa itu adalah ide yang bagus, mereka berlima akhirnya memulai permainan tersebut.
Reza mengambil botol bekas lalu memutar botol tersebut.
Ujung botol menunjuk pada Afra.

"Truth or Dare?" Reza bertanya. Ia yang mendapat giliran pertama untuk bertanya.

"Truth,"

Reza berpikir, detik kemudian ia tersenyum.

"Kalo ada cewek yang caper sama Abidzar, gimana?"

Seketika Afra melotot, dengan semangat ia menjawab.

"Bakal gue jambak rambutnya, bakal gue kasih sambel itu mulutnya."

Seketika keempat sejoli itu melotot terkejut.

"Sadis pacar lo," Reza menceletuk.

Abidzar hanya terkekeh lalu mengelus rambut Afra.

"Oke, giliran gue."

Afra memutar botol dan berhenti di Vale.
Vale yang mendapat giliran, mengode dengan mimik wajahnya. Jangan sampai ia membahas soal Rezi.

"Truth or Dare?"

Vale menggigit bibir bawahnya, "Dare"

"Rebut kalung yang dipake Rezi terus lo pake sampe besok,"

Vale melirik ragu ke arah Rezi, sedangkan yang dilirik hanya menatap santai sambil mengunyah camilan.
Rezi membatin, Vale tidak akan berani merebut kalung itu. Namun dugaannya meleset saat Vale dengan berani menarik kalung itu dan membuat Rezi terperangah.

Vale memasang kalung itu dan merapikan rambut panjangnya. Ia menatap Rezi dengan takut.

"Maaf, Zi."

Rezi hanya diam.

Vale memutar botol dan berhenti di Abidzar.

"Truth or Dare?"

"Dare,"

Vale tersenyum. Ia mendapatkan ide untuk membalas Afra.

"Cium kening Afra,"

Reza berteriak heboh saat melihat wajah linglung Abidzar.

"Mampus,"

Rezi terkekeh, "Lakuin aja."

Abidzar mendekatkan wajahnya pada Afra. Bibirnya mencium kening Afra cukup lama dan membuat teman-temannya berteriak heboh.

"Hargai yang jomblo,"

Setelah menetralkan detak jantungnya, Afra menyuruh Abidzar memutar botol.
Berhenti di Rezi.

"Truth or Dare?"

Rezi berpikir, "Truth."

"Siapa nama cewek yang lo suka di sekolah?"

"Alina."

Jawaban Rezi membuat Vale terdiam kaku. Ia menatap kosong. Hatinya remuk saat mendengar jawaban yang dikatakan oleh Rezi.

Memang, Alina adalah anak donatur di sekolah. Ia juga cantik, ramah, dan baik.
Kepribadiannya yang baik membuat ia dikenal oleh banyak teman-temannya.

Afra yang duduk di samping Vale mengusap pundak Vale. Menenangkannya.
Vale tersenyum kecil. Ia mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

"Gue yang terakhir. Gue milih Dare," Reza membuka suara.

"Besok berangkat ke villa, lo harus nggak boleh pake baju!"

Reza mengangguk tanpa ragu.

"Gue buktiin besok!"

————————————————————

Hai!!!

Maaf baru update!!!

Suka nggak sama part nya?

Dukung terus yaa!!!

Ceritain juga ke temen-temen kalian biar makin rame!!!

Tunggu chapter selanjutnya dengan Reza tanpa baju :v

❤️❤️❤️

Abidzar (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang