Salah kirim!

142 9 2
                                    

Sudah seminggu sejak pertemuan gagal itu, Afra hanya diam di rumah. Tak berencana pergi kemana-mana. Pikirannya terlalu kacau untuk bertemu dengan orang lain. Bahkan saat waktunya makan, Sheina harus mengantarkan makanan ke kamar gadis itu dan menanyakan kebutuhannya. Sheina dan Wiranto sudah kehabisan banyak cara untuk membujuk anak semata wayangnya itu untuk keluar rumah. Setiap ditanya, ia hanya menggeleng lalu menjawab "Afra nggak mau kemana-mana". Vale yang sahabat dekatnya pun terkena tolakan Afra. Kali ini, Afra benar-benar menghindar dari semua orang.

Senin yang cerah ini, Afra sedang berberes di kamarnya, beberapa menit yang lalu, Sheina datang membawakan sarapannya. Ia menatap bosan dengan makanannya itu. Sudah beberapa hari ini, nafsu makannya menurun drastis. Jika perutnya sudah demo, barulah ia makan. Selebihnya, ia hanya minum susu dan makan camilan.

Pandangannya teralih saat pintu kamarnya diketuk seseorang, ia menaikkan sedikit alisnya.
"Masuk."

Pintu dibuka perlahan, wajah Afra seketika terkejut melihat sang pelaku.

"Hai. Long time no see."

"Kenapa disini?

Satria tersenyum, ia merasa sangat bersalah mengingat kejadian seminggu yang lalu. Sungguh, ia juga tidak tau bahwa gadis yang menjadi incarannya adalah mantan adiknya sendiri.

"Saya cuman mau memastikan keadaan kamu saja. Saya senang, kamu baik-baik aja."

Karena tak tau harus merespon bagaimana, Afra hanya mengangguk pelan. Ia lalu mengajak Satria turun ke ruang tamu agar tak menimbulkan hal-hal buruk yang bisa saja terjadi di kamarnya.

Setelah Satria duduk, Afra mengambilkan minum dan sedikit camilan untuknya. Keduanya sama-sama diam, tak tau harus mulai darimana.

"Afra, saya minta maaf untuk kejadian seminggu yang lalu. Sungguh, saya tidak tau kalau kamu mantan pacar adik saya, Abidzar."

Afra mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia hanya tersenyum kecil. "Nggak apa-apa."

"Kamu marah sama saya?"

Afra menggeleng pelan.
"Nggak, gue cuman marah sama keadaan. Keadaan dimana gue harus tersiksa seperti ini."

Satria mengangguk mengerti.
"Saya pamit pulang dulu, ada urusan yang harus saya urus. Maaf mengganggu."

Lantas ia segera meninggalkan rumah Afra dan masuk ke dalam mobilnya. Di dalam mobil, ia bernafas lega. Ia kira Afra marah padanya, atau bahkan membencinya. Tapi itu sudah tidak perlu ia khawatirkan.

——————————————————————

Malam harinya, setelah ia dipaksa Wiranto untuk makan bersama, ia merebahkan diri di kasurnya. Tangannya mengambil ponsel dan berniat akan bermain game mobile legend yang tengah hits di kalangan remaja saat ini.
Saat melihat sampah di galerinya menumpuk, ia berniat memindahkan fotonya ke grup yang berisi dirinya sendiri untuk jaga-jaga. Setelah memilih foto, ia langsung mengirimkan.
Sambil menunggu, ia menengguk air putih yang ada di atas meja belajarnya.

Membuka ponsel, ia baru sadar bahwa foto yang ia kirim, ditujukan pada ABIDZAR!

GAWAT!!!

Dengan cepat, ia segera menghapus foto itu dan saking terburu-burunya, ia malah memilih opsi "hapus untuk dirinya sendiri".

GILA! INI NAMANYA CARI MATI!

Di dalam foto yang akan ia kirim itu, ada foto pribadinya yang bersifat sangat rahasia. Bagaimana bisa itu ia kirim pada Abidzar?!

Abidzar (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang