Arka duduk di kursi meja makan dengan mata terpejam. Tangan kanannya dia tumpukan di meja untuk menopang sebagian wajahnya. Dia merasa belum terlalu sehat. Tapi dia harus berangkat ke kantor pagi ini.
Semalam Pak Anton menelepon dan mengatakan bahwa Arka harus hadir di rapat hari ini.
Arka membuka matanya saat mendengar suara langkah kaki. Dia mengarahkan pandangannya pada objek yang sedang berjalan menuruni anak tangga. Tampak Naya sedang berjalan sambil mengecek ponselnya. Gadis itu tak menyadari keberadaan Arka yang memperhatikannya.
Melihat penampilan dan perawakan tubuh Naya seperti melihat seorang gadis remaja SMA. Orang yang baru bertemu Naya pasti akan tertipu dengan usianya. Mereka pasti mengira kalau Naya masih berumur belasan tahun. Naya tampak imut dan manis dalam kesederhanaan penampilannya.
Arka menghela napas pelan lalu segera membuka suara. "Loe bisa cepet gak?"
Naya mengalihkan pandangan dari ponsel ke sumber suara. Dia melihat Arka menatapnya dengan sorot datarnya. Naya lalu bergegas menghampiri Arka.
"Maaf Kak. Tadi ku pikir udah ada Kak Vanya yang nemenin Kakak sarapan," ucap Naya yang tentu saja tak mendapat jawaban dari Arka.
Setelah meletakkan tas dan ponselnya, Naya lalu mengambil piring Arka dan mengisinya dengan menu sarapan yang tadi dia buat bersama Bi Yani.
Ternyata Arka mengingat dirinya dengan tidak memulai sarapan tanpa dirinya. Ya... meskipun itu hanya karena Arka membutuhkan dia menyiapkan makanan di piringnya, tak apa. Itu sudah jadi tugas seorang istri kan untuk melayani suaminya?
Setelah mengambil makanan juga untuk dirinya sendiri, Naya pun duduk di kursinya.
"Kak Vanya gak ikut sarapan Kak?" tanya Naya.
"Masih nginep di apartemen," jawab Arka datar dan tanpa sedikitpun melirik Naya.
"Tapi kemarin Kak Vanya seharian di rumah kan?" tanya Naya lagi.
Arka hanya menjawab dengan gumaman. Naya tahu, Arka mungkin sudah tak ingin mendengar pertanyaannya. Karena itu Naya memilih diam dan melanjutkan menyuapkan makanan ke mulutnya.
Setelah beberapa saat dalam keheningan, Arka menyudahi sarapannya karena makanan di piringnya sudah habis. Dia lalu meneguk air putihnya.
Naya memperhatikan Arka sebentar, lalu dia memberanikan diri membuka suaranya. "Kak, aku minta izin buat aktif kerja di Cafe ya. Tadinya aku sempat jarang pergi ke sana karena fokus ngajar les. Tapi sekarang aku udah gak ngajar les lagi, aku milih buat kembali ke Cafe aja. Boleh kan Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pertama (END)
General Fiction{18+}..... "Aku tau kehadiranku tak kau inginkan. Tapi akupun juga terluka. Aku menanggung banyak luka seorang diri sejak dulu. Hingga aku hampir terbiasa dengan semua luka itu." ~ Kanaya Maheswari "Loe itu penganggu! Kehadiran loe cuma ngerusak mas...