Seorang pemuda sedang berlari menyusuri koridor Rumah Sakit ternama di Jakarta. Dia tak mempedulikan peluh yang menetes di pelipisnya. Nafasnya terengah dengan ekspresi wajah paniknya. Dalam hati dia merasa takut. Dia tidak ingin lagi kehilangan sosok yang kini sangat berarti dalam hidupnya, yaitu sang Kakek.
Tadi dia sedang bersama kekasihnya saat Asisten sekaligus orang kepercayaan sang Kakek menelepon memberi kabar bahwa kakeknya terlibat kecelakaan dan dibawa ke Rumah Sakit. Tanpa banyak bertanya, dia langsung bergegas pergi setelah lebih dulu meminta sang kekasih untuk pulang sendiri menggunakan taksi.
Dia terengah dan mengambil napas panjang saat tiba di depan ruang ICCU dan mendapati Pak Anton Asisten sang Kakek duduk di kursi tunggu. Begitu melihat Tuan Muda'nya, Pak Anton langsung berdiri dan menyapanya.
"Den Arka kesini lari?" tanya Pak Anton.
Tak mengindahkan pertanyaan Pak Anton, pemuda bernama Arka tersebut malah bertanya balik, "Kakek dimana Pak?"
"Tuan di dalam Den, silahkan masuk!" jawab Pak Anton.
Arka mendorong pintu ruang ICCU perlahan. Jujur, dia takut mengetahui jika kondisi kakeknya tidak baik-baik saja. Dia menghela nafas pelan lalu melangkahkan kakinya masuk.
Dia mengernyit bingung sekaligus lega saat mendapati sosok pria paruh baya itu duduk di atas kursi roda dalam keadaan baik-baik saja, hanya terlihat sedikit luka gores di keningnya. Arka lalu mendekati sang Kakek yang sedang memandangi seorang gadis yang berada di atas ranjang Rumah Sakit lengkap dengan beberapa alat medis yang menempel di tubuh gadis itu.
"Syukurlah Kakek baik-baik saja. Aku panik waktu Pak Anton telepon tadi," ucap Arka jujur, lalu dia mencium punggung tangan sang Kakek.
"Kakek ceroboh sampai gadis ini yang menjadi korban," kata Kakek setelah menghela napas berat.
"Pikirkan kondisi Kakek dulu. Kakek udah diperiksa? Luka Kakek udah diobatin belum?" cecar Arka.
"Sudah tadi," jawab Kakek.
"Kata Dokter gimana, Kakek gak pa-pa kan?" tanya Arka memastikan.
"Kakek gak apa-apa tapi..... gadis ini sekarang koma," jawab Kakek.
"Syukurlah, aku lega Kakek gak pa-pa. Emang dia siapa Kek? Kok Kakek nungguin dia di sini?" tanya Arka lalu memandang ke arah gadis itu.
"Dia tertabrak mobil karna nolongin Kakek tadi," sahut Kakek.
"Astaga! Kok bisa?" tanya Arka lagi.
Kakek menghela napas, "Kakek ceroboh, Kakek gak lihat kondisi jalanan pas mau nyebrang tadi. Harusnya tadi Kakek yang ketabrak tapi gadis ini mendorong Kakek ke tepi jalan dan..... dia yang tertabrak!" terang Kakek.
"Baik bener ya Kek cewek ini," sahut Arka.
"Dia koma karena Kakek, dan Kakek akan mengurusnya sampai sembuh," kata Kakek.
"Keluarganya udah dikasih tau belum?" tanya Arka.
"Anton sedang mengutus orang untuk menyelidiki gadis ini. Di tasnya ada identitas dan ponselnya juga tadi kata Anton," jawab Kakek.
"Semoga dia cepet siuman ya Kek, kasian dia, pasti keluarganya juga lagi nyariin dia sekarang," kata Arka kemudian.
***
Setelah makan malam, Kakek Surya memilih istirahat di kamarnya. Hatinya diliputi rasa bersalah. Karenanya, kini seorang gadis sedang berjuang bertahan untuk tetap bisa hidup. Kakek menghela nafas panjang, bingung harus bagaimana jika bertemu dengan keluarga gadis itu.
Terdengar suara ketukan pintu kamarnya. Kakek lalu beranjak membukanya. Pak Anton tampak berdiri di depan pintu sambil membawa berkas-berkas dokumen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pertama (END)
General Fiction{18+}..... "Aku tau kehadiranku tak kau inginkan. Tapi akupun juga terluka. Aku menanggung banyak luka seorang diri sejak dulu. Hingga aku hampir terbiasa dengan semua luka itu." ~ Kanaya Maheswari "Loe itu penganggu! Kehadiran loe cuma ngerusak mas...